30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Positif Covid-19 Sumut Dekati Angka 1.000, Anak-anak Capai 3,6 Persen

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) sudah mendekati angka 1.000 orang. Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan kasus positif yang terkonfirmasi melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) telah mencapai 993 orang.

“Angka ini naik 23 orang dari hari sebelumnya yang masih mencapai 970 orang,” ujar Aris dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Kamis (18/6) sore.

Meski demikian, angka pasien sembuh Covid-19 juga bertambah 7 orang, dari 226 orang menjadi 233 orang. Sementara untuk angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) sedikit berkurang, dari 892 orang menjadi 885 orang. Begitu juga Pasien Dalam Pengawasan (PDP), berkurang 1 angka dari 160 orang menjadi 159 orang. Sedangkan yang meninggal masih tetap 67 orang.

Aris menyebutkan, dari jumlah keseluruhan kasus Covid-19 Sumut, sebanyak 3,6 persen penderitanya adalah anak-anak. Oleh karena itu, para orang tua diminta tetap waspadai.

“Di awal pandemi Covid-19, anak-anak memang disebut sebagai kelompok usia yang relatif tidak rentan. Tapi sekarang tingkat penularan virus corona kepada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hingga 17 Juni 2020, total kasus anak yang terpapar di Sumut telah mencapai 3,6 persen dari jumlah kasus yang dilaporkan,” sebutnya.

Diutarakan Aris, pada awal Maret 2020 lalu Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika atau CDC menyatakan, gejala Covid-19 pada anak-anak tidak fatal seperti orang dewasa. Namun, belakangan mereka merevisi pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi virus corona mirip dengan kondisi Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (Mis-C).

Mis-C ini adalah kondisi ketika ada bagian tubuh anak yang meradang, seperti jantung, otak, kulit, paru-paru, ginjal, hingga organ pencernaan.

CDC menjelaskan, virus corona memang ditemukan pada anak dan orang dewasa yang menderita Mis-C, dengan gejala demam, sakit perut, diare, muntah, sakit leher, muncul ruam dan mata merah serta merasa sangat lelah.

“Bahkan dalam kasus yang parah, juga dapat memperlihatkan tanda kegawat-daruratan, seperti sesak nafas, sakit perut yang parah, bibir dan wajah kebiruan. Bila muncul tanda ini, segera bawa ke rumah sakit. Anak-anak yang memiliki gejala ini bisa berujung komplikasi serius bahkan kematian. Namun sebagian besar anak-anak bisa sembuh dengan pengobatan medis, terutama bila gejalanya ditemukan sejak awal,” bebernya.

Kendati begitu, Aris menyatakan, anak-anak tetap bisa beraktivitas di luar rumah. Akan tetapi harus dengan protokol kesehatan. Untuk itu, orang tua juga harus mencontohkan pola hidup bersih dan sehat supaya anak mau melakukan hal yang sama, serta selalu mau menggunakan masker apabila ke area publik termasuk ke sekolah. “Bagi anak yang sakit, harus tetap berada di rumah,” ucapnya.

Lebih jauh Aris mengatakan, di masa pandemi ini olahraga yang dianjurkan ialah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Olahraga berat tidak disarankan, karena pasca berolahraga tubuh akan membutuhkan waktu untuk bisa kembali pulih ke kondisi normal. “Tujuan olahraga untuk menyehatkan badan kita, tetapi dimasa pandemi ini perhatikan tingkat kebugaran dan resiko kesehatan kita. Pastikan unsur keamanan dari Covid-19,” cetusnya.

Ia menambahkan, banyak opsi olahraga yang bisa dilakukan di rumah tanpa alat, misalnya senam, yoga dan lain-lain. Akan tetapi, bila ingin olahraga di luar maka diminta agar memastikan unsur keamanan yang berkaitan dengan penularan Covid-19, yaitu menjaga jarak dengan orang lain. “Jangan sampai pulang dengan membawa penyakit. Padahal, tujuan kita berolahraga untuk sehat,” imbuhnya.

Deteksi Dini

Terpisah, juru bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan, menyampaikan pentingnya melakukan pendeteksian dini pada warga yang terinfeksi Covid-19. Hal ini dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di Sumut.

