SUMUTPOS.CO – Persoalan listrik di Sumatera Utara tampaknya akan mulai kurang mulai awal tahun depan. Setidaknya, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan menyumbangkan 30 MW (megawatt) daya listriknya untuk kepentingan masyarakat mulai akhir Desember mendatang.
“Saya sudah bicarakan dengan direksi PT Inalum dan mereka setuju. Karena saat ini pembangkit listriknya masih dalam proses perbaikan, diperkirakan 30 Desember nanti mungkin baru bisa disalurkan ke masyarakat. Diharapkan ini dapat mengurangi permasalahan listrik di Sumut,” ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan, saat meresmikan pencanangan pengembangan terminal peti kemas di Belawan, Senin (18/11) kemarin.
Dahlan, mengaku tahu persis kalau mesin pembangkit PT Inalum masih mempunyai cadangan listrik. Hanya saja, sebut dia, selama ini menajemen perusahaannya ditangani oleh asing (Jepang,red). Hal ini yang membuatnya tidak dapat berbuat banyak dengan meminta penambahan pasokan listrik guna mengatasi krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara.
“Sekarang Inalum sudah menjadi bagian dari perusahaan BUMN, terhitung sejak 1 November 2013 lalu. Direksinya sudah kami yang mengangkat, makanya kita minta sumbangan listrik untuk masyarakat Sumut supaya ditingkatkan,” katanya.
Nasib kelistrikan di Sumut, lanjut Dahlan, memang merupakan persoalan yang rumit. Begitupun, Dahlan meminta semua pihak untuk tidak menyerah. Penyebab defisit listrik diakuinya memang mengalami banyak hambatan. Dari sebelumnya, terhambat soal perizinan proyek PLTA Asahan 3 dan PLTU 2 x 200 MW di Pangkalansusu hingga terkendala tentang perizinan dengan pihak Jepang terkait proyek PLTP di Sarulla.
“Memang persoalan listrik di Sumut rumit sekali, sekarang permasalahan baru terjadi lagi di PLTU Pangkalansusu di mana tower-tower yang telah terpasang digergaji. Kemarin (Minggu malam) kami rapat sampai larut malam membahas soal ini. Karena masih ada 17 tiang tower belum berdiri, akibatnya proses uji coba pembangkit tidak bisa dilakukan,” ungkap Dahlan.
Disebutkannya, krisis listrik di Medan semestinya tidak ada lagi kalau PLTU Pangkalansusu selesai dan tidak mengalami gangguan. “Kalau tower yang berdiri selalu digergaji bagaimana mau diuji coba, tapi kalau tidak ada listrik saya juga yang babak belur. Ini jelas merugikan negara seharusnya kita berpikir bersama dalam mengatasinya,” ujarnya.
Dahlan, juga meminta Kapolda Sumut, Pangdam I/BB dan Dan Lantamal I untuk membantu pengamanan terhadap tower-tower milik PLN yang terpasang dari PLTU di Pangkalansusu Kabupaten Langkat hingga menuju Medan. Karena kalau semuanya telah terpasang, maka mesin pembangkit sudah bisa segera dilakukan uji coba.
“Kepada Pak Kapoldasu saya mohon bantuannya dan saya sudah ceritakan semuanya termasuk kendala tower-tower listrik. Kalau ada yang menggergaji tolong diamankan dan mau diapakan saya tidak tahu Pak. Yang pasti PLN tidak mempunyai surat dan tidak berhak menindak itu,” sebut Dahlan.
Pemkab Mediasi Ganti Rugi
Persoalan pembebasan lahan milik warga khususnya wilayah Langkat untuk pembangunan tower transmisi PLTU Pangkalansusu dimediasi maksimal Pemkab sekaligus menghasilkan harga tawaran tertinggi bagi pemilik.
Bupati Langkat, H Ngogesa Sitepu, melalui Asisten I Bid Pemerintahan Abdul Karim Nasution menegaskan hal itu, Senin (18/11), terkait adanya sekitar lima (5) tower untuk beberapa titik disebut-sebut kawasan Kecamatan Gebang belum terselesaikan akibat sulitnya beberapa warga pemilik lahan termasuk tanamannya melepaskan dengan harga tertinggi sudah ditawarkan.
“Mediasi sudah kita lakukan maksimal dengan golnya sesuai harga tawaran tertinggi untuk daerah situ (Gebang). Artinya, kita di pemerintahan sesuai instruksi pimpinan berupaya mendukung atau ikut serta menyukseskan penyelesaian proyek tersebut,” kata Karim.
Disebutkan tentang deadline PLTUÂ yang segera launching 2014 mendatang dapat terganjal persoalan dimaksud, sebagaimana dikhawatirkan pada pertemuan antara Meneg BUMN Dahlan Iskan dan beberapa manajer proyek Minggu malam di aula PLTU Pangkalansusu, Karim beberkan pihaknya akan pro aktif bahkan mungkin sertakan aparatur berwenang.
“Pada dasarnya begitulah. Kita tetap berupaya proaktif terhadap kemungkinan, adanya beberapa warga Langkat yang belum bersedia melapaskan lahan miliknya dengan alasan tertentu misalnya lahan yang dilalui transmisi harus dibayarkan juga atau bagaimana. Teknisnya pihak PLTU lah yang paham, kita hanya membantu,” jelas dia.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan bertemu manajer berkompeten di proyek PLTU Pangkalansusu termasuk manajer transmisi, kontraktor Guangdong Power Enginering Contraktor (GPEC) asal China dan GM PLN Sumbagut guna mengetahui kendala penyebab rumitnya penyelesaian proyek itu.
Dahlan pada kesempatan itu, merasa puas akan jawaban bahagian transmisi yang akui adanya kepedulian maupun perhatian Gubsu bahkan Bupati Langkat. “Ya sudah, kalau memang Gubsu dan bupatinya peduli bagus karena ini juga untuk kepentingan masyarakat Sumut umumnya,” ketus Dahlan.
Pun demikian, Dahlan tetap menginstruksikan kepada setiap bahagian penanggung jawab melakukan uji coba terhadap masing-masing bidang guna mengetahui sampai sejauh mana kendala dihadapi sesuai dengan kemampuan arus ataupun voltase tersedia saat ini.
“Semuanya perlu dilakukan pengujian. Selain untuk mengetahui apa kendalanya, kita dapat mengevaluasi apa yang seharusnya diperbuat. Untuk itu, kita perlu kerja cepat supaya terpenuhinya target,” ungkap dia dalam rapat yang dimulai sekitar pukul 20.45 hingga 23.20 WIB ditandai dengan bermalamnya Dahlan di salah satu ruang aula tanpa tempat tidur sebelum bertolak ke KIM I Mabar sekitar pukul 04.00 WIB subuh. (rul/jie)