28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ijeck Resmikan Masjid Al Musannif di Desa Tanjung Merahe

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Yayasan Haji Anif (YHA), yang juga Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah, meresmikan Masjid Al Musannif Desa Tanjung Merahe, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo. Masjid ke-25 dari rencana 99 masjid yang akan dibangun oleh YHA ini, menjadi masjid pertama di desa yang memiliki sekitar 30 KK beragama Islam tersebut.

Dalam sambutannya, Ijeck, sapaan karib Musa Rajekshah, menyampaikan, kedatangannya ke Desa Tanjung Merahe merupakan yang kedua kali.

“Ini kali kedua saya ke sini. Pertama waktu Ramadan tahun lalu, melihat lahan untuk masjid ini, dan kami berkumpul dengan masyarakat. Kami dapat info dari sahabat orang tua saya, Bapak Syahril Pasaribu, mantan Rektor USU, di desa ini tak ada masjid. Beliau menyampaikan ke orangtua saya, pada waktu itu desa ini umat Islamnya beribadah tak ada masjid. Kalau Ramadan, terpaksa meminjam tempat Bapak Saksi Ginting,” ungkap Ijeck, Senin (14/3) lalu.

Ijeck pun langsung mendapat amanah dari almarhum ayahnya, H Anif, untuk melihat Desa Tanjung Merahe.

“Maka saya ditemani istri, saat itu datang ke sini sambil menyampaikan niat ingin membangun masjid. Itulah asal muasal cerita bisa sampe di sini. Alhamdulilah, ada Bapak Saksi Ginting yang ternyata mau merelakan lahannya untuk dibangun masjid. Salutnya, bapak ini agamanya adalah Nasrani. Beginilah besarnya toleransi di Karo ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengaku membawa tamunya dari Islam United Jogjakarta, untuk melihat secara langsung toleransi beragama yang ada di Desa Tanjung Merahe tersebut.

“Mereka ingin melihat bagaimana toleransi agama di Karo. Dan semoga toleransi di Karo ini bisa jadi percontohan di seluruh Indonesia,” jelas Ijeck.

Ijeck pun kembali mengisahkan keinginan Almarhum H Anif, untuk membangun 99 masjid.

“Kebetulan almarhum memiliki amanah kepada kami anak-anaknya. Beliau sampaikan waktu itu, lebih kurang 2 tahun sebelum wafat, ingin bangun 99 masjid. Coba kau bantu supaya cepat, saya sudah siapkan uangnya, selagi masih hidup, saya lagi persiapkan kematian saya, kata Dadak. Saya bilang, Dadak jangan bilang gitu. Berjalan waktu, Alhamdulillah, sudah 24 masjid terbangun, dan ini masjid ke-25, dan sedang pembangunan beberapa masjid yang lain. Harapan kami, semoga bisa kami selesaikan,” harapnya.

Menanggapi hal ini, warga Desa Tanjung Merahe, Boleh Ngene Ginting menyampaikan, sejak 1991 dia tinggal di desa tersebut, baru kali ini ada masjid.

“Selama ini kami salat di rumah, kalau Ramadan ada pakai rumah Pak Saksi Ginting. Alhamdulillah, ini dia wakafkan tanahnya buat dibangun masjid. Kami senang sekali, tak tahu mau bilang apa. Semoga Pak Ijeck dan keluarga sehat dan rezekinya berlimpah. Ramadan sebentar lagi, semoga bisa kami gunakan untuk ibadah,” harapnya.

Dia pun menceritakan, niat warga ingin membangun masjid sudah lama, namun terkendala dana.

“Dulu Pak Saksi Ginting itu menawarkan, bangunlah masjid di tanahku itu. Dia lihat ada gereja, tapi masjid tak ada. Jadi senang hatinya memberikan tanahnya. Setelah itu, kami pun buat proposal bantuan, akhirnya sampailah kabar itu ke Almarhum H Anif. Sebelumnya kami kalau Salat Jumat ke kampung sebelah, di Ujung Deleng,” beber Boleh.

Pada kesempatan sama, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, menyampaikan secara pribadi dan atas nama Pemkab Karo, berterima kasih sebesar-besarnya atas berdirinya Masjid Al Musannif.

“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Haji Anif atas pembangunan masjid ini. Kami merasa terbantu terutama mewujudkan masyarakat sejahtera dan berkarakter religius,” ujarnya.

Pemkab Karo, lanjutnya, terus mendukung segala bentuk pembangunan keagamaan di tengah-tengah masyarakat.

