BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dinamika politik di Kota Binjai jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020, mulai terasa.
Sejumlah elit partai politik (Parpol) mulai membuka komunikasi untuk berkoalisi dalam mengusung bakal calon. Seperti yang dilakukan Ketua DPD Partai Golkar Binjai Zainuddin Purba dengan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Binjai, HM Sajali.
Senin (17/6) malam lalu, Zainuddin Purba dan Sajali terlihat bertemu di salah satu tempat nongkrong di kawasan Binjai Kota. Terlihat mobi dinas BK 1228 R milik Ketua DPRD Binjai, Zainuddin Purba parkir di lokasi pertemuan. Ternyata, mobil dinas tersebut dipakai Sajalin
Wartawan Sumut Pos sempat berpapasan dengan Sajali di tempat nongkrong tersebut. Dia tidak sendirian, melainkan bersama dua kader Partai Demokrat lainnya.
Dikonfirmasi via WhatsApp, Sajali belum mau terbuka mengenai penjajakan yang dilakukan dengan Partai Golkar dalam menghadapi Pilkada 2020. Apalagi ketika ditanya tentang kemungkinan pemicaraan dengan Partai Golkar malam itu, adalah soal paket pasangan Zainuddin Purba dan Sajali menjadi bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai 2020, dia malah balik bertanya.
“Kabar dari mana?” tanya Sajali melalui WhatsApp, Selasa (18/6).
Namun begitu, ia menjawab juga, bahwa peluang koalisi Golkar-Demokrat bisa saja terjadi atau sama sekali tidak terjadi. “Semua masih cair. Belanda masih jauh. Semua masih cair, kita tunggu filmnya main ya,” sambung Sajali yang kini duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Binjai.
Ketika disinggung lagi soal kabar yang berkembang di Kota Binjai, bahwa Tengku Suhemi Idris, mantan jaksa yang terakhir berdinas di Kejaksaan Agung disebut-sebut bakal diusung Partai Demokrat, politisi yang akrab disapa Bajor ini hanya membalas dengan emoji tersenyum. Artinya, dia tidak membenarkan tapi juga tidak membantahnya.
Namun saat didesak lebih lanjut, Bajor akhirnya memberi keterangan. “Yang jelas Demokrat akan ikut bertarung dalam konstelasi Pilkada 2020 ini. Berpasangan dengan siapa saja, terbuka lebar segala kemungkinan. Cukup ya, jangan terbuka semua entar enggak seru,” tandasnya.
Diketahui, Partai Demokrat pada Pilkada 2015 lalu berkoalisi dengan PKS yang mengusung pasangan Muhammad Idaham dan Timbas Tarigan. Pasangan ini keluar sebagai pemenang saat itu. Kini, Idaham tidak dapat mencalonkan diri lagi karena sudah dua periode sebagai Wali Kota Binjai bersama Wakilnya Timbas Tarigan.
Demikian juga dengan Timbas Tarigan, dia tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai Wakil Wali Kota Binjai. Tapi jika ingin maju kembali, Timbas harus mencalonkan diri sebagai Wali Kota Binjai. Namun, hingga kini Timbas Tarigan belum diketahui akan mencalonkan diri atau tidak. Pasalnya, PKS yang mengusungnya pada 2015 lalu sudah menegaskan kalau mereka tidak akan mengusungnya kembali karena Timbas sudah bukan kader PKS lagi.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Kota Binjai Zainuddin Purba ketika dikonfirmasi tentang keinginannya mencalonkan diri menjadi Wali Kota Binjai tak membantahnya. “Munafik namanya jika seorang ketua partai tidak ingin maju sebagai calon kepala daerah,” kata Zainuddin di kediamannya, beberapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Pak Uda ini pun mengaku jika mereka ingin membuka peluang koalisi bersama Partai Demokrat. Ketika ditanya tentang kemungkinan dirinya akan berpasangan dengan Ketua DPC Demokrat Kota Binjai HM Sajali, dia malah balik bertanya kepada Sumut Pos, apakah dirinya cocok dipasangkan dengan Sajali.
Berdasarkan hasil Pemilu serentak 2019 lalu, Partai Golkar mendapat 6 kursi di DPRD Kota Binjai. Dengan begitu, Partai Golkar sudah dapat mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi, karena sudah memenuhui syarat 20 persen dari total 30 kursi di DPRD Binjai. Sedangkan Partai Demokrat mendapat 3 kursi, sehingga butuh 3 kursi lagi untuk dapat mengusung pasangan calon. Karenanya, bukan tidak mungkin koalisi Golkar-Demokrat bakal terjadi. (ted)