25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Turis Barat Tertarik Lanscape dan Satwa


BALIGE, SUMUTPOS.CO – Apakah beragam atraksi yang ditampilkan dalam Festival Danau Toba 2014 di Balige, bisa memikat turis mancanegara untuk datang berlibur ke Danau Toba?

Seorang turis Jerman yang menghadiri FDT di Balige pada Rabu 17 September, Claudia Kaiser mengatakan, adanya atraksi budaya mungkin akan menambah jumlah waktu untuk berlibur di kawasan sekitar Danau Toba. “Tetapi turis Barat umumnya lebih tertarik menikmati keunikan lanscape dan adanya satwa-satwa langka yang tidak bisa mereka temukan di negara mereka. Turis Barat juga menyukai suasana yang tenang dan damai, didukung hotel yang baik dan spa,” katanya kepada SUMUTPOS.CO di tengah-tengah opening ceremony FDT 2014 di TB Silalahi Center.

Selain lanscape dan satwa langka misalnya orang utan dan gajah, turis barat juga suka trekking ke hutan. 

Apakah atraksi-atraksi seperti martumba, margala, tortor, opera, dan sebagainya kurang menarik bagi turis barat? “Saya kira atraksi seperti digelar dalam festival ini bisa menahan turis untuk tinggal lebih lama dalam kunjungannya. Tetapi untuk mendatangkan turis barat ke suatu objek wisata, butuh adanya pemandangan alam atau satwa langka atau cara hidup penduduk yang masih murni. Tentu lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan hotel yang baik, jasa relaksasi seperti spa, dan adanya atraksi budaya,” cetusnya.

Meski demikian, Claudia Kaiser mengaku cukup terhibur melihat penampilan Martumba yang dipertunjukkan anak-anak SD pada FDT kali ini. Menurutnya penampilan anak-anak itu begitu natural sehingga meninggalkan kesan baginya.

“Keindahan Danau Toba perlu dipadukan dengan berbagai faktor pendukung agar berhasil menarik turis dari negeri barat,” ungkapnya.

Wamenparekraf, Sapta Nirwàndar, dalam sambutannya mengatakan, anak-anak cukup piawai membawakan martumba sehingga enak dilihat dan didengar.

“Sebenarnya banyak ciri khas Toba yang bisa dipromosikan lebih luas lagi. Ada gondang Batak yang unik, ada legenda-legenda sejarah yàng menarik, kuliner khas Toba, atau kopinya yang harum.

“Tetapi perlu waktu dan usaha yang terus-menerus mempromosikan Danau Toba. Jika terus dilakukan, turis pasti meningkat,” katanya. (Mea)


BALIGE, SUMUTPOS.CO – Apakah beragam atraksi yang ditampilkan dalam Festival Danau Toba 2014 di Balige, bisa memikat turis mancanegara untuk datang berlibur ke Danau Toba?

Seorang turis Jerman yang menghadiri FDT di Balige pada Rabu 17 September, Claudia Kaiser mengatakan, adanya atraksi budaya mungkin akan menambah jumlah waktu untuk berlibur di kawasan sekitar Danau Toba. “Tetapi turis Barat umumnya lebih tertarik menikmati keunikan lanscape dan adanya satwa-satwa langka yang tidak bisa mereka temukan di negara mereka. Turis Barat juga menyukai suasana yang tenang dan damai, didukung hotel yang baik dan spa,” katanya kepada SUMUTPOS.CO di tengah-tengah opening ceremony FDT 2014 di TB Silalahi Center.

Selain lanscape dan satwa langka misalnya orang utan dan gajah, turis barat juga suka trekking ke hutan. 

Apakah atraksi-atraksi seperti martumba, margala, tortor, opera, dan sebagainya kurang menarik bagi turis barat? “Saya kira atraksi seperti digelar dalam festival ini bisa menahan turis untuk tinggal lebih lama dalam kunjungannya. Tetapi untuk mendatangkan turis barat ke suatu objek wisata, butuh adanya pemandangan alam atau satwa langka atau cara hidup penduduk yang masih murni. Tentu lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan hotel yang baik, jasa relaksasi seperti spa, dan adanya atraksi budaya,” cetusnya.

Meski demikian, Claudia Kaiser mengaku cukup terhibur melihat penampilan Martumba yang dipertunjukkan anak-anak SD pada FDT kali ini. Menurutnya penampilan anak-anak itu begitu natural sehingga meninggalkan kesan baginya.

“Keindahan Danau Toba perlu dipadukan dengan berbagai faktor pendukung agar berhasil menarik turis dari negeri barat,” ungkapnya.

Wamenparekraf, Sapta Nirwàndar, dalam sambutannya mengatakan, anak-anak cukup piawai membawakan martumba sehingga enak dilihat dan didengar.

“Sebenarnya banyak ciri khas Toba yang bisa dipromosikan lebih luas lagi. Ada gondang Batak yang unik, ada legenda-legenda sejarah yàng menarik, kuliner khas Toba, atau kopinya yang harum.

“Tetapi perlu waktu dan usaha yang terus-menerus mempromosikan Danau Toba. Jika terus dilakukan, turis pasti meningkat,” katanya. (Mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/