26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tiga Warga Trans Kubur Diri di Madina

Foto: Ridwan Lubis/ Metro Tabagsel/SMG Warno bersama Agus dan Santoso melakukan aksi kubur diri karena kecewa hak mereka atas lahan 125 hektare tidak bisa mereka kuasai.
Foto: Ridwan Lubis/ Metro Tabagsel/SMG
Warno bersama Agus dan Santoso melakukan aksi kubur diri karena kecewa hak mereka atas lahan 125 hektare tidak bisa mereka kuasai.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga transmigrasi di Dusun Trans Bangdep, Desa Patiluban Mudik, Natal, Madina, mendatangi lahan mereka di Bukit Godang, Senin (13/10). Di lokasi ini, tiga warga nekat melakukan aksi kubur diri dengan menanam tubuh mereka hingga sebatas leher.

Warga juga membawa 100-an pohon pisang dan kemudian ditanami di lahan itu. Mereka

juga mendirikan tenda sekaligus memasak dan makan di situ, rencananya warga juga akan menginap di lahan tersebut sampai mereka mendapatkan kembali lahan seluas 125 hektare untuk 100 KK. Mereka menuntut pembebasan lahan karena sampai sekarang tidak bisa dikerjakan akibat tidak ada penyerahan lahan dari pemerintah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pantauan Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO), seratusan warga itu berangkat dari pemukiman mereka sekitar pukul 10.00 WIB dengan berjalan kaki menyusuri lokasi beberapa perusahaan perkebunan di daerah itu. Warga tiba di lahan bersengketa itu dua jam kemudian. Namun, sebelum tiba di lokasi, satu unit mobil yang membawa pohon pisang, tenda dan alat memasak tidak diizinkan melewati plang oleh pengaman kebun yang memakai atribut PT Sago Nauli. Meskipun telah dilakukan negosiasi antara kordinator aksi, tetapi tetap juga mobil yang membawa peralatan mereka tidak diizinkan masuk. Lalu, warga yang sudah tiba di lokasi menjemput satu per satu pohon pisang dan peralatan yang ada di dalam mobil.

Setelah memasak dan makan bersama di bawah tenda, masyarakat tidak banyak berkomentar atas aksi mereka itu, satu per satu warga menggali lobang dan dilanjutkan menanam pohon pisang. Dan yang menarik, ada tiga orang warga yang menggali lobang sekitar 1,5 meter. Dan ternyata tiga lobang itu dimasuki oleh tiga orang warga dengan mengucapkan Allohu Akbar dan mereka masuk ke dalam lobang dan warga yang lain menanam tubuhnya hingga sebatas leher.

Adapun tiga orang warga yang nekat kubur diri itu adalah Agus (33), Santoso (28) dan Warno (45). Mereka tidak banyak berkomentar dan hanya mengatakan kembalikan hak mereka, kembalikan lahan mereka.

“Kami hanya ingin hak kami dikembalikan, tanah kami dikembalikan, lebih baik kami mati jika hak kami tidak diberikan. Untuk apa lagi hidup kalau kami tidak memiliki lahan untuk dikerjakan dan diusahai, bagaimana kami bisa menghidupi keluarga jika tidak ada usaha kami,” ujar mereka.

Aksi unjukrasa warga ini dikawal petugas Polsek Natal dan petugas bantuan dari Polres Madina yang dikordinir langsung oleh Kapolsek Natal AKP J Nasution.

Foto: Ridwan Lubis/ Metro Tabagsel/SMG Warno bersama Agus dan Santoso melakukan aksi kubur diri karena kecewa hak mereka atas lahan 125 hektare tidak bisa mereka kuasai.
Foto: Ridwan Lubis/ Metro Tabagsel/SMG
Warno bersama Agus dan Santoso melakukan aksi kubur diri karena kecewa hak mereka atas lahan 125 hektare tidak bisa mereka kuasai.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga transmigrasi di Dusun Trans Bangdep, Desa Patiluban Mudik, Natal, Madina, mendatangi lahan mereka di Bukit Godang, Senin (13/10). Di lokasi ini, tiga warga nekat melakukan aksi kubur diri dengan menanam tubuh mereka hingga sebatas leher.

Warga juga membawa 100-an pohon pisang dan kemudian ditanami di lahan itu. Mereka

juga mendirikan tenda sekaligus memasak dan makan di situ, rencananya warga juga akan menginap di lahan tersebut sampai mereka mendapatkan kembali lahan seluas 125 hektare untuk 100 KK. Mereka menuntut pembebasan lahan karena sampai sekarang tidak bisa dikerjakan akibat tidak ada penyerahan lahan dari pemerintah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pantauan Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO), seratusan warga itu berangkat dari pemukiman mereka sekitar pukul 10.00 WIB dengan berjalan kaki menyusuri lokasi beberapa perusahaan perkebunan di daerah itu. Warga tiba di lahan bersengketa itu dua jam kemudian. Namun, sebelum tiba di lokasi, satu unit mobil yang membawa pohon pisang, tenda dan alat memasak tidak diizinkan melewati plang oleh pengaman kebun yang memakai atribut PT Sago Nauli. Meskipun telah dilakukan negosiasi antara kordinator aksi, tetapi tetap juga mobil yang membawa peralatan mereka tidak diizinkan masuk. Lalu, warga yang sudah tiba di lokasi menjemput satu per satu pohon pisang dan peralatan yang ada di dalam mobil.

Setelah memasak dan makan bersama di bawah tenda, masyarakat tidak banyak berkomentar atas aksi mereka itu, satu per satu warga menggali lobang dan dilanjutkan menanam pohon pisang. Dan yang menarik, ada tiga orang warga yang menggali lobang sekitar 1,5 meter. Dan ternyata tiga lobang itu dimasuki oleh tiga orang warga dengan mengucapkan Allohu Akbar dan mereka masuk ke dalam lobang dan warga yang lain menanam tubuhnya hingga sebatas leher.

Adapun tiga orang warga yang nekat kubur diri itu adalah Agus (33), Santoso (28) dan Warno (45). Mereka tidak banyak berkomentar dan hanya mengatakan kembalikan hak mereka, kembalikan lahan mereka.

“Kami hanya ingin hak kami dikembalikan, tanah kami dikembalikan, lebih baik kami mati jika hak kami tidak diberikan. Untuk apa lagi hidup kalau kami tidak memiliki lahan untuk dikerjakan dan diusahai, bagaimana kami bisa menghidupi keluarga jika tidak ada usaha kami,” ujar mereka.

Aksi unjukrasa warga ini dikawal petugas Polsek Natal dan petugas bantuan dari Polres Madina yang dikordinir langsung oleh Kapolsek Natal AKP J Nasution.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/