25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Wagubsu: Relokasi Warga dari Perbukitan

istimewa for SUMUT POS
BANTU: Warga ikut membantu Tim gabungan mencari korban longsor di Kecamatan Gomo, Nisel, Jumat (16/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masa pencarian dan evakuasi korban bencana tanah longsor di Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan akan diperpanjang. Rencananya, pencarian akan kembali dilanjutkan pada hari ini, Sabtu (17/11).

Hal ini dibenarkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nisel, AR Lase menjawab Sumut Pos, Jumat (16/11). “Rencana akan kita lanjutkan pencarian setelah hari ketujuh (paskabencana) yang pertama selesai. Bukan Senin tapi besok (hari ini),” katanya via layanan WhatsApp.

Namun Lase enggan menjawab saat ditanyakan lagi soal status wilayah bencana longsor, apakah kawasan permukiman, hutan lindung atau hutan produksi. Pertanyaan yang disampaikan via WhatsApp, terlihat hanya dibaca saja olehnya.

Sebelumnya, Antonius Salam, tim Pos SAR Nias menerangkan, tim SAR gabungan dibantu masyarakat, melakukan penyisiran di sekitar penemuan korban ke-3 dan korban ke-4, Dalman Hulu (7) dan Aristina Laia Ina Elsa (33), di jarak 1 kilometer dari lokasi bencana atau persis ditemukan ke arah turunan longsoran. “Tim SAR gabungan bekerja secara manual, dengan menggunakan peralatan seadanya. Alat berat eskavator masih berada di posko gabungan atau jarak sekitar 3 kilometer dari lokasi bencana,” terang Antonius.

Terpisah, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, Gubernur Edy Rahmayadi sudah berada di Nisel kemarin. Selain agenda meninjau langsung lokasi bencana tanah lonsgor, Gubsu mengadakan pertemuan dengan seluruh kepala daerah dan kepala desa se-Kepulauan Nias. “Ya, beliau sekalian menghadiri acara Pesta Yahowu di sana,” katanya.

Apakah dalam pertemuan dengan semua kepala daerah dan kades se Kepulauan Nias adakah penekanan Gubsu atas potensi bencana di Sumut terkhusus Nias, untuk mewaspadai potensi tersebut? Riadil menyebut, acara utama adalah raker dengan kades-kades. “Belum tahu kalau ada poin seputar penekanan kewaspadaan bencana,” pungkasnya.

Terpisah, Wagubsu Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya senantiasa mengimbau agar seluruh kepala daerah di Sumut waspada akan potensi bencana mengingat cuaca ekstrim yang melanda Sumut sampai hari ini. “Seperti yang di Mandiling Natal, Pak Gubernur kan sudah meninjau langsung ke sana. Melihat kondisi warga kita untuk segera dilakukan penanganan segera seperti relokasi,” katanya.

Ia menambahkan, relokasi warga yang tinggal di wilayah perbukitan sampai pinggiran sungai adalah solusi tepat dan paling efektif. Sebab akan sangat berbahaya jika mereka masih tinggal di wilayah-wilayah tersebut, dimana sewaktu-waktu bencana bisa saja terjadi. “Untuk itu kami sudah mengimbau agar bupati dan wali kota mengingatkan warganya menjauh dari tempat tinggalnya dan kalau bisa mencari lokasi lebih aman dari sebelumnya,” kata pria yang akrab disapa Ijeck.

Pihaknya akan terus memberi bantuan bagi daerah yang terkena bencana. Bahkan disebutnya BPBD dan instansi terkait lain sudah bahu membahu membantu pemulihan daerah yang terdampak bencana tersebut.

Sementara Anggota DPRD Sumut Richard Sidabutar meminta pemerintah baik provinsi maupun kabupaten terus mencari korban longsor yang terjadi di Kabupaten Nias Selatan. Pasalnya, secara kemanusiaan hal itu sangat berarti bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. “Kalau memang masih ada korban yang tertimbun di dalam longsor itu, tentu secara kemanusiaan kita berharap dan meminta pemerintah tidak menghentikan pencarian. Karena ituasti diharapkan masyarakat khususnya keluarga korban,” ujar Richard, Jumat (16/11).

Begitu juga jika seluruh korban yang teridentifikasi tersebut bisa ditemukan, maka langkah selanjutnya pemerintah bisa mengambil langkah untuk rehabilitasi. Karena selain jiwa, bencana juga menimbun bangunan rumah tempat tinggal. Sehingga itu diperlukan bantuan untuk memulihkan keadaan.

“Kondisi jalan dan infrastruktur lainnya harus segera dilakukan perbaikan. Kemudian antisipasi akan terjadinya hal serupa harus jadi perhatian pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat,” jelasnya.

