Mengamati kondisi anaknya yang nyaris buta dan belum bisa bicara, ayah dan ibunya cukup nelangsa. “Kek manalah nanti anakku ini setelah besar? Kapanlah dia bisa kami obati. Mengumpulkan uang Rp25 juta nggak nyampe-nyampe,” pikir ayahnya sedih.
Niat mengurus kartu BPJS juga belum kesampaian.
Di tengah segala problema hidup, pekan lalu Kepling datang ke rumah menyampaikan informasi tentang operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe. Atas saran kepling, mereka mendatangi babinsa untuk mendapat informasi yang lebih lengkap.
Lantas pada Selasa (13/12/2016), mereka datang ke Rumkit Putri Hijau Medan. Mulai pendaftaran hingga visus dan biometri, semua dijalani dengan penuh harapan.
Oleh dokter, Marissa diputuskan dibius total, karena anak-anak dikhawatirkan meronta saat dioperasi, yang berbahaya bagi si pasien. Untuk itu ia harus menginap dulu semalam agar menjalani puasa.
“Sepanjang malam ia rewel minta susu dan bubur. Apalagi ruangan inap gerah karena AC nya nggak hidup. Terpaksalah bapaknya jemput kipas angin ke rumah,” kata Ruri.
Rabu (14/12), Marissa dibius total dan dioperasi. Keesokan harinya, dop penutup matanya dibuka. Dan alhamdulillah… Marissa bisa melihat.
“Saat tangan digerakkan di depan matanya, bola matanya mengikuti,” info ayahnya dengan mata berbinar. Istrinya juga merasa lega.
“Rasanya plong… beban yang selama ini kami tanggung rasanya terlepas. Terima kasih banyak untuk pihak tambang dan dokter dan tentara yang menggelar acara ini,” kata sang ayah tulus.
Ditanya apa harapan untu Marissa, sang ayah tidak muluk-muluk. “Harapan kami, Marissa bisa melihat dengan sempurna dan bisa melihat mama bapaknya serta kakak adiknya,” katanya sederhana.
Doa kami untukmu Marissa! (Mea)