SUMUTPOS.CO – Film Filosofi Kopi tidak salah memasrahkan penggarapan di tangan sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Angga tentu melakukan riset lebih dulu. Perjalanan dilakukan dengan menyusuri tempat-tempat penghasil kopi terbaik, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
”Sejauh ini kopi terbaik, menurut saya, adalah kopi Malabar. Berasal dari Pangalengan, Kabupaten Bandung Barat,” jelas Angga. Menurut dia, kopi Malabar merupakan kopi pertama Nusantara, cikal bakal keanekaragaman kopi yang beredar saat ini.
Dengan kandungan floral dan acid yang seimbang, Malabar memiliki aroma dan rasa yang pas. Lebih dari itu, kopi jenis tersebut merajai Nusantara sejak abad ke-18.
Selain menikmati kopi, Peraih gelar sutradara terbaik FFI 2014 melalui film Cahaya Dari Timur itu memiliki ritual khusus untuk meminumnya. Dua hingga tiga kali sehari, kopi pertama diminum sesaat setelah bangun tidur.
”Kopi Malabar akan memiliki rasa yang enak jika saya seduh sendiri. Haha,” ucapnya. Memang, selama ini dia tidak pernah percaya pada racikan orang lain, termasuk sang istri.
Lantas, bagaimana cara menyeduh ala Angga? ”Untuk 20 gram kopi, ditambah 200 gram air, 1:10 perbandingannya,” jelas suami Anggia Kharisma itu.
Bagi dia, kopi terbaik adalah kopi yang hanya diseduh dengan air. Tanpa campuran apa pun, termasuk gula.
Jika kopi susu, campuran kopi terbaik versinya adalah piccolo. ”Tingkatan perbandingan susunya itu di atas macchiato dan sebelum cappuccino, lebih pas,” paparnya. (rim/ndi/c15/dos)