MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang Lebaran 2019, Dinas Perhubungan Sumatera Utara menyusun rencana operasi. Dishub telah memetakan lokasi jalan yang rusak, titik rawan longsor, titik banjir, titik macet, dan titik rawan kecelakaan lalu-lintas di wilayah Sumut. Untuk titik rawan longsor, total ada 51 titik di Sumatera Utara.
ADAPUN lokasi rawan longsor yang dipetakan di Sumut terdapat 51 titik, tersebar di Tanah Karo (4 lokasi), Dairi (3), Samosir (1), Tobasa (2), Pakpak Bharat (6), Sidimpuan (1), Sibolga (2), Tapteng (3), Madina (15), Medan (2), Asahan (1), Simalungun (2), Tapanuli Utara (4), dan Tapanuli Selatan (5).
“Sedangkan lokasi jalan yang rusak sebanyak 41 lokasi atau titik. Terdiri dari Kabupaten Mandailing Natal (22 lokasi), Belawan (5 lokasi), Medan, Binjai, Labuhanbatu dan Tanah Karo masing-masing terdapat tiga lokasi, Padangsidimpuan dan Tapanuli Selatan masing-masing satu lokasi,” kata Kepala Bidang Lalulintas Dishub Sumut, Darwin Purba, usai rapat koordinasi lanjutan sekaitan persiapan angkutan jelang Lebaran 2019, Rabu (15/5).
Lokasi rawan banjir terdapat 36 titik yang tersebar di Tanah Karo (2 lokasi), Tapteng (2), Sidimpuan (1), Madina (10), Medan (8), Deliserdang (2), Sergai (2), Tebingtinggi (3), Asahan (1), Simalungun (1), dan Labuhanbatu (4).
“Sedangkan untuk lokasi rawan macet terdapat di 92 titik yang tersebar dihampir kabupaten dan kota di Sumut. Lalu untuk lokasi rawan kecelakaan lalu lintas, perkiraan kitan
terdapat di 49 lokasi antara lain Binjai (2 lokasi), Medan (4), Tobasa (2), Pakpak Bharat (2), Sidimpuan (1), Tapteng (1), Madina (2), Langkat (8), Pelabuhan Belawan (3), Deliserdang (2), Sergai (8), Tebingtinggi (3), Batubara (3), Tanjungbalai (2), Siantar (5), Labuhanbatu (3), dan Taput (1),” pungkasnya.
Puncak Arus Balik 9 Juni
Pembatasan angkutan barang dimulai sejak 31 Mei menjelang puncak arus mudik, atau lima hari memasuki momen Lebaran, sampai pada 2 Juni mendatang.
“Selanjutnya di puncak arus balik juga demikian yang kami perkirakan pada 9 Juni. Selama tiga hari, mulai 8-10 Juni, angkutan barang juga dilarang untuk beroperasi. Sedangkan untuk posko Lebaran, kita rencanakan dimulai pada 29 Mei mendatang,” kata Darwin.
Rapat kali ini masih bersifat internal, sebelum nantinya mengundang instansi terkait seperti Ditlantas Polda Sumut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut serta pengelola jalan tol.
Untuk prediksi penumpang dan kapasitas angkutan yang tersedia, Dishub sudah memetakan rata-rata kenaikan penumpang secara agregat sebesar 14% di tahun ini. Khusus transportasi darat seperti bus, akan terdapat kenaikan penumpang 5% dari tahun lalu, yakni dari 87.584 orang menjadi 91.963 orang. Pada jalur kereta api kenaikan penumpang diperkirakan signifikan yaitu 15%, dari 247.576 orang menjadi 284.701 orang.
“Sedangkan untuk jalur udara prediksi kita ada kenaikan penumpang 15% dan laut 10%, kita hitung mulai H-7 sampai dengan H+7 Lebaran. Khusus perkiraan penumpang transportasi darat, kita ambil berdasarkan data BPTD dari Terminal Pinang Baris, Amplas, Siantar dan Tarutung,” kata Darwin.
Untuk kesiapan sarana bus AKAP dan AKDP 2019, tidak jauh berbeda dengan ketersediaan pada 2018. Antara lain untuk jenis bus sebanyak 1.101 unit atau 19.596 seat/kursi; jenis MPU sebanyak 836 unit atau 6.858 kursi; pemadu moda KNIA terdiri dari bus sebanyak 384 unit; dan taksi sebanyak 5.184 unit. Total angkutan 5.568 unit.
Sementara jenis bus AKAP tersedia 615 unit dengan memiliki 24.600 kursi. “Total kapasitas kursi yang tersedia sebanyak 48.594 kursi,” sebutnya.
Pintu Tol Marelan Dibuka
Demi kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini, operator Jalan Tol Medan-Binjai, PT Hutama Karya akhirnya resmi membuka gerbang tol seksi 1, Marelan-Helvetia. Diharapkan, jalur fungsional baru ini menjadi alternatif bagi pemudik saat Lebaran nanti, baik dari Medan-Aceh ataupun sebaliknya serta menyambung ruas tol yang telah beroperasi sebelumnya, Belawan-Tanjungmorawa.
Kepala Bagian Operasi Jalan Tol Medan-Binjai PT Hutama Karya, Bhaskoro Rindargo mengatakan, gerbang tol seksi 1 Marelan ini telah dibuka sejak 13 Mei 2019 mulai pukul 00.00 WIB dini hari. “Sekarang gerbang tol Marelan sudah terbuka dan tidak ada penutupan kembali, baik sebelum maupun setelah Lebaran,” jelasnya.
Bhaskoro juga berharap, dengan dibukanya gerbang tol Marelan ini dapat meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas di kawasan Medan-Binjai. Menurutnya, Hutama Karya juga menyiapkan di masing-masing gerbang ada tempat peristirahatan atau rest area termasuk fasilitas musala, kamar mandi dan juga kantin untuk persiapan mudik.
Sementara untuk personel, telah disiagakan 24 jam mulai dari layanan transaksi, layanan lalu lintas hingga keamanan dari kepolisian. Akan tetapi khusus untuk pengemudi pengguna jalan tol Medan-Binjai PT Hutama Karya diimbau agar semua tetap jaga keselamatan, kecepatan dan cek layak kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh.
Jalan tol Medan-Binjai siap dilalui dengan total keseluruhan sepanjang 13,2 km, terdiri atas 2,7 km jalur fungsional di seksi 1 dari Helvetia sampai Marelan, dan 10,5 km jalur operasional pada seksi 2 Semayang ke Helvetia serta Seksi 3 Binjai ke Semayang. Tol Semayang-Marelan dikenakan tarif tol Rp9.000, Helvetia-Marelan Rp2.500 dan Binjai-Marelan biaya tolnya sebesar Rp13.000. (prn/bbs)