Terpisah, Janner Jhoni Sirait yang ditemui di ruang kerjanya, mengamini pihaknya menolak semua aspirasi masyarakat. Dia menyebutkan, rencana penggusuran itu karena didesak pihak kecamatan. “Kan sudah merusak estetika. Kenapa mereka saya yang berjualan di situ? Warga lain juga mau, tapi mereka taat hukum. Karena dik situ kan lahan negara,” kata pria berkumis ini.
Dia juga menyebutkan, pihaknya sudah berbaik hati dengan memberikan kesempatan untuk pindah. “Sebenarnya, tanggal 10 kemarin sudah harus diputus arus listrik ke situ. Soalnya ada surat dari camat minta itu ditertibkan. Kita sudah lakukan beberapa kali pertemuan, sampai mereka membentuk asosiasi pedagang. Bahkan sudah kita bahas dengan muspika setempat,” katanya.
Dia juga bersikeras, bila pun pedagang mengaku ada menyewa lahan itu untuk berjualan, hal itu tanpa sepengetahuan Pertamina. “Lagian dari sisi estetika, kan kurang cocok. Ya kita masih tetap untuk mengeksekusi pada tanggal 20 April nanti,” sebutnya.
“Solusi lain sudah tidak ada lagi. Karena kan kita sudah kasih waktu cukup lama. Tolong lah kita pahami bersama bahwa itu adalah tanah negara. Saat ini, di lokasi itu selalu saja banjir karena paritnya tumpat dan sangat kumuh,” ketus Jhoni Sirait seraya memastikan pihaknya tidak akan memfasilitasi relokasi karena itu adalah domainnya Pemkab Langkat.
Begitu juga ketika disinggung soal CSR, Jhoni Sirait mengaku pihaknya selalu memberikan bantuan kepada masyarakat. “Walau pun kilang kita sedang mati tidak produksi, kita tetap kok membagikan CSR,” akunya.
Soal tudingan penjualan-penjualan aset, dia mengaku itu bukan ranah instansi yang dipimpinnya. Sebab saat ini tentang aset sudah ada dikelola oleh bagian khusus di Pertamina. “Soal rekruitmen warga setempat, gimana ya? Kilang kita saja mati,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Camat Pangkalan Brandan, Iliyas Ssos membantah pernyataan yang disebutkan Janner Jhoni Sirait. “Kita memang menyurati Pertamina. Tetapi kita bukan menyuruh digusur. Karena itu bukan hak kita. Kita cuma meminta agar lokasi pedagang itu ditata supaya rapi. Bukan digusur,” katanya.(jon/trg)