Bupati harus melakukan penanganan secara efektif, penataan dan pengawasan total. “Pengamatan saya, Bupati Karo hanya baik memimpin di awal-awal dia menggantikan Karo Jambi yang lengser dari jabatannya. Setelah terpilih kembali dan posisinya sudah aman, kinerjanya malah makin buruk. Kesemrawutan pun terjadi lagi,” geramnya.
Ditegaskan Wara, penyataanya itu bukan karena adanya faktor kebencian, tapi kritik untuk membangun demi kemajuan Tanah Karo. “Sudah saatnya Terkelin Brahmana menunjukkan kinerjanya. Segera benahi Tanah Karo, dan pelayanan publiknya. Tata kembali kotanya, kontrol SKPD dan beri mereka target kerja. Kalau ini namanya terukir dalam tinta emas, perubahan harus dilakukan karena warga Karo menggantungkan harapan pada Terkelin Brahmana,” tegasnya.
Jika terjadi pembiaran, Wara meyakini rakyat Karo akan antipati. Jangan sampai warga menilai Terkelin lebih buruk kinerjanya, dari bupati sebelumnya (Karo Jambi). Jika sudah demikian, sudah bisa dipastikan rakyat akan kembali bergerak untuk melengserkan Terkelin.
“Ini harus saya katakana, karena secara moral saya ikut bertanggungjawab atas naiknya Terkelin. Karena itu, bekerjalah secara profesional, segera benahi Kabanjahe yang jafi etalasenya Karo. Jangan tunggu rakyat marah. Harapan kita sebagai warga Karo sangat besar pada Terkelin Brahmana,” tandasnya. (deo/han)