28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Warga Tebingtinggi Bersihkan Lumpur Akibat Banjir

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Diketahui, banjir kiriman yang merendam rumah warga di Kota Tebingtinggi, terparah terjadi di Kecamatan Padang Hulu, tepatnya warga yang tinggal di bantaran Sungai Bahilang. Seperti di Kelurahan Persiakan dan Bandar Sono serta Kelurahan Mandailing, kedalaman air mencapai satu meter dan lima puluh centimeter.

Total jumlah rumah warga yang terendam banjir kemarin, Senin (16/12) untuk lima kecamatan yang ada terhitung 4.121 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa mencapai 16.059 jiwa.

Salah seorang warga, Arwin HP Silangit (45) yang tinggal di Kelurahan Persiakan mengatakan rumah orang tuanya terendam banjir dengan kedalaman mencapai 50 centimeter masuk kedalam rumah, banjir datang pada malam hari dengan tiba tiba, padahal di wilayah Kota Tebingtinggi malam itu tidak ada diguyur hujan.

Arwin menuturkan, banjir kiriman yang dibawa aliran Sungai Bahilang berwarna keruh dan bercampur lumpur, sehingga banyak lumpur yang masuk ke dalam rumah dengan kedalaman mencapai 10 centimeter. “Banjir tahun ini mengerikan, air datang tiba-tiba sehingga warga banyak yang tidak sempat menyelamatkan barang. Sesudah banjir surut, warga berjibaku untuk membersihkan lumpur dari dalam rumah,” bilangnya.

Sambung Arwin, barang perabotan yang banyak rusak adalah perabot yang terbuat dari bahan kayu, begitu juga dengan pakaian pakaian banyak juga yang terendam banjir. Arwin berharap menjelang Natal dan Tahun baru 2019 ini tidak ada banjir kiriman lagi.

Arwin kembali menyatakan, pemerintah yang menaungi Sungai Bahilang dan Sungai Padang untuk melakukan perbaikan kepada kedua aliran sungai tersebut seperti melakukan pengorekan sungai dan membangun bendungan penahan banjir seperti waduk di wilayah hulu sungai.

“Sudah seharusnya pemerintah yang menaungi permasalahan dengan sungai di Tebingtinggi untuk memikirkan bagaimana cara membangun waduk di wilayah hulu sungai, walaupun pemerintah sudah membangun bendungan Bajayu di wilayah hilir Sungai Padang,” ujarnya.

Terkait masalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah setempat, Arwin menanggapi bahwa bantuan yang diberikan hanya bantuan mie instan dan air mineral, sedangkan bantuan korban banjir banyak mengalir kepada warga adalah bantuan dari Partai Politik (Parpol) dan kalangan pengusaha.

Untuk di ketahui banjir yang di timbulkan oleh Sungai Padang hampir berlangsung 6 jam, pada waktu sore banjir sudah berangsur surut, tetapi banjir yang ditimbulkan oleh Sungai Bahilang surut pada malam hari, sekitar hampir berlangsung hingga 17 jam.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus menjelaskan, banjir sudah surut pada malam hari, warga korban banjir tetap dihimbau untuk waspada karena curah hujan di wilayah hulu sungai masih tinggi. “Masyarakat yang tinggal di dua bantaran Sungai Bahilang dan Sungai Padang untuk waspada, karena banjir kiriman masih mungkin terjadi mengingat wilayah Kabupaten Simalungun tingkat curah hujan masih tinggi,” bilangnya. (yas/gus/ian)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Diketahui, banjir kiriman yang merendam rumah warga di Kota Tebingtinggi, terparah terjadi di Kecamatan Padang Hulu, tepatnya warga yang tinggal di bantaran Sungai Bahilang. Seperti di Kelurahan Persiakan dan Bandar Sono serta Kelurahan Mandailing, kedalaman air mencapai satu meter dan lima puluh centimeter.

Total jumlah rumah warga yang terendam banjir kemarin, Senin (16/12) untuk lima kecamatan yang ada terhitung 4.121 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa mencapai 16.059 jiwa.

Salah seorang warga, Arwin HP Silangit (45) yang tinggal di Kelurahan Persiakan mengatakan rumah orang tuanya terendam banjir dengan kedalaman mencapai 50 centimeter masuk kedalam rumah, banjir datang pada malam hari dengan tiba tiba, padahal di wilayah Kota Tebingtinggi malam itu tidak ada diguyur hujan.

Arwin menuturkan, banjir kiriman yang dibawa aliran Sungai Bahilang berwarna keruh dan bercampur lumpur, sehingga banyak lumpur yang masuk ke dalam rumah dengan kedalaman mencapai 10 centimeter. “Banjir tahun ini mengerikan, air datang tiba-tiba sehingga warga banyak yang tidak sempat menyelamatkan barang. Sesudah banjir surut, warga berjibaku untuk membersihkan lumpur dari dalam rumah,” bilangnya.

Sambung Arwin, barang perabotan yang banyak rusak adalah perabot yang terbuat dari bahan kayu, begitu juga dengan pakaian pakaian banyak juga yang terendam banjir. Arwin berharap menjelang Natal dan Tahun baru 2019 ini tidak ada banjir kiriman lagi.

Arwin kembali menyatakan, pemerintah yang menaungi Sungai Bahilang dan Sungai Padang untuk melakukan perbaikan kepada kedua aliran sungai tersebut seperti melakukan pengorekan sungai dan membangun bendungan penahan banjir seperti waduk di wilayah hulu sungai.

“Sudah seharusnya pemerintah yang menaungi permasalahan dengan sungai di Tebingtinggi untuk memikirkan bagaimana cara membangun waduk di wilayah hulu sungai, walaupun pemerintah sudah membangun bendungan Bajayu di wilayah hilir Sungai Padang,” ujarnya.

Terkait masalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah setempat, Arwin menanggapi bahwa bantuan yang diberikan hanya bantuan mie instan dan air mineral, sedangkan bantuan korban banjir banyak mengalir kepada warga adalah bantuan dari Partai Politik (Parpol) dan kalangan pengusaha.

Untuk di ketahui banjir yang di timbulkan oleh Sungai Padang hampir berlangsung 6 jam, pada waktu sore banjir sudah berangsur surut, tetapi banjir yang ditimbulkan oleh Sungai Bahilang surut pada malam hari, sekitar hampir berlangsung hingga 17 jam.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus menjelaskan, banjir sudah surut pada malam hari, warga korban banjir tetap dihimbau untuk waspada karena curah hujan di wilayah hulu sungai masih tinggi. “Masyarakat yang tinggal di dua bantaran Sungai Bahilang dan Sungai Padang untuk waspada, karena banjir kiriman masih mungkin terjadi mengingat wilayah Kabupaten Simalungun tingkat curah hujan masih tinggi,” bilangnya. (yas/gus/ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/