TANAH KARO, SUMUTPOS.CO – Aktivitas kegempaan Gunung Sinabung terus mengalami peningkatan. Hingga berita ini dilansir, gunung tertinggi di Sumut itu sudah memasuki masa kritis. Potensi erupsi dalam skala besar dapat terjadi kapan saja.
Menurut Pejabat Pelaksana Pengamatan dan Penyelidikan gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika, Rabu (18/12), selain peningkatan kegempaan yang terus meningkat, kondisi struktur gunung mulai mengalami perubahan yang cukup signifikan.
“Meskipun secara kasat mata kondisi gunung terlihat tenang dan hanya mengeluarkan asap putih dari kepundan-nya, tapi potensi erupsi dapat terjadi kapan saja,” ujarnya.
Kondisi struktur gunung kini mulai mengalami perubahan yang cukup terlihat. Tingginya aktivitas kegempaan menyebabkan terjadinya longsoran di sekitar badan gunung. Selain itu, sesuai hasil pantauan dari satelit, pada puncak gunung teramati bentuk kubah magma yang kapan saja dapat menyemburkan lava.
Pihak PVMBG terus menghimbau kepada warga agar tidak lagi beraktivitas pada zona merah (radius 5 km) untuk menghindari erupsi dalam skala besar yang dapat kapan saja terjadi.
Sementara itu, perubahan bentuk Sinabung menjadi perhatian di tengah masyarakat yang berada di sekitar gunung. Warga beramai–ramai mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Jl. Tiras Bangun, Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kec. Simpang Empat. Seorang warga Desa Gurukinayan, Salmon Sitepu mengatakan, mereka beramai–ramai mendatangi Pos Pengamatan untuk mengetahui perkembangan apa yang kini terjadi pada sinabung.
Hasil pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Rabu (18/12) hingga pukul 12.00 Wib, secara visual teramati cuaca cerah, angin tenang, tampak asap tebal putih ke abu–abuan dengan ketinggian 50–150 m. Teramati guguran ke arah tenggara, jarak luncur 500 m dan suhu udara 20–26 derajat celcius. Seismisitas, 4 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan Amplitude Maximum 7–50 mm, Gempa Low Freqwency sebanyak 53 kali dengan Amax 5-20mm, 676 kali Gempa Hybrid, Amax 7–120 mm, Gempa Hembusan 10 kali dengan Amax 7–45 mm, 1 kali Guguran dengan Amax 43 mm, lama gempa 93 detik serta tremor masih terus berlangsung.(nang/deo)