“Pendeteksian merupakan salah satu hal penting dalam penanggulangan wabah Covid-19. Penderita Covid-19 yang ada ditengah-tengah masyarakat harus segera terdeteksi dan diagnosis walaupun penderita tersebut tanpa gejala atau tanpa keluhan,” ujarnya.

Karena itu pihaknya berharap masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya pendeteksian tersebut, termasuk berinisiatif memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala Covid-19, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas dan nyeri dada serta memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.

Whiko juga kembali mengingatkan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal itu disampaikan mengingat angka penderita Covid-19 di Sumut terus meningkat.

Dairi Masih Zona Kuning

Di Kabupaten Dairi, data penyebaran Covid-19 hingga kemarin yakni 1 orang pasien positif, 1 orang status pasien dalam pengawasan (PDP), serta 19 orang dalam status orang tanpa gejala (OTG).

“PDP berjenis kelamin laki-laki berusia 48 tahun merupakan warga Kecamatan Sumbul. Sebelum dirujuk ke rumah sakit Marta Friska Medan, pria tersebut sempat dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Sidikalang,” jelas juru bicara GTPP Covid-19 Dairi, melalui Ketua Pokja Humas yang juga Kadis Komunikasi dan Informatika Dairi, Rahmatsyah Munthe, Kamis (18/6).

Apakah si pasien sudah menjalani rapid test sebelum dirujuk, Rahmatsyah mengaku tidak memgetahui pasti. “Informasinya, si pasien ada gejala klinis demam. Sehingga pihak RSUD merujuk pasien dimaksud ke Medan. Sementara 19 warga status OTG menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.

Sementara tentang pasien positif Covid-19, tim masih terus melakukan pelacakan (tracing) terhadap warga yang pernah kontak dengan si pasien. Pasien positif Covid-19 itu berjenis kelamin laki-laki berusia 34, warga Kelurahan Batangberuh kecamatan Sidikalang. Kini ia menjalani isolasi mandiri di Medan.

“Terkait penyebaran Covid-19, Dairi masih tetap status zona kuning. Tidak ada pelonggaran protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap menerapkan atau mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, yakni mutlak sering mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar dari rumah, jaga jarak, menjauhi kerumunan, serta makan makanan bergizi,” tandasnya. (ris/rud/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) sudah mendekati angka 1.000 orang. Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan kasus positif yang terkonfirmasi melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) telah mencapai 993 orang.

“Angka ini naik 23 orang dari hari sebelumnya yang masih mencapai 970 orang,” ujar Aris dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Kamis (18/6) sore.

Meski demikian, angka pasien sembuh Covid-19 juga bertambah 7 orang, dari 226 orang menjadi 233 orang. Sementara untuk angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) sedikit berkurang, dari 892 orang menjadi 885 orang. Begitu juga Pasien Dalam Pengawasan (PDP), berkurang 1 angka dari 160 orang menjadi 159 orang. Sedangkan yang meninggal masih tetap 67 orang.

Aris menyebutkan, dari jumlah keseluruhan kasus Covid-19 Sumut, sebanyak 3,6 persen penderitanya adalah anak-anak. Oleh karena itu, para orang tua diminta tetap waspadai.

“Di awal pandemi Covid-19, anak-anak memang disebut sebagai kelompok usia yang relatif tidak rentan. Tapi sekarang tingkat penularan virus corona kepada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hingga 17 Juni 2020, total kasus anak yang terpapar di Sumut telah mencapai 3,6 persen dari jumlah kasus yang dilaporkan,” sebutnya.

Diutarakan Aris, pada awal Maret 2020 lalu Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika atau CDC menyatakan, gejala Covid-19 pada anak-anak tidak fatal seperti orang dewasa. Namun, belakangan mereka merevisi pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi virus corona mirip dengan kondisi Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (Mis-C).

Mis-C ini adalah kondisi ketika ada bagian tubuh anak yang meradang, seperti jantung, otak, kulit, paru-paru, ginjal, hingga organ pencernaan.

CDC menjelaskan, virus corona memang ditemukan pada anak dan orang dewasa yang menderita Mis-C, dengan gejala demam, sakit perut, diare, muntah, sakit leher, muncul ruam dan mata merah serta merasa sangat lelah.

