25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

208 Warga Derita Hepatitis B

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penderita Hepatitis B di Sumatera Utara pada tahun 2016 cukup banyak. Dari pemeriksaan yang dilakukan di Kota Medan, Pematangsiantar, Deliserdang dan Simalungan, Dinas Kesehatan Sumatera Utara menemukan 208 warga yang menderita penyakit tersebut.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang PMK Dinas Kesehatan Sumut, NG Hikmet di ruang kerjanya, Kamis (19/1) siang. Menurut Hikmet, di Medan, pemeriksaan yang dilakukan terhadap 8.887 orang.

”Jumlah itu terbagi kepada pemeriksaan terhadap 6000 ibu hamil, 2500 tenaga kesehatan, 37 pengguna narkoba alat suntik, 50 PSK, 200 Mahasiswa, 50 infeksi menular seksual (IMS) dan 50 keluarga beresiko hepatitis,” ungkapnya.

Di Pematangsiantar, deteksi dini dilakukan terhadap 941 orang ibu hamil, dengan positifnya 11 orang, 407 orang tenaga kesehatan dan positif 4 orang. Untuk di

Deliserdang, deteksi dini dilakukan kepada 3.581 orang ibu hamuil dan positif  9 orang, 1000 orang tenaga keseharan dan positif 4 orang.

”Di Kabupaten Simalungun, kita melakukan deteksi dini terhadap 980 ibu hamil dan positif 20 orang. Begitu juga dengan 1.000 orang tenaga kesehatan dan positif 28 orang,” sebutnya.

Hikmet menambahkan, Indonsia merupakan salah satu negara dengan kasus tertinggi hepatitis B. Sesuai dengan data riskesdas tahun 2007, Indonesia menempati peringkat kedua terbanyak diantara anggota WHO, di bawah Myanmar. Sebanyak 23 juta penduduk yang sudah terinfeksi Hepatitis B dan 5 juta Hepatitis C.

“Penularannya dari cairan misalnya darah, seperti sikat gigi, gunting kuku maupun transfusi. Virus hepatitis ini masa inkubasinya lama, dapat bertahan hingga 2 minggu hingga memungkinkan penularan, ” ujar Hikmet.

Begitupun, hepatitis B bisa sembuh sempurna. Namun bisa juga menjadi kronis, jika berlanjut terus bahkan bisa menyebabkan kanker hati dan berlanjut meninggal. Oleh karena itu, dikatakan Hikmet jika hepatitis B, vaksinasinya sudah masuk program Nasional. (ain/dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penderita Hepatitis B di Sumatera Utara pada tahun 2016 cukup banyak. Dari pemeriksaan yang dilakukan di Kota Medan, Pematangsiantar, Deliserdang dan Simalungan, Dinas Kesehatan Sumatera Utara menemukan 208 warga yang menderita penyakit tersebut.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang PMK Dinas Kesehatan Sumut, NG Hikmet di ruang kerjanya, Kamis (19/1) siang. Menurut Hikmet, di Medan, pemeriksaan yang dilakukan terhadap 8.887 orang.

”Jumlah itu terbagi kepada pemeriksaan terhadap 6000 ibu hamil, 2500 tenaga kesehatan, 37 pengguna narkoba alat suntik, 50 PSK, 200 Mahasiswa, 50 infeksi menular seksual (IMS) dan 50 keluarga beresiko hepatitis,” ungkapnya.

Di Pematangsiantar, deteksi dini dilakukan terhadap 941 orang ibu hamil, dengan positifnya 11 orang, 407 orang tenaga kesehatan dan positif 4 orang. Untuk di

Deliserdang, deteksi dini dilakukan kepada 3.581 orang ibu hamuil dan positif  9 orang, 1000 orang tenaga keseharan dan positif 4 orang.

”Di Kabupaten Simalungun, kita melakukan deteksi dini terhadap 980 ibu hamil dan positif 20 orang. Begitu juga dengan 1.000 orang tenaga kesehatan dan positif 28 orang,” sebutnya.

Hikmet menambahkan, Indonsia merupakan salah satu negara dengan kasus tertinggi hepatitis B. Sesuai dengan data riskesdas tahun 2007, Indonesia menempati peringkat kedua terbanyak diantara anggota WHO, di bawah Myanmar. Sebanyak 23 juta penduduk yang sudah terinfeksi Hepatitis B dan 5 juta Hepatitis C.

“Penularannya dari cairan misalnya darah, seperti sikat gigi, gunting kuku maupun transfusi. Virus hepatitis ini masa inkubasinya lama, dapat bertahan hingga 2 minggu hingga memungkinkan penularan, ” ujar Hikmet.

Begitupun, hepatitis B bisa sembuh sempurna. Namun bisa juga menjadi kronis, jika berlanjut terus bahkan bisa menyebabkan kanker hati dan berlanjut meninggal. Oleh karena itu, dikatakan Hikmet jika hepatitis B, vaksinasinya sudah masuk program Nasional. (ain/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/