30.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Pasutri Ini Jual Ladang 6 Rantai Demi Naik Haji

Foto: Reza/PM Pasutri asal Sei Bamban, Langkat, Supomo dan Rusni, jual lading 6 rantai demi naik haji.
Foto: Reza/PM
Pasutri asal Sei Bamban, Langkat, Supomo dan Rusni, jual lading 6 rantai demi naik haji.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan bergandengan tangan, calon haji pasutri asal Sei Bamban, Langkat ini keluar dari aula King Abdul Aziz. Mereka berjalan menuju klinik kesehatan yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara ibadah haji, di Embarkasi Asrama Haji, Jalan AH Nasution, Medan.

Usai mendaftarkan cek kesehatan, Supomo dan Rusni duduk menunggu antrean. Saat dihampiri, kakek berumur 62 tahun ini mengaku harus rela menjual ladang seluas 6 rantai. “Saya naik haji karena jual ladang 6 rantai, yang saya tanami karet,” ucapnya seraya memegang tas warna biru.

Mendapat uang sebesar Rp41 juta, Supomo pun mengambil tabungannya untuk menutupi kekurangan uang untuk berangkat haji. “Tahun 2010 sudah saya daftarkan, karena uangnya kurang jadi saya ambil uang tabungan,” sambungnya.

Menurut bapak beranak empat ini, keberangkatan ke tanah suci sudah lama diingininya. “Memang saya sudah lama kepingin naik haji, kemarin saya beli ladang tahun 2006 lalu, memang untuk menabung. Jadi saya tanami karet. Begitu ada yang mau beli, saya jual. Kemarin saya beli cuma Rp6 juta,” jelas kakek bercucu 6 ini.

Hal senada juga dikatakan Rusni, dirinya sangat senang bisa berangkat haji. “Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur dan dapat dari ridho dari Allah,” ujar wanita berumur 56 tahun ini.

Menurutnya, keberangkatan haji ini sudah direncanakan namun dengan cara menabung dengan uang. “Pertama kami mau naik haji nabungnya dengan uang. Tapi, karena ada jual ladang murah kami beli. Rupanya lebih beruntung nabung dengan membeli ladang, dan lebih banyak untungnya,” ucap wanita berkulit putih ini sambil duduk berdampingan dengan sang suami.

Namun, ada yang unik dibawa Supomo ke tanah suci yakni ‘dokrak’ alias tusuk gigi. “Saya bawa dongkrak dari rumah, saya bawa satu plastik untuk dibawa ke Makkah,” ucapnya seraya tersenyum.

Menurutnya, itu sudah menjadi kebiasaannya untuk mencongkel gigi usai menyantap makanan. “Sudah kebiasaan congkel gigi kalau habis makan. Kalau disana kan payah carinya, jadi saya bawa dari rumah,” beber pria yang murah senyum ini.

Tak hanya itu, petani ini juga mengaku membawa tisu ke tanah suci. “Tisu juga ada, saya orangnya pembersih. Mana tau ada yang kotor kan bisa di lap pakai tisu,” ujarnya mengakhiri.

Supomo dan Rusni pun berangkat bersama 352 calon jamaah haji lainnya asal Kabupaten Langkat, Minggu (14/8) sekitar pukul 11.00 WIB. (eza/rbb)

Foto: Reza/PM Pasutri asal Sei Bamban, Langkat, Supomo dan Rusni, jual lading 6 rantai demi naik haji.
Foto: Reza/PM
Pasutri asal Sei Bamban, Langkat, Supomo dan Rusni, jual lading 6 rantai demi naik haji.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan bergandengan tangan, calon haji pasutri asal Sei Bamban, Langkat ini keluar dari aula King Abdul Aziz. Mereka berjalan menuju klinik kesehatan yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara ibadah haji, di Embarkasi Asrama Haji, Jalan AH Nasution, Medan.

Usai mendaftarkan cek kesehatan, Supomo dan Rusni duduk menunggu antrean. Saat dihampiri, kakek berumur 62 tahun ini mengaku harus rela menjual ladang seluas 6 rantai. “Saya naik haji karena jual ladang 6 rantai, yang saya tanami karet,” ucapnya seraya memegang tas warna biru.

Mendapat uang sebesar Rp41 juta, Supomo pun mengambil tabungannya untuk menutupi kekurangan uang untuk berangkat haji. “Tahun 2010 sudah saya daftarkan, karena uangnya kurang jadi saya ambil uang tabungan,” sambungnya.

Menurut bapak beranak empat ini, keberangkatan ke tanah suci sudah lama diingininya. “Memang saya sudah lama kepingin naik haji, kemarin saya beli ladang tahun 2006 lalu, memang untuk menabung. Jadi saya tanami karet. Begitu ada yang mau beli, saya jual. Kemarin saya beli cuma Rp6 juta,” jelas kakek bercucu 6 ini.

Hal senada juga dikatakan Rusni, dirinya sangat senang bisa berangkat haji. “Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur dan dapat dari ridho dari Allah,” ujar wanita berumur 56 tahun ini.

Menurutnya, keberangkatan haji ini sudah direncanakan namun dengan cara menabung dengan uang. “Pertama kami mau naik haji nabungnya dengan uang. Tapi, karena ada jual ladang murah kami beli. Rupanya lebih beruntung nabung dengan membeli ladang, dan lebih banyak untungnya,” ucap wanita berkulit putih ini sambil duduk berdampingan dengan sang suami.

Namun, ada yang unik dibawa Supomo ke tanah suci yakni ‘dokrak’ alias tusuk gigi. “Saya bawa dongkrak dari rumah, saya bawa satu plastik untuk dibawa ke Makkah,” ucapnya seraya tersenyum.

Menurutnya, itu sudah menjadi kebiasaannya untuk mencongkel gigi usai menyantap makanan. “Sudah kebiasaan congkel gigi kalau habis makan. Kalau disana kan payah carinya, jadi saya bawa dari rumah,” beber pria yang murah senyum ini.

Tak hanya itu, petani ini juga mengaku membawa tisu ke tanah suci. “Tisu juga ada, saya orangnya pembersih. Mana tau ada yang kotor kan bisa di lap pakai tisu,” ujarnya mengakhiri.

Supomo dan Rusni pun berangkat bersama 352 calon jamaah haji lainnya asal Kabupaten Langkat, Minggu (14/8) sekitar pukul 11.00 WIB. (eza/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/