30 C
Medan
Sunday, March 9, 2025

Pencemaran Sungai Ancam Wisata Air Danau Toba

Namun, pada saat musim hujan Desember 2017, kandungan fosfor meningkat hampir dua kali lipat menjadi rata-rata 0,53 mg per liter. Artinya, jika setiap satu liter air sungai itu memiliki kandungan fosfor sebesar 0,53 mg, maka dalam satu tahun kandungan fosfor yang masuk ke Danau Toba akan mencapai 17.500 ton.

Menurut penelitian tersebut, limbah fosfor yang berada di sungai berasal dari pencucian limbah rumah tangga dan domestik, persawahan, perkebunan, peternakan dan aktivitas manusia lainnya di sekitar daerah tangkapan air Danau Toba.

Endi berasumsi bahwa air yang masuk dari sungai dan air hujan itu akan mengalir keluar Danau Toba dalam jangka waktu 81 tahun. Oleh karena itu, air dari sungai yang sudah tercemar akan masuk danau dan tergenang serta menumpuk selama 81 tahun. “Bila cemaran air sungai tidak dikendalikan, maka selama itu pula dia akan terus bertambah dan semakin mencemari air danau,” katanya.

Menurut perhitungan, jika beban limbah total fosfor yang masuk Danau Toba tidak dikendalikan, maka konsentrasi total fosfor di danau akan menjadi sekitar 68,11 mg per liter. Ini berarti sudah 340 kali lipat melebihi baku mutu kualitas air kelas satu yang mensyaratkan total fosfor maksimum sebesar 0,2 mg per liter.

Menghadapi hal ini, lanjut Endi, sudah seharusnya pemerintah lebih fokus dalam pengendalian pencemaran di sungai yang mensuplai air ke Danau Toba. Tidak hanya mengendalikan pencemaran yang terjadi di dalam danau. “Jika upaya strategis pengendalian cemaran di sungai dapat segera dilaksanakan, maka tujuan untuk menjadikan Danau Toba sebagai kawasan wisata tingkat dunia dapat tercapai,” tegasnya. (rel/adz)

Namun, pada saat musim hujan Desember 2017, kandungan fosfor meningkat hampir dua kali lipat menjadi rata-rata 0,53 mg per liter. Artinya, jika setiap satu liter air sungai itu memiliki kandungan fosfor sebesar 0,53 mg, maka dalam satu tahun kandungan fosfor yang masuk ke Danau Toba akan mencapai 17.500 ton.

Menurut penelitian tersebut, limbah fosfor yang berada di sungai berasal dari pencucian limbah rumah tangga dan domestik, persawahan, perkebunan, peternakan dan aktivitas manusia lainnya di sekitar daerah tangkapan air Danau Toba.

Endi berasumsi bahwa air yang masuk dari sungai dan air hujan itu akan mengalir keluar Danau Toba dalam jangka waktu 81 tahun. Oleh karena itu, air dari sungai yang sudah tercemar akan masuk danau dan tergenang serta menumpuk selama 81 tahun. “Bila cemaran air sungai tidak dikendalikan, maka selama itu pula dia akan terus bertambah dan semakin mencemari air danau,” katanya.

Menurut perhitungan, jika beban limbah total fosfor yang masuk Danau Toba tidak dikendalikan, maka konsentrasi total fosfor di danau akan menjadi sekitar 68,11 mg per liter. Ini berarti sudah 340 kali lipat melebihi baku mutu kualitas air kelas satu yang mensyaratkan total fosfor maksimum sebesar 0,2 mg per liter.

Menghadapi hal ini, lanjut Endi, sudah seharusnya pemerintah lebih fokus dalam pengendalian pencemaran di sungai yang mensuplai air ke Danau Toba. Tidak hanya mengendalikan pencemaran yang terjadi di dalam danau. “Jika upaya strategis pengendalian cemaran di sungai dapat segera dilaksanakan, maka tujuan untuk menjadikan Danau Toba sebagai kawasan wisata tingkat dunia dapat tercapai,” tegasnya. (rel/adz)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru