25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Pria Ini Koleksi 400 Lebih Batu Akik Bercorak Cantik

Foto: PM Sukri, warga Karya Wisata Medan Johor, mengoleksi 400-an batu akik bercorak.
Foto: PM
Sukri, warga Karya Wisata Medan Johor, mengoleksi 400-an batu akik bercorak.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Syukrinaldi, satu di antara pencinta batu akik di Medan. Warga Jalan Karyawisata, Komplek Rispa, Medan Johor, ini telah mengumpulkan 400-an batu akik dari berbagai jenis. Ini belum termasuk jenis batu mentah yang belum diolah menjadi batu cincin.

“Saya hobi mengoleksi batu ini sejak usia 15 tahun. Jadi saat batu akik menjadi tren seperti sekarang ini, saya enggak kaget lagi,” kata pria berusia 56 tahun ini saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Hobi mengoleksi batu akik yang dilakukan ayah tiga anak ini ternyata sudah turunan. Ayahnya merupakan mantan anggota TNI, juga memiliki hobinya yang sama. Saking hobinya, sang ayah menyimpan buku yang mengulas berbagai jenis batu yang dapat menjadi perhiasan.

”Saya sempat membaca bukunya. Dalam buku itu diuraikan, jenis batu perhiasan yang ada di dunia ini sebenarnya ada tiga jenis, yakni batu mulia, batu akik, dan batu fosil,” papar Pegawai Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan ini.

Batu perhiasan dengan kualitas tinggi, kata Syukri adalah batu mulia. Disusul batu fosil, dan batu akik. “Kendati begitu, batu fosil bisa saja bernilai tinggi, jika di dalamnya ada motif gambar seperti nyamuk, akar pohon, dan lainnya. Begitu juga dengan batu akik, bisa juga bernilai tinggi bila ada corak gambar, seperti huruf dan angka di dalam batu akik,” paparnya.

Jadi perbedaan gambar yang muncul pada batu fosil dan batu akik adalah prosesnya. Kalau batu fosil biasanya corak gambar yang muncul karena ada sesuatu benda seperti binatang dan tumbuh yang sudah lama mati kemudian mengeras menjadi batu. Sedangkan corak gambar dan tulisan pada batu akik, biasa muncul secara alami.

Nah, saat ini Syukri juga memiliki berbagai jenis batu, baik itu yang bercorak maupun tidak. Coraknya cantik-cantik. “Kalau yang tren sekarang ini batu akik yang bercorak, saya ada mengoleksi puluhan batu bercorak,” akunya sembari menunjukkan berbagai jenis batu.

Untuk sekarang ini, Syukri tidak hanya mengoleksi. Dia sudah membisniskan batu-batunya tersebut. “Hampir setiap hari saya didatangi untuk menanyakan seputar batu-batu tersebut, bahkan pebisnis batu akik yang ada di Medan sering datang ke rumah saya,” katanya.

Masalah harga, kata Syukri itu bervariasi, dari ratusan hingga puluhan juta. “Kalau bercorak gambar, biasanya saya bandrol tinggi,” katanya.(azw/adz-smg)

Foto: PM Sukri, warga Karya Wisata Medan Johor, mengoleksi 400-an batu akik bercorak.
Foto: PM
Sukri, warga Karya Wisata Medan Johor, mengoleksi 400-an batu akik bercorak.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Syukrinaldi, satu di antara pencinta batu akik di Medan. Warga Jalan Karyawisata, Komplek Rispa, Medan Johor, ini telah mengumpulkan 400-an batu akik dari berbagai jenis. Ini belum termasuk jenis batu mentah yang belum diolah menjadi batu cincin.

“Saya hobi mengoleksi batu ini sejak usia 15 tahun. Jadi saat batu akik menjadi tren seperti sekarang ini, saya enggak kaget lagi,” kata pria berusia 56 tahun ini saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Hobi mengoleksi batu akik yang dilakukan ayah tiga anak ini ternyata sudah turunan. Ayahnya merupakan mantan anggota TNI, juga memiliki hobinya yang sama. Saking hobinya, sang ayah menyimpan buku yang mengulas berbagai jenis batu yang dapat menjadi perhiasan.

”Saya sempat membaca bukunya. Dalam buku itu diuraikan, jenis batu perhiasan yang ada di dunia ini sebenarnya ada tiga jenis, yakni batu mulia, batu akik, dan batu fosil,” papar Pegawai Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan ini.

Batu perhiasan dengan kualitas tinggi, kata Syukri adalah batu mulia. Disusul batu fosil, dan batu akik. “Kendati begitu, batu fosil bisa saja bernilai tinggi, jika di dalamnya ada motif gambar seperti nyamuk, akar pohon, dan lainnya. Begitu juga dengan batu akik, bisa juga bernilai tinggi bila ada corak gambar, seperti huruf dan angka di dalam batu akik,” paparnya.

Jadi perbedaan gambar yang muncul pada batu fosil dan batu akik adalah prosesnya. Kalau batu fosil biasanya corak gambar yang muncul karena ada sesuatu benda seperti binatang dan tumbuh yang sudah lama mati kemudian mengeras menjadi batu. Sedangkan corak gambar dan tulisan pada batu akik, biasa muncul secara alami.

Nah, saat ini Syukri juga memiliki berbagai jenis batu, baik itu yang bercorak maupun tidak. Coraknya cantik-cantik. “Kalau yang tren sekarang ini batu akik yang bercorak, saya ada mengoleksi puluhan batu bercorak,” akunya sembari menunjukkan berbagai jenis batu.

Untuk sekarang ini, Syukri tidak hanya mengoleksi. Dia sudah membisniskan batu-batunya tersebut. “Hampir setiap hari saya didatangi untuk menanyakan seputar batu-batu tersebut, bahkan pebisnis batu akik yang ada di Medan sering datang ke rumah saya,” katanya.

Masalah harga, kata Syukri itu bervariasi, dari ratusan hingga puluhan juta. “Kalau bercorak gambar, biasanya saya bandrol tinggi,” katanya.(azw/adz-smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/