Untuk itu dirinya berharap agar pencarian korban terus dilanjutkan sampai seluruhnya ditemukan. Mengingat dari tujuh korban, empat diantaranya telah ditemukan. Namun sisanya diduga masih berada dalam timbunan longsor. “Pemerintah kabupaten dan provinsi perlu kerjasama dalam memperbaiki kerusakan sekaligus menata kembali kondisi di lokasi longsor,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari BPBD Sumut, hingga Rabu telah ditemukan lagi satu orang korban bencana alam tanah longsor atas nama Aristina Laia. Ibu rumah tangga itu merupakan istri dari Asazaro Hulu, yang tinggal di Dusun II Desa Suka Maju Mohili, Kec. Gomo. Korban ditemukan diujung lokasi terjadinya tanah longsor di Desa Suka Maju Mohili, dalam kondisi tidak bernyawa.

Sementara daftar nama-nama korban yang belum ditemukan akibat bencana alam tanah longsor itu; Setiamas Hulu ina Putri (28), ibu rumah tangga, dan istri dari Gemazaro Hulu, Reinshon Septi Hulu (3), anak perempuan dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri, Noverman Jaya Hulu (2), anak dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri.

Selain Aristina Laia, daftar nama-nama korban yang sudah ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia yaitu; Cristoven Hulu (4), anak dari Asazaro Hulu alias Ama Elsa dan sudah dimakamkan, Yusti Ayu Putri Hulu (4), anak perempuan dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri, dan Madarman Hati Hulu (6), anak dari Asazaro Hulu alias Ama Elsa.

Sebelumnya, Gubernur Edy Rahmayadi mengaku bakal turun untuk meninjau bencana longsor yang menerjang Desa Suka Majumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nisel. Dia mengungkapkan keingintahuan mencari penyebab bencana bisa terjadi, apakah karena faktor alam atau justru kelalaian manusia.

“Untuk Nias Selatan saya berangkat 16 November. Saya akan lihat di sana kenapa (bencana) bisa terjadi. Kita harus tahu dulu pastinya kenapa. Kalau itu akibat (kelalaian) manusia, manusianya yang kita cari dan kita benari. Kalau itu alam, tentu kedepan akan kita evaluasi supaya rakyat dapat tinggal ditempat yang lebih aman,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol Medan, Senin (12/11).

Dirinya sudah mengetahui informasi bencana longsor di Nisel yang terjadi pada Sabtu kemarin, dimana ada tujuh orang atau sekeluarga tewas akibat tertimbun rumahnya. Mengingat potensi bencana yang tinggi di beberapa daerah di Sumut sampai akhir 2018, Pemprovsu kata Edy dalam waktu dekat juga akan mengundang Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral untuk melakukan penelitian total. “Ya, karena dia (Badan Geologi) yang tahu secara ilmiah, dan lebih memahami dari kita,” katanya. (prn/bal)

istimewa for SUMUT POS
BANTU: Warga ikut membantu Tim gabungan mencari korban longsor di Kecamatan Gomo, Nisel, Jumat (16/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masa pencarian dan evakuasi korban bencana tanah longsor di Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan akan diperpanjang. Rencananya, pencarian akan kembali dilanjutkan pada hari ini, Sabtu (17/11).

Hal ini dibenarkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nisel, AR Lase menjawab Sumut Pos, Jumat (16/11). “Rencana akan kita lanjutkan pencarian setelah hari ketujuh (paskabencana) yang pertama selesai. Bukan Senin tapi besok (hari ini),” katanya via layanan WhatsApp.

Namun Lase enggan menjawab saat ditanyakan lagi soal status wilayah bencana longsor, apakah kawasan permukiman, hutan lindung atau hutan produksi. Pertanyaan yang disampaikan via WhatsApp, terlihat hanya dibaca saja olehnya.

Sebelumnya, Antonius Salam, tim Pos SAR Nias menerangkan, tim SAR gabungan dibantu masyarakat, melakukan penyisiran di sekitar penemuan korban ke-3 dan korban ke-4, Dalman Hulu (7) dan Aristina Laia Ina Elsa (33), di jarak 1 kilometer dari lokasi bencana atau persis ditemukan ke arah turunan longsoran. “Tim SAR gabungan bekerja secara manual, dengan menggunakan peralatan seadanya. Alat berat eskavator masih berada di posko gabungan atau jarak sekitar 3 kilometer dari lokasi bencana,” terang Antonius.

Terpisah, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, Gubernur Edy Rahmayadi sudah berada di Nisel kemarin. Selain agenda meninjau langsung lokasi bencana tanah lonsgor, Gubsu mengadakan pertemuan dengan seluruh kepala daerah dan kepala desa se-Kepulauan Nias. “Ya, beliau sekalian menghadiri acara Pesta Yahowu di sana,” katanya.

Apakah dalam pertemuan dengan semua kepala daerah dan kades se Kepulauan Nias adakah penekanan Gubsu atas potensi bencana di Sumut terkhusus Nias, untuk mewaspadai potensi tersebut? Riadil menyebut, acara utama adalah raker dengan kades-kades. “Belum tahu kalau ada poin seputar penekanan kewaspadaan bencana,” pungkasnya.

