Motif pembunuhan Richard menimbulkan polemik. Pasalnya, jika sebelumnya santer dikabar soal perampokan, belakangan hal itu sedikit demi sedikit terbantahkan. Pasalnya, jika pelaku ingin merampok, halangan yang pertama dihadapi pastilah ibu korban. Sehingga untuk memuluskan aksinya, ibu korban lah yang pertama disekap lalu korban. Bahkan, harta benda milik ibu korban tidak ada yang hilang.
Tapi peristiwa itu agak aneh, karena pelaku yang datang ke rumah korban langsung bertanya keberadaan korban kepada ibu kandung korban.
“Kami curiga ada motif lain di balik peristiwa itu. Akankah ada motif lain di balik pembunuhan korban itu?” ujar warga sekitar.
Sejatinya, saat kejadian Richard tak langsung tewas. Pada kejadian Selasa (14/11) sekira pukul 16.00 di rumahnya di Jalan Medan-Tanjungmorawa KM 14 Desa Bangun Sari, putra Linceria Sitorus (45) dan suaminya J Pakpahan (54) itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, pelajar kelas X SMA Katolik Lubukpakam itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Pirngadi, Medan, sekira pukul 20.00 WIB.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kawanan bandit beraksi di Salon Winda, Jalan Medan-Tanjungmorawa, Km14, Desa Bangun Sari Baru. Dalam aksi itu, pelaku melukai seorang pelajar hingga sekarat. Pelaku kabur menumpang betor yang memang sejak awal menunggunya dekat rumah korban.
Sang korban, Richard, yang sekarat langsung dilarikan ke RS PTPN II Tanjungmorawa dengan menumpang betor. Sekitar sejam menjalani perawatan, pihak keluarga akhirnya meminta korban dirujuk ke RSU Pirngadi Medan. (man)