SAMOSIR , SUMUTPOS.CO – Pesatnya perkembangan teknologi membuat budaya dan bahasa asli Sumatera Utara semakin terkikis. Demikian juga dengan kerukunan umat beragama yang mulai memudar. Hal ini membuat Bupati Simalungun JR Saragih bergegas ingin membenahinya dengan semangat baru Sumatera Utara.
“Melalui peranan orangua, sekolah memiliki fungsi penting dalam memperkuat nilai keagamaan, sehingga pemerintah bisa berperan di dalamnya. Cara inilah yang bisa membuat budaya dan agama tetap abadi. Otomatis, budaya di Sumatera Utara tidak akan pernah hilang sampai kapanpun,” kata Bupati Simalungun JR Saragih dalam pertemuan dengan para pastor di Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael Panguruan, Samosir, Sumatera Utara, Rabu (15/2).
Selain bersilaturahmi, pria lulusan SMA Iklas Prasasti di Kemayoran, Jakarta Pusat ini bersama pastor juga membahas soal kemajuan pembangunan yang ada khususnya di Danau Toba. Diakuinya, melalui umat Katolik, maka budaya dan bahasa yang ada di Sumatera Utara bisa terus dipertahankan. Terlebih, melalui agama maka budaya dan bahasa yang ada bisa diketahui oleh khalayak luas bukan saja masyarakat Sumatera Utara.
“Coba Anda lihat, apa yang dikerjakan umat Katolik? Di mana, sekarang Katolik lebih berbudaya, dia (Pastor-red) pergi ke Karo di sana budaya dihidupkan. Kemudian dia pergi ke Samosir, dihidupkan juga budaya dan bahasa di sana. Jadi, kalau budaya melalui katolik, atau gereja-gereja suku bisa membuat budaya dan bahasa bertumbuh dengan baik sehingga bahasa keaslian terjaga dengan baik,” bebernya lagi.
SAMOSIR , SUMUTPOS.CO – Pesatnya perkembangan teknologi membuat budaya dan bahasa asli Sumatera Utara semakin terkikis. Demikian juga dengan kerukunan umat beragama yang mulai memudar. Hal ini membuat Bupati Simalungun JR Saragih bergegas ingin membenahinya dengan semangat baru Sumatera Utara.
“Melalui peranan orangua, sekolah memiliki fungsi penting dalam memperkuat nilai keagamaan, sehingga pemerintah bisa berperan di dalamnya. Cara inilah yang bisa membuat budaya dan agama tetap abadi. Otomatis, budaya di Sumatera Utara tidak akan pernah hilang sampai kapanpun,” kata Bupati Simalungun JR Saragih dalam pertemuan dengan para pastor di Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael Panguruan, Samosir, Sumatera Utara, Rabu (15/2).
Selain bersilaturahmi, pria lulusan SMA Iklas Prasasti di Kemayoran, Jakarta Pusat ini bersama pastor juga membahas soal kemajuan pembangunan yang ada khususnya di Danau Toba. Diakuinya, melalui umat Katolik, maka budaya dan bahasa yang ada di Sumatera Utara bisa terus dipertahankan. Terlebih, melalui agama maka budaya dan bahasa yang ada bisa diketahui oleh khalayak luas bukan saja masyarakat Sumatera Utara.
“Coba Anda lihat, apa yang dikerjakan umat Katolik? Di mana, sekarang Katolik lebih berbudaya, dia (Pastor-red) pergi ke Karo di sana budaya dihidupkan. Kemudian dia pergi ke Samosir, dihidupkan juga budaya dan bahasa di sana. Jadi, kalau budaya melalui katolik, atau gereja-gereja suku bisa membuat budaya dan bahasa bertumbuh dengan baik sehingga bahasa keaslian terjaga dengan baik,” bebernya lagi.