26 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Keluarga Korban: Kalau Mau Damai, Tunggulah!

Foto: Manahan/PM Korban, Susilawati bersama Khairul Razikin dan Raudhatuzzah foto semasa hidup.
Foto: Manahan/PM
Korban, Susilawati bersama Khairul Razikin dan Raudhatuzzah foto semasa hidup.

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO – Keluarga Susilawati (42) dan anaknya Khairurraziqin alias Ozi (6) yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalinsum Tanjung Morawa–Medan KM 14-15, tepatnya di Dusun II Desa Bangun Sari Baru, Kec. Tanjung Morawa, Selasa (18/3) lalu, menolak tawaran perdamaian yang diajukan Kompol Selly boru Bakkara, pelaku yang menabrak keduanya.

Hal ini ditegaskan Fendi (45), abang kandung Susilawati saat ditemui kru koran ini di sela-sela pemakaman kedua korban yang dikubur satu liang itu, Rabu (19/3) sore. Fendi dan keluarganya mengaku belum memikirkan perdamaian yang diutarakan Kompol Selly saat datang melayat ke rumah duka. Wajar saja, saat itu mereka masih larut dalam kesedihan.

“Kalau mau berdamai lihat waktunyalah. Tunggulah 3 hari atau seminggu ke depan,” kesal Fendi. Selain itu, pihak keluarga juga kecewa dengan sikap Kompol Selly yang justru terkesan menyalahkan adiknya Susilawati dalam kecelakaan itu.

Menurut Kompol Selly kecelakaan itu terjadi karena Susilawati mengambil jalur lain dan gugup mengendarai speda motor. Selain itu, Kompol Selly juga mengatakan, bahwa yang menabrak sepeda motor kedua korban adalah mobil Suzuki APV warna hitam yang mendahului mobilnya.

Menyikapi pernyataan itu, Fendi dan adiknya pun mengungkapkan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus itu pada petugas kepolisian dan pengadilan nanti. Fendi tak terima karena selama ini adiknya tak pernah ugal-ugalan mengendarai sepeda motor. “Adikku sudah mahir mengendarai speda motor. Selain itu, dia juga bisa mengendarai mobil dan tak pernah ugal-ugalan,” ungkapnya.

Jika ungkapan itu benar, keluarga menuntut Kompol Selly mencari mobil Suzuki APV hitam, yang menurutnya salah dalam kecelakaan yang merenggut nyawa kedua korban itu. “Cari dan buktikan kalau mobil Suzuki APV warna hitam itu yang menabrak adikku dan anaknya,” ungkapnya.

Fendi mengungkapkan tak sepantasnya Kompol Selly menyalahkan adiknya, apalagi di saat duka seperti ini. “Kami minta petugas Sat Lantas Polres DS menegakkan hukum dan melakukan penyelidikan sesuai peraturan yang berlaku. Sebab di mata hukum semua orang sama kedudukannya. Dan yang seharusnya menjelaskan kronologis kecelakaan tersebut adalah petugas kepolisian, bukan Kompol Selly,” kesalnya.

Apalagi, saat ini keponakannya bernama Oza yang selamat dalam kecelakaan tersebut masih trauma dan belum bisa diajak berbicara banyak. Bahkan saat Riswanyah (43) adik iparnya ayah Oza tiba dari Jakarta, Oza yang menyaksikan ibunya tewas menangis di pelukan Riswansyah. Hal itu tentu saja membuat Fendi dan keluarga yang menyaksikan menitikkan air mata.

“Bahkan tadi malam Oza yang masih trauma pun demam,” lirih Fendi. Hal senada juga dikatakan Riswansyah yang belum memikirkan prihal perdamaian yang diajukan Kompol Sally.

Selain masih berduka, Riswansyah pun mengaku masih fokus pada ketiga anaknya yaitu Zahratul Hayati (17) yang masih kuliah di Universitas Syah Kuala di Banda Aceh, anak keduanya Akhsanawitakwin alias Awim (16) yang sekolah di SMK Telkom Medan, dan anak ketiganya Raudhatuzzahra alias Oza (10) yang masih duduk di  kelas IV SD di SD. “Aku belum terpikir untuk berdamai. Aku masih fokus untuk ketiga anakku, terutama Oza yang masih trauma,” tandasnya.

