30 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Harimau Masih Berkeliaran, Jalur Pendakian Sibayak Ditutup

DIPASANG: Petugas kehutanan memasang kamera trap di jalur pendakian Gunung Sibayak untuk mencari tau jejak harimau.

KARO, SUMUTPOS.CO-Untuk menghindari korban jiwa dan konflik antara harimau dan manusia, jalur pendakian ke gunung Sibayak, Kabupaten Karo, ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya, harimau sumatera diyakini masih berkeliaran di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan.

Penutupan itu berdasarkan surat edaran No : 522/690/TAHURA-BB/10/2020 tertanggal 15 Oktober 2020 yang dikeluarkan Dinas Kehutanan Pemprovsu melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT) Tahura Bukit Barisan.

Perihal penutupan jalur pendakian ini ditegaskan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Tahura BB) Ramlan Barus saat dikonfirmasi Jumat  siang. “Jalur pendakian objek wisata Gunung Sibayak telah ditutup,”ujar Ramlan, Jumat (16/10).

Karena itu, untuk sementara para wisatawan menunda keinginan untuk mendaki Gunung Sibayak. Selain membuat imbauan, Ramlan juga mengaku telah menempatkan petugas di pintu masuk untuk berjaga.

“Ada petugas yang kita suruh berjaga di pintu masuk pendakian,” tegasnya. Lalu bagaimana hasil rekaman kamera trap yang sudah dipasang? Ramlan mengaku belum mengetahui hasilnya karena masih menunggu ahlinya. Meski belum jelas dimana lokasi pasti harimau belum diketahui, namun penutupan jalur pendakian harus dilakukan demi keamanan dan keselamatan. “Nanti kalau ada perkembangan terbaru akan kita infokan,” tandasnya.

Seperti diketahui, Kepala UPT Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Tahura BB) Ramlan Barus mengakui adanya laporan penemuan harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatera) di kawasan Gunung Sibayak, Kabupaten Karo. Ramlan menyatakan telah meminta bantuan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BKSDA-Sumut) melakukan pencarian dan penangkapan. Selain itu, Ramlan menyebutkan, BKSDA Sumut bersama Wildlife Conservation Society (WCS), memasang kamera trap di sejumlah lokasi, untuk  merekam bukti laporan adanya harimau Sumatera di Gunung Sibayak.

Temuan harimau itu, diperoleh  UPT Tahura BB dari laporan warga pada Agustus 2020. Menurut Ramlan, seorang saksi merupakan petugas retribusi Gunung Sibayak, pada Sabtu 29 Agustus 2020, melaporkan melihat keberadaan harimau melintas di pos pendakian Gunung Sibayak.

Gunung Sibayak berketinggian 2.172 mdpl berada di Kabupaten Karo, merupakan salah satu gunung favorit menjadi lokasi para pendaki. Tak hanya petugas retribusi yang mengaku melihat keberadaan harimau Sumatra. Laporan lainnya diterima UPT Tahura BB dari seorang warga, pada Minggu 30 Agustus 2020.

“Kemudian  tanggal 30 Agutus 2020, warga setempat melakukan pendakian ke Gunung Sibayak juga melihat seekor harimau. Hari dan tanggal  yang sama, pengunjung yang melintas di pos pendakian Gunung Sibayak juga melihat harimau Sumatra, dan sempat mengejar mobil pengunjung yang sedang melintas,” ujar Ramlan.

Menindaklanjuti laporan keberadaan harimau tersebut, Ramlan mengaku telah menyurati BKSDA Sumut untuk meminta bantuan penanganan. Ramlan menambahkan, BKSDA Sumut bersama WCS pada Senin 12 Oktober 2020, melakukan pemasangan kamera trap di tiga lokasi.(deo/gus/han)

DIPASANG: Petugas kehutanan memasang kamera trap di jalur pendakian Gunung Sibayak untuk mencari tau jejak harimau.

KARO, SUMUTPOS.CO-Untuk menghindari korban jiwa dan konflik antara harimau dan manusia, jalur pendakian ke gunung Sibayak, Kabupaten Karo, ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya, harimau sumatera diyakini masih berkeliaran di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan.

Penutupan itu berdasarkan surat edaran No : 522/690/TAHURA-BB/10/2020 tertanggal 15 Oktober 2020 yang dikeluarkan Dinas Kehutanan Pemprovsu melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT) Tahura Bukit Barisan.

Perihal penutupan jalur pendakian ini ditegaskan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Tahura BB) Ramlan Barus saat dikonfirmasi Jumat  siang. “Jalur pendakian objek wisata Gunung Sibayak telah ditutup,”ujar Ramlan, Jumat (16/10).

Karena itu, untuk sementara para wisatawan menunda keinginan untuk mendaki Gunung Sibayak. Selain membuat imbauan, Ramlan juga mengaku telah menempatkan petugas di pintu masuk untuk berjaga.

“Ada petugas yang kita suruh berjaga di pintu masuk pendakian,” tegasnya. Lalu bagaimana hasil rekaman kamera trap yang sudah dipasang? Ramlan mengaku belum mengetahui hasilnya karena masih menunggu ahlinya. Meski belum jelas dimana lokasi pasti harimau belum diketahui, namun penutupan jalur pendakian harus dilakukan demi keamanan dan keselamatan. “Nanti kalau ada perkembangan terbaru akan kita infokan,” tandasnya.

Seperti diketahui, Kepala UPT Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Tahura BB) Ramlan Barus mengakui adanya laporan penemuan harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatera) di kawasan Gunung Sibayak, Kabupaten Karo. Ramlan menyatakan telah meminta bantuan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BKSDA-Sumut) melakukan pencarian dan penangkapan. Selain itu, Ramlan menyebutkan, BKSDA Sumut bersama Wildlife Conservation Society (WCS), memasang kamera trap di sejumlah lokasi, untuk  merekam bukti laporan adanya harimau Sumatera di Gunung Sibayak.

Temuan harimau itu, diperoleh  UPT Tahura BB dari laporan warga pada Agustus 2020. Menurut Ramlan, seorang saksi merupakan petugas retribusi Gunung Sibayak, pada Sabtu 29 Agustus 2020, melaporkan melihat keberadaan harimau melintas di pos pendakian Gunung Sibayak.

Gunung Sibayak berketinggian 2.172 mdpl berada di Kabupaten Karo, merupakan salah satu gunung favorit menjadi lokasi para pendaki. Tak hanya petugas retribusi yang mengaku melihat keberadaan harimau Sumatra. Laporan lainnya diterima UPT Tahura BB dari seorang warga, pada Minggu 30 Agustus 2020.

“Kemudian  tanggal 30 Agutus 2020, warga setempat melakukan pendakian ke Gunung Sibayak juga melihat seekor harimau. Hari dan tanggal  yang sama, pengunjung yang melintas di pos pendakian Gunung Sibayak juga melihat harimau Sumatra, dan sempat mengejar mobil pengunjung yang sedang melintas,” ujar Ramlan.

Menindaklanjuti laporan keberadaan harimau tersebut, Ramlan mengaku telah menyurati BKSDA Sumut untuk meminta bantuan penanganan. Ramlan menambahkan, BKSDA Sumut bersama WCS pada Senin 12 Oktober 2020, melakukan pemasangan kamera trap di tiga lokasi.(deo/gus/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/