“Baik itu pembangunan spiritual, karakter, begitu juga pembinaan umat. Untuk itu pembangunan masjid ini, bisa jadi perajut nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih dalam kehidupan toleransi beragama,” pungkas Cory. (gus/deo/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Yayasan Haji Anif (YHA), yang juga Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah, meresmikan Masjid Al Musannif Desa Tanjung Merahe, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo. Masjid ke-25 dari rencana 99 masjid yang akan dibangun oleh YHA ini, menjadi masjid pertama di desa yang memiliki sekitar 30 KK beragama Islam tersebut.

Dalam sambutannya, Ijeck, sapaan karib Musa Rajekshah, menyampaikan, kedatangannya ke Desa Tanjung Merahe merupakan yang kedua kali.

“Ini kali kedua saya ke sini. Pertama waktu Ramadan tahun lalu, melihat lahan untuk masjid ini, dan kami berkumpul dengan masyarakat. Kami dapat info dari sahabat orang tua saya, Bapak Syahril Pasaribu, mantan Rektor USU, di desa ini tak ada masjid. Beliau menyampaikan ke orangtua saya, pada waktu itu desa ini umat Islamnya beribadah tak ada masjid. Kalau Ramadan, terpaksa meminjam tempat Bapak Saksi Ginting,” ungkap Ijeck, Senin (14/3) lalu.

Ijeck pun langsung mendapat amanah dari almarhum ayahnya, H Anif, untuk melihat Desa Tanjung Merahe.

“Maka saya ditemani istri, saat itu datang ke sini sambil menyampaikan niat ingin membangun masjid. Itulah asal muasal cerita bisa sampe di sini. Alhamdulilah, ada Bapak Saksi Ginting yang ternyata mau merelakan lahannya untuk dibangun masjid. Salutnya, bapak ini agamanya adalah Nasrani. Beginilah besarnya toleransi di Karo ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengaku membawa tamunya dari Islam United Jogjakarta, untuk melihat secara langsung toleransi beragama yang ada di Desa Tanjung Merahe tersebut.

“Mereka ingin melihat bagaimana toleransi agama di Karo. Dan semoga toleransi di Karo ini bisa jadi percontohan di seluruh Indonesia,” jelas Ijeck.

Ijeck pun kembali mengisahkan keinginan Almarhum H Anif, untuk membangun 99 masjid.

“Kebetulan almarhum memiliki amanah kepada kami anak-anaknya. Beliau sampaikan waktu itu, lebih kurang 2 tahun sebelum wafat, ingin bangun 99 masjid. Coba kau bantu supaya cepat, saya sudah siapkan uangnya, selagi masih hidup, saya lagi persiapkan kematian saya, kata Dadak. Saya bilang, Dadak jangan bilang gitu. Berjalan waktu, Alhamdulillah, sudah 24 masjid terbangun, dan ini masjid ke-25, dan sedang pembangunan beberapa masjid yang lain. Harapan kami, semoga bisa kami selesaikan,” harapnya.

Menanggapi hal ini, warga Desa Tanjung Merahe, Boleh Ngene Ginting menyampaikan, sejak 1991 dia tinggal di desa tersebut, baru kali ini ada masjid.

“Selama ini kami salat di rumah, kalau Ramadan ada pakai rumah Pak Saksi Ginting. Alhamdulillah, ini dia wakafkan tanahnya buat dibangun masjid. Kami senang sekali, tak tahu mau bilang apa. Semoga Pak Ijeck dan keluarga sehat dan rezekinya berlimpah. Ramadan sebentar lagi, semoga bisa kami gunakan untuk ibadah,” harapnya.

Dia pun menceritakan, niat warga ingin membangun masjid sudah lama, namun terkendala dana.

“Dulu Pak Saksi Ginting itu menawarkan, bangunlah masjid di tanahku itu. Dia lihat ada gereja, tapi masjid tak ada. Jadi senang hatinya memberikan tanahnya. Setelah itu, kami pun buat proposal bantuan, akhirnya sampailah kabar itu ke Almarhum H Anif. Sebelumnya kami kalau Salat Jumat ke kampung sebelah, di Ujung Deleng,” beber Boleh.

Pada kesempatan sama, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, menyampaikan secara pribadi dan atas nama Pemkab Karo, berterima kasih sebesar-besarnya atas berdirinya Masjid Al Musannif.

“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Haji Anif atas pembangunan masjid ini. Kami merasa terbantu terutama mewujudkan masyarakat sejahtera dan berkarakter religius,” ujarnya.

Pemkab Karo, lanjutnya, terus mendukung segala bentuk pembangunan keagamaan di tengah-tengah masyarakat.

“Baik itu pembangunan spiritual, karakter, begitu juga pembinaan umat. Untuk itu pembangunan masjid ini, bisa jadi perajut nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih dalam kehidupan toleransi beragama,” pungkas Cory. (gus/deo/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/