“Bahkan dalam kasus yang parah, juga dapat memperlihatkan tanda kegawat-daruratan, seperti sesak nafas, sakit perut yang parah, bibir dan wajah kebiruan. Bila muncul tanda ini, segera bawa ke rumah sakit. Anak-anak yang memiliki gejala ini bisa berujung komplikasi serius bahkan kematian. Namun sebagian besar anak-anak bisa sembuh dengan pengobatan medis, terutama bila gejalanya ditemukan sejak awal,” bebernya.

Kendati begitu, Aris menyatakan, anak-anak tetap bisa beraktivitas di luar rumah. Akan tetapi harus dengan protokol kesehatan. Untuk itu, orang tua juga harus mencontohkan pola hidup bersih dan sehat supaya anak mau melakukan hal yang sama, serta selalu mau menggunakan masker apabila ke area publik termasuk ke sekolah. “Bagi anak yang sakit, harus tetap berada di rumah,” ucapnya.

Lebih jauh Aris mengatakan, di masa pandemi ini olahraga yang dianjurkan ialah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Olahraga berat tidak disarankan, karena pasca berolahraga tubuh akan membutuhkan waktu untuk bisa kembali pulih ke kondisi normal. “Tujuan olahraga untuk menyehatkan badan kita, tetapi dimasa pandemi ini perhatikan tingkat kebugaran dan resiko kesehatan kita. Pastikan unsur keamanan dari Covid-19,” cetusnya.

Ia menambahkan, banyak opsi olahraga yang bisa dilakukan di rumah tanpa alat, misalnya senam, yoga dan lain-lain. Akan tetapi, bila ingin olahraga di luar maka diminta agar memastikan unsur keamanan yang berkaitan dengan penularan Covid-19, yaitu menjaga jarak dengan orang lain. “Jangan sampai pulang dengan membawa penyakit. Padahal, tujuan kita berolahraga untuk sehat,” imbuhnya.

Deteksi Dini

Terpisah, juru bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan, menyampaikan pentingnya melakukan pendeteksian dini pada warga yang terinfeksi Covid-19. Hal ini dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di Sumut.

“Pendeteksian merupakan salah satu hal penting dalam penanggulangan wabah Covid-19. Penderita Covid-19 yang ada ditengah-tengah masyarakat harus segera terdeteksi dan diagnosis walaupun penderita tersebut tanpa gejala atau tanpa keluhan,” ujarnya.

Karena itu pihaknya berharap masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya pendeteksian tersebut, termasuk berinisiatif memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala Covid-19, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas dan nyeri dada serta memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.

Whiko juga kembali mengingatkan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal itu disampaikan mengingat angka penderita Covid-19 di Sumut terus meningkat.

Dairi Masih Zona Kuning

Di Kabupaten Dairi, data penyebaran Covid-19 hingga kemarin yakni 1 orang pasien positif, 1 orang status pasien dalam pengawasan (PDP), serta 19 orang dalam status orang tanpa gejala (OTG).

“PDP berjenis kelamin laki-laki berusia 48 tahun merupakan warga Kecamatan Sumbul. Sebelum dirujuk ke rumah sakit Marta Friska Medan, pria tersebut sempat dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Sidikalang,” jelas juru bicara GTPP Covid-19 Dairi, melalui Ketua Pokja Humas yang juga Kadis Komunikasi dan Informatika Dairi, Rahmatsyah Munthe, Kamis (18/6).

Apakah si pasien sudah menjalani rapid test sebelum dirujuk, Rahmatsyah mengaku tidak memgetahui pasti. “Informasinya, si pasien ada gejala klinis demam. Sehingga pihak RSUD merujuk pasien dimaksud ke Medan. Sementara 19 warga status OTG menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.

Sementara tentang pasien positif Covid-19, tim masih terus melakukan pelacakan (tracing) terhadap warga yang pernah kontak dengan si pasien. Pasien positif Covid-19 itu berjenis kelamin laki-laki berusia 34, warga Kelurahan Batangberuh kecamatan Sidikalang. Kini ia menjalani isolasi mandiri di Medan.

“Terkait penyebaran Covid-19, Dairi masih tetap status zona kuning. Tidak ada pelonggaran protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap menerapkan atau mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, yakni mutlak sering mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar dari rumah, jaga jarak, menjauhi kerumunan, serta makan makanan bergizi,” tandasnya. (ris/rud/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/