25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pasca BRI Lounge Diteror Bom

Foto: Hulman/PM Area terminal penjemputan penumpang dekat pool bus KNIA mengeluarkan aroma tidak sedap seperti bau tinja. alhasil para pengguna jasa bandara yang duduk di are ini merasa tidak nyaman atas kondisi itu.

KUALA NAMU, SUMUTPOS.CO – Teror bom yang ditujukan BRI Lounge area Blue Sky di terminal keberangkatan domestik Bandara Kualanamu, telah dianggap angin lalu.

Terbukti, kemarin (17/11) tidak ada pemberlakuan pengamanan khusus oleh PT AP II sebagai pengelola bandara. “Sejauh ini tidak ada pengamanan khusus pasca kejadian teror bom,” ujar Manajer Humas Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto.

Meski pun begitu, menurut Wisnu, pihaknya akan terus meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian khususnya Polres Deliserdang. “Koordinasi dengan Pihak Kepolisian khususnya Polres Deli Serdang sejauh ini berjalan baik dan akan terus ditingkatkan, terutama pasca adanya telepon gelap yang terjadi kemarin siang,” sebut Wisnu.

Dijelaskan, BRI Lounge berada di terminal tunggu keberangkatan. Sehingga untuk menuju BRI Lounge harus menjalani pemeriksaan di Security Chek Point (SCP) I dan II.

Sementara itu Kapolres Deliserdang, AKBP Robert Da Costa melalui Kasat Reskrim, AKP Teuku Fathir Mustafa menegaskan jika pihaknya masih melakukan pendalaman atas ancaman bos tersebut. “Masih kita lakukan penyelidikan mendalam, kita belum bisa sampaikan perkembangannya. Kita sudah memeriksa dua saksi,” sebutnya.

Seperti diberitakan POSMETRO pada edisi Kamis (17/11), pada Rabu siang Yossiy (19) selaku petugas recepsionis Blue Sky menerima telepon dari seorang pria tak dikenal.

Dalam pembicaraan, si penelepon mengaku telah meletakkan bom di Blue Sky. Mendapat teror bom, Yossy langsung mematikan telepon. Berselang dua menit kemudian, si pria kembali menelepon. Kali ini Yossy meminta Yoga (29), juga petugas recepsionis BRI Lounge, untuk mengangkat telepon.

Sama seperti telepon pertama, si penelepon mengatakan sudah meletakkan bom di Blue Sky. Pelaku juga mengaku diupah Rp3 juta untuk meletakkan bom tersebut. (man/ras)

Foto: Hulman/PM Area terminal penjemputan penumpang dekat pool bus KNIA mengeluarkan aroma tidak sedap seperti bau tinja. alhasil para pengguna jasa bandara yang duduk di are ini merasa tidak nyaman atas kondisi itu.

KUALA NAMU, SUMUTPOS.CO – Teror bom yang ditujukan BRI Lounge area Blue Sky di terminal keberangkatan domestik Bandara Kualanamu, telah dianggap angin lalu.

Terbukti, kemarin (17/11) tidak ada pemberlakuan pengamanan khusus oleh PT AP II sebagai pengelola bandara. “Sejauh ini tidak ada pengamanan khusus pasca kejadian teror bom,” ujar Manajer Humas Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto.

Meski pun begitu, menurut Wisnu, pihaknya akan terus meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian khususnya Polres Deliserdang. “Koordinasi dengan Pihak Kepolisian khususnya Polres Deli Serdang sejauh ini berjalan baik dan akan terus ditingkatkan, terutama pasca adanya telepon gelap yang terjadi kemarin siang,” sebut Wisnu.

Dijelaskan, BRI Lounge berada di terminal tunggu keberangkatan. Sehingga untuk menuju BRI Lounge harus menjalani pemeriksaan di Security Chek Point (SCP) I dan II.

Sementara itu Kapolres Deliserdang, AKBP Robert Da Costa melalui Kasat Reskrim, AKP Teuku Fathir Mustafa menegaskan jika pihaknya masih melakukan pendalaman atas ancaman bos tersebut. “Masih kita lakukan penyelidikan mendalam, kita belum bisa sampaikan perkembangannya. Kita sudah memeriksa dua saksi,” sebutnya.

Seperti diberitakan POSMETRO pada edisi Kamis (17/11), pada Rabu siang Yossiy (19) selaku petugas recepsionis Blue Sky menerima telepon dari seorang pria tak dikenal.

Dalam pembicaraan, si penelepon mengaku telah meletakkan bom di Blue Sky. Mendapat teror bom, Yossy langsung mematikan telepon. Berselang dua menit kemudian, si pria kembali menelepon. Kali ini Yossy meminta Yoga (29), juga petugas recepsionis BRI Lounge, untuk mengangkat telepon.

Sama seperti telepon pertama, si penelepon mengatakan sudah meletakkan bom di Blue Sky. Pelaku juga mengaku diupah Rp3 juta untuk meletakkan bom tersebut. (man/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/