Sementara itu, Kompol Sally yang ditemui mengatakan, Kompol Sally, saat kejadian itu ia sedang melakukan pekerjaan rutin mengantarkan anaknya ke Sekolah Methodist di Tanjung Morawa. Dengan mengendarai mobil Toyota Yaris BK 97 AR, dari kediamannya di Jl. Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya Perumahan Rivera, ia dan berangkat.

“Saya dari Medan ke arah Tj. Morawa. Sedangkan dia (yang meninggal dunia-red) melaju dari arah berlawanan,” ucapnya.

Kala itu, perwira polisi yang menjabat sebagai Kaur Matfakes Subbid Kespol Biddokes Poldasu itu melajukan mobil dengan pelan. Namun, setiba di KM 14 Tj. Morawa, mobilnya didahului mobil Toyota APV yang melaju dari arah sama. “Sewaktu motong itulah mobil APV itu menyenggol sepeda motor ibu itu,” ucapnya.

Usai bersenggolan, sepeda motor yang dikendarai korban oleng dan akhirnya menabrak mobil yang dikendarainya. “Jadi dia yang menabrak saya, bukan saya yang menabraknya. Dan waktu tabrakan itu saja, saya langsung berhenti dan keluar mobil dengan kaki ayam,” ucapnya.

Masih kata perwira berpangkat melati 1 di pundaknya itu, pasca kejadian, ia langsung menghubungi pihak kepolisian dan ambulance. “Langsung saya hubungi pihak kepolisian sama rumah sakit. Bukan apa, saat itu saya berpikir anaknya masih bisa diselamatkan. Itulah ceritanya. Bukan saya yang menabrak, tapi saya yang ditabrak. Saat itu saja saya masih berada di jalur saya,” ucapnya.

Saat disinggung beredarnya info kalau ia ada memberikan sumbangan duka pada keluarga korban, Sally pun mengakui hal itu. “Itu rasa empati saya sebagai manusia. Saya ’kan juga korban,” pungkasnya.

Sekedar mengingatkan, Susilawati dan anaknya tewas ditabrak mobil Toyota Yaris silver BK 97 AR, yang dikendarai Kompol Selly saat melintas mengendarai sepeda motor BK 6691 AEE, di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa Km 14-15, Desa Bangun Sari Baru, Selasa (18/3) pagi, sekira pukul 07.00 WIB. Pagi itu Susilawati beranjak dari rumahnya Jl. Pahlawan, Gang Sempurna, Kel. Tanjung Morawa Pekan, mengendarai sepeda motor Honda Vario hitam list biru. Ibu empat anak itu bermaksud mengantar dua anaknya, Khairurraziqin alias Ozi (6) dan Raudhatuzzahra alias Oza (10) ke sekolah Siti Hajar di kawasan Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan. Ozi duduk di bagian depan, sedangkan Oza di bagian belakang.

Dari arah berlawanan Kompol Selly meluncur. Di perjalanan tak jauh dari tempat kejadian, mobilnya disalip mobil Suzuki APV. Tiba di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa Km 14-15, mobil Suzuki APV menyenggol sepeda motor Vario yang dikendarai Susilawati.

Akibat senggolan itu, sepeda motor oleng dan mobil Toyota Yaris yang dikendarai Kompol Selly, yang berada di belakang Suzuki APV langsung menyeruduk sepeda motor korban.  Brak! Sepeda motor Vario ringsek dihantam bumper kanan mobil Toyota Yaris. Sedangkan, Susilawati dan kedua anaknya terkapar di badan jalan. Kondisi Susilawati mengalami pendarahan di bagian kepala langsung tak sadarkan diri. Begitu pula Ozi, sekarat dengan luka dibeberapa bagian tubuhnya.

Sementara itu, Oza yang berada diboncengan sempat terlempar. Bocah SD itu pun menangis sejadi-jadinya. Pemandangan mengharukan itu membuat warga cepat berkerumun.

Tak ingin terjadi hal-hal buruk, perwira yang bertugas di Biddokkes Polda Sumut itu pun meminta warga membawa Susilawati dan kedua anaknya ke RS PTPN II Tanjung Morawa. Malang, nyawa ibu dan putranya itu gagal diselamatkan. Keduanya menghebuskan nafas terakhir karena mengalami pendarahan dan benturan kuat saat tabrakan berlangsung. (cr-2/ind/deo)

Foto: Manahan/PM Korban, Susilawati bersama Khairul Razikin dan Raudhatuzzah foto semasa hidup.
Foto: Manahan/PM
Korban, Susilawati bersama Khairul Razikin dan Raudhatuzzah foto semasa hidup.