Terpisah, Wagubsu Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya senantiasa mengimbau agar seluruh kepala daerah di Sumut waspada akan potensi bencana mengingat cuaca ekstrim yang melanda Sumut sampai hari ini. “Seperti yang di Mandiling Natal, Pak Gubernur kan sudah meninjau langsung ke sana. Melihat kondisi warga kita untuk segera dilakukan penanganan segera seperti relokasi,” katanya.

Ia menambahkan, relokasi warga yang tinggal di wilayah perbukitan sampai pinggiran sungai adalah solusi tepat dan paling efektif. Sebab akan sangat berbahaya jika mereka masih tinggal di wilayah-wilayah tersebut, dimana sewaktu-waktu bencana bisa saja terjadi. “Untuk itu kami sudah mengimbau agar bupati dan wali kota mengingatkan warganya menjauh dari tempat tinggalnya dan kalau bisa mencari lokasi lebih aman dari sebelumnya,” kata pria yang akrab disapa Ijeck.

Pihaknya akan terus memberi bantuan bagi daerah yang terkena bencana. Bahkan disebutnya BPBD dan instansi terkait lain sudah bahu membahu membantu pemulihan daerah yang terdampak bencana tersebut.

Sementara Anggota DPRD Sumut Richard Sidabutar meminta pemerintah baik provinsi maupun kabupaten terus mencari korban longsor yang terjadi di Kabupaten Nias Selatan. Pasalnya, secara kemanusiaan hal itu sangat berarti bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. “Kalau memang masih ada korban yang tertimbun di dalam longsor itu, tentu secara kemanusiaan kita berharap dan meminta pemerintah tidak menghentikan pencarian. Karena ituasti diharapkan masyarakat khususnya keluarga korban,” ujar Richard, Jumat (16/11).

Begitu juga jika seluruh korban yang teridentifikasi tersebut bisa ditemukan, maka langkah selanjutnya pemerintah bisa mengambil langkah untuk rehabilitasi. Karena selain jiwa, bencana juga menimbun bangunan rumah tempat tinggal. Sehingga itu diperlukan bantuan untuk memulihkan keadaan.

“Kondisi jalan dan infrastruktur lainnya harus segera dilakukan perbaikan. Kemudian antisipasi akan terjadinya hal serupa harus jadi perhatian pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat,” jelasnya.

Untuk itu dirinya berharap agar pencarian korban terus dilanjutkan sampai seluruhnya ditemukan. Mengingat dari tujuh korban, empat diantaranya telah ditemukan. Namun sisanya diduga masih berada dalam timbunan longsor. “Pemerintah kabupaten dan provinsi perlu kerjasama dalam memperbaiki kerusakan sekaligus menata kembali kondisi di lokasi longsor,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari BPBD Sumut, hingga Rabu telah ditemukan lagi satu orang korban bencana alam tanah longsor atas nama Aristina Laia. Ibu rumah tangga itu merupakan istri dari Asazaro Hulu, yang tinggal di Dusun II Desa Suka Maju Mohili, Kec. Gomo. Korban ditemukan diujung lokasi terjadinya tanah longsor di Desa Suka Maju Mohili, dalam kondisi tidak bernyawa.

Sementara daftar nama-nama korban yang belum ditemukan akibat bencana alam tanah longsor itu; Setiamas Hulu ina Putri (28), ibu rumah tangga, dan istri dari Gemazaro Hulu, Reinshon Septi Hulu (3), anak perempuan dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri, Noverman Jaya Hulu (2), anak dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri.

Selain Aristina Laia, daftar nama-nama korban yang sudah ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia yaitu; Cristoven Hulu (4), anak dari Asazaro Hulu alias Ama Elsa dan sudah dimakamkan, Yusti Ayu Putri Hulu (4), anak perempuan dari Gemazaro Hulu alias Ama Putri, dan Madarman Hati Hulu (6), anak dari Asazaro Hulu alias Ama Elsa.

Sebelumnya, Gubernur Edy Rahmayadi mengaku bakal turun untuk meninjau bencana longsor yang menerjang Desa Suka Majumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nisel. Dia mengungkapkan keingintahuan mencari penyebab bencana bisa terjadi, apakah karena faktor alam atau justru kelalaian manusia.

“Untuk Nias Selatan saya berangkat 16 November. Saya akan lihat di sana kenapa (bencana) bisa terjadi. Kita harus tahu dulu pastinya kenapa. Kalau itu akibat (kelalaian) manusia, manusianya yang kita cari dan kita benari. Kalau itu alam, tentu kedepan akan kita evaluasi supaya rakyat dapat tinggal ditempat yang lebih aman,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol Medan, Senin (12/11).

Dirinya sudah mengetahui informasi bencana longsor di Nisel yang terjadi pada Sabtu kemarin, dimana ada tujuh orang atau sekeluarga tewas akibat tertimbun rumahnya. Mengingat potensi bencana yang tinggi di beberapa daerah di Sumut sampai akhir 2018, Pemprovsu kata Edy dalam waktu dekat juga akan mengundang Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral untuk melakukan penelitian total. “Ya, karena dia (Badan Geologi) yang tahu secara ilmiah, dan lebih memahami dari kita,” katanya. (prn/bal)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/