MADINAH, SUMUTPOS.CO – Kelompok Terbang (kloter) 5/MES Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, telah tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Rabu (17/07) sekitar pukul 04.15 WAS. Terdapat 386 jamaah dan 5 petugas kloter yang diberangkatkan dari Embarkasi Medan pada hari yang sama pukul 00.40 Wib.
“Alhamdulillah, rombongan jemaah calon haji Kloter 5/MES tiba dengan selamat berkat pertolongan Allah SWT dan doa seluruh kaum muslimin,” ujar Ketua Kloter 5/MES H. Irfansyah Nasution, S. Ag, MM.
Informasi dari Humas Kemenag Mandailing Natal, Armen Rahmad Hasibuan, dari 386 jemaah Kloter 5/MES, terdapat 8 orang jemaah yang menggunakan kursi roda.
“Menurut Ketua Kloter, proses kedatangan jemaah di Bandara Abdul Aziz berlangsung cukup cepat. Proses imigrasi tidak lebih dari 60 menit, mulai dari keluar pesawat sampai pemeriksaan x-ray, hingga diberangkatkan dengan bus menuju hotel As-Sholihiah Adzahabi Madinah,” jelasnya.
Perekaman biometric dan sidik jari yang dilakukan sebelum jamaah haji berangkat ke Tanah Suci, sangat membantu sehingga jamaah tidak perlu antri berjam-jam di bandara Madinah.
Fasilitas fast track ini tahun kedua musim haji yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada jamaah haji Indonesia. “Hal ini harus kita syukuri, mengingat jamaah haji Indonesia umumnya berusia lanjut. Bahkan baru pertama sekali melakukan perjalanan ke luar negeri,” jelasnya
Jamaah Mandailing Natal Kloter 5/MES ini ditempatkan di hotel As-Sholihiah Adzahabi Madinah yang nyaman dan sangat dekat jaraknya dengan Masjid Nabawi di Madinah. Para jamaah sudah menempati kamarnya masing-masing. Hotel hanya berjarak 100 meter dari halaman Masjid Nabawi, yang terletak persis di belakang hotel Al Madinah Movenpick.
“Jamaah harusnya bisa memanfaatkan kedekatan jarak tersebut untuk melaksanakan Arabain shalat lima waktu dan ibadah tambahan lainnya di Masjid Nabawi dengan baik,” ujarnya. Para jamaah yang hendak beribadah ke masjid dapat melalui pintu/gate 14 atau 15 Masjid Nabawi.
Irfansyah Nasution sangat berharap para jamaah Haji Mandailing Natal Kloter 5/MES mensyukuri fasilitas yang begitu baik ini, dibandingkan dengan kloter-kloter sebelumnya. Di mana ada yang jamaahnya tidak berada dalam satu hotel. |Terkadang dalam satu kloter itu jamaahnya terpisah. Ada yang dua hotel, bahkan ada yang tiga hotel,” terangnya.
Para jamaah diimbau agar fokus beribadah, dan memanfaatkan fasilitas untuk selalu berfastabiqul khairat dalam ber-ubudiyah dan taqarrub kepada Allah SWT.
Sopir Calhaj Berharap Berangkat Haji
Terpisah, Abdul Rahman (45), sopir bus calon jamaah haji (calhaj) yang selama 15 tahun dipercaya mengantar dan menjemput calhaj dari Asrama Haji Medan ke Bandara Kualanamu, berharap bisa ikut berangkat haji.
Saat ditemui Sumut Pos, warga Jalan Sakti Lubis Gang Buntu, Medan ini, tengah asik mengobrol bersama rekan-rekannya sesama sopir bus. “Saya sudah 15 tahun lah mengantar dan menjemput calon jamaah ini. Kami memang di kontrak langsung oleh pihak Garuda,” ucapnya bapak dua orang anak ini, Rabu (17/7).
Selama 15 tahun, Abdul Rahman dipercaya sebagai sopir bus cadangan. Artinya dia menyopiri bus dengan nomor urut 10, yang disediakan oleh pihak Garuda.
“Saya yang koordinir bus Bang. Memang 10 bus yang di sediakan, cuma 9 bus saja yang terisi. Bus saya kosong tetapi tetap mengiringi jamaah sampai ke bandara. Namanya bus cadangan,” katanya.
Suka duka dirasakan Abdul Rahman selama jadi bus antar jemput. “Jamaah-jamaah ini ‘kan kebanyakan sudah uzur. Jadi agak repot ngaturnya. Ada yang sampai kita bopong dari kursi roda sampai ke pesawat. Belum lagi hujan, tapi tetap kita laksanakan namanya tugas sekaligus amanah. Kita anggap amal terhadap tamu-tamu Allah SWT,” jelasnya.
Abdul Rahman mengaku sangat berharapk bisa ikut berangkat haji. Namun kondisi ekonomi dan gaji yang pas-pasan membuat keinginannya hanya tinggal impian.
“Berharap kalilah bang. Tapi belum ada uang untuk bisa mendaftar. ‘Kan dibutuhkan dana yang besar untuk bisa berangkat haji. Kalau dari gaji saja, nggak cukup untuk ditabung,” imbuhnya.
Kendati demikian, dengan mengantar jemput saja calhaj saja, baginya sudah cukup membanggakan. Bahkan anak dan istrinya mengaku senang dirinya menjadi sopir bus calhaj.
“Senanglah, mudah-mudahan tahun depan bisa mengantar jamaah lagi,” ucapnya yang telah 20 tahun menjadi sopir bus ini.
Biasanya, lanjut Abdul Rahman lagi, seusai musim haji ia kembali menjadi sopir bus pariwisata, yang mengantar pengunjung ke lokasi wisata di Sumut. “Biasanya ke Parapat, itu pun nggak tentu-tentu. Sebulan mau dua sampai empat kalilah mengantar,” pungkasnya. (mag-6/man)