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO – Keluarga Susilawati (42) dan anaknya Khairurraziqin alias Ozi (6) yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalinsum Tanjung Morawa–Medan KM 14-15, tepatnya di Dusun II Desa Bangun Sari Baru, Kec. Tanjung Morawa, Selasa (18/3) lalu, menolak tawaran perdamaian yang diajukan Kompol Selly boru Bakkara, pelaku yang menabrak keduanya.

Hal ini ditegaskan Fendi (45), abang kandung Susilawati saat ditemui kru koran ini di sela-sela pemakaman kedua korban yang dikubur satu liang itu, Rabu (19/3) sore. Fendi dan keluarganya mengaku belum memikirkan perdamaian yang diutarakan Kompol Selly saat datang melayat ke rumah duka. Wajar saja, saat itu mereka masih larut dalam kesedihan.

“Kalau mau berdamai lihat waktunyalah. Tunggulah 3 hari atau seminggu ke depan,” kesal Fendi. Selain itu, pihak keluarga juga kecewa dengan sikap Kompol Selly yang justru terkesan menyalahkan adiknya Susilawati dalam kecelakaan itu.

Menurut Kompol Selly kecelakaan itu terjadi karena Susilawati mengambil jalur lain dan gugup mengendarai speda motor. Selain itu, Kompol Selly juga mengatakan, bahwa yang menabrak sepeda motor kedua korban adalah mobil Suzuki APV warna hitam yang mendahului mobilnya.

Menyikapi pernyataan itu, Fendi dan adiknya pun mengungkapkan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus itu pada petugas kepolisian dan pengadilan nanti. Fendi tak terima karena selama ini adiknya tak pernah ugal-ugalan mengendarai sepeda motor. “Adikku sudah mahir mengendarai speda motor. Selain itu, dia juga bisa mengendarai mobil dan tak pernah ugal-ugalan,” ungkapnya.

Jika ungkapan itu benar, keluarga menuntut Kompol Selly mencari mobil Suzuki APV hitam, yang menurutnya salah dalam kecelakaan yang merenggut nyawa kedua korban itu. “Cari dan buktikan kalau mobil Suzuki APV warna hitam itu yang menabrak adikku dan anaknya,” ungkapnya.

Fendi mengungkapkan tak sepantasnya Kompol Selly menyalahkan adiknya, apalagi di saat duka seperti ini. “Kami minta petugas Sat Lantas Polres DS menegakkan hukum dan melakukan penyelidikan sesuai peraturan yang berlaku. Sebab di mata hukum semua orang sama kedudukannya. Dan yang seharusnya menjelaskan kronologis kecelakaan tersebut adalah petugas kepolisian, bukan Kompol Selly,” kesalnya.

Apalagi, saat ini keponakannya bernama Oza yang selamat dalam kecelakaan tersebut masih trauma dan belum bisa diajak berbicara banyak. Bahkan saat Riswanyah (43) adik iparnya ayah Oza tiba dari Jakarta, Oza yang menyaksikan ibunya tewas menangis di pelukan Riswansyah. Hal itu tentu saja membuat Fendi dan keluarga yang menyaksikan menitikkan air mata.

“Bahkan tadi malam Oza yang masih trauma pun demam,” lirih Fendi. Hal senada juga dikatakan Riswansyah yang belum memikirkan prihal perdamaian yang diajukan Kompol Sally.

Selain masih berduka, Riswansyah pun mengaku masih fokus pada ketiga anaknya yaitu Zahratul Hayati (17) yang masih kuliah di Universitas Syah Kuala di Banda Aceh, anak keduanya Akhsanawitakwin alias Awim (16) yang sekolah di SMK Telkom Medan, dan anak ketiganya Raudhatuzzahra alias Oza (10) yang masih duduk di  kelas IV SD di SD. “Aku belum terpikir untuk berdamai. Aku masih fokus untuk ketiga anakku, terutama Oza yang masih trauma,” tandasnya.

Sementara itu, Kompol Sally yang ditemui mengatakan, Kompol Sally, saat kejadian itu ia sedang melakukan pekerjaan rutin mengantarkan anaknya ke Sekolah Methodist di Tanjung Morawa. Dengan mengendarai mobil Toyota Yaris BK 97 AR, dari kediamannya di Jl. Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya Perumahan Rivera, ia dan berangkat.

“Saya dari Medan ke arah Tj. Morawa. Sedangkan dia (yang meninggal dunia-red) melaju dari arah berlawanan,” ucapnya.

Kala itu, perwira polisi yang menjabat sebagai Kaur Matfakes Subbid Kespol Biddokes Poldasu itu melajukan mobil dengan pelan. Namun, setiba di KM 14 Tj. Morawa, mobilnya didahului mobil Toyota APV yang melaju dari arah sama. “Sewaktu motong itulah mobil APV itu menyenggol sepeda motor ibu itu,” ucapnya.

Usai bersenggolan, sepeda motor yang dikendarai korban oleng dan akhirnya menabrak mobil yang dikendarainya. “Jadi dia yang menabrak saya, bukan saya yang menabraknya. Dan waktu tabrakan itu saja, saya langsung berhenti dan keluar mobil dengan kaki ayam,” ucapnya.

Masih kata perwira berpangkat melati 1 di pundaknya itu, pasca kejadian, ia langsung menghubungi pihak kepolisian dan ambulance. “Langsung saya hubungi pihak kepolisian sama rumah sakit. Bukan apa, saat itu saya berpikir anaknya masih bisa diselamatkan. Itulah ceritanya. Bukan saya yang menabrak, tapi saya yang ditabrak. Saat itu saja saya masih berada di jalur saya,” ucapnya.

Saat disinggung beredarnya info kalau ia ada memberikan sumbangan duka pada keluarga korban, Sally pun mengakui hal itu. “Itu rasa empati saya sebagai manusia. Saya ’kan juga korban,” pungkasnya.

Sekedar mengingatkan, Susilawati dan anaknya tewas ditabrak mobil Toyota Yaris silver BK 97 AR, yang dikendarai Kompol Selly saat melintas mengendarai sepeda motor BK 6691 AEE, di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa Km 14-15, Desa Bangun Sari Baru, Selasa (18/3) pagi, sekira pukul 07.00 WIB. Pagi itu Susilawati beranjak dari rumahnya Jl. Pahlawan, Gang Sempurna, Kel. Tanjung Morawa Pekan, mengendarai sepeda motor Honda Vario hitam list biru. Ibu empat anak itu bermaksud mengantar dua anaknya, Khairurraziqin alias Ozi (6) dan Raudhatuzzahra alias Oza (10) ke sekolah Siti Hajar di kawasan Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan. Ozi duduk di bagian depan, sedangkan Oza di bagian belakang.

Dari arah berlawanan Kompol Selly meluncur. Di perjalanan tak jauh dari tempat kejadian, mobilnya disalip mobil Suzuki APV. Tiba di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa Km 14-15, mobil Suzuki APV menyenggol sepeda motor Vario yang dikendarai Susilawati.

Akibat senggolan itu, sepeda motor oleng dan mobil Toyota Yaris yang dikendarai Kompol Selly, yang berada di belakang Suzuki APV langsung menyeruduk sepeda motor korban.  Brak! Sepeda motor Vario ringsek dihantam bumper kanan mobil Toyota Yaris. Sedangkan, Susilawati dan kedua anaknya terkapar di badan jalan. Kondisi Susilawati mengalami pendarahan di bagian kepala langsung tak sadarkan diri. Begitu pula Ozi, sekarat dengan luka dibeberapa bagian tubuhnya.

Sementara itu, Oza yang berada diboncengan sempat terlempar. Bocah SD itu pun menangis sejadi-jadinya. Pemandangan mengharukan itu membuat warga cepat berkerumun.

Tak ingin terjadi hal-hal buruk, perwira yang bertugas di Biddokkes Polda Sumut itu pun meminta warga membawa Susilawati dan kedua anaknya ke RS PTPN II Tanjung Morawa. Malang, nyawa ibu dan putranya itu gagal diselamatkan. Keduanya menghebuskan nafas terakhir karena mengalami pendarahan dan benturan kuat saat tabrakan berlangsung. (cr-2/ind/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/