26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pekerja Terminal Sebut Polisi Datang Mengejar Penjudi Tuo

Foto: Pardi/PM Lokasi kejadian pengeroyokan terhadap Hiskia, mandor bus Sinabung, yang diduga dilakukan oknum polisi.
Foto: Pardi/PM
Lokasi kejadian pengeroyokan terhadap Hiskia, mandor bus Sinabung, yang diduga dilakukan oknum polisi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Kasus tewasnya Hiskia Perangi-angin (25), mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya, masih menyisakan kejanggalan. Korban menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP H Adam Malik Medan, usai menjalani perawatan intensif akibat infeksi dan bernanah di bagian leher sebelah kanan, usai dikeroyok empat orang oknum polisi dari Sat Sabhara Polres Karo di kawasan Terminal Bus, Jalan Veteran Kabanjahe, Selasa (19/4),
Seorang pekerja di Terminal Bus Kabanjahe, yang ikut dalam permainan judi tuo (lempar koin) malam itu, Selasa (19/4) mengakui, korban dikeroyok oleh polisi. Menurutnya, usai bekerja seharian, puluhan ‘anak’ terminal malam itu berkumpul di depan salah satu warung di kawasan tersebut.

“Ada kami enam orang main tuo bang. Kalau dihitung pun jumlah uang itu, nggak sampai sekitar 100 ribu. Hiskia ini sebenarnya nggak ikut main. Orang dia lagi ngangkati barang kiriman ke gudang. Siap diangkatnya, baru dia datang,” kata pekerja terminal yang minta namanya tidak ditulis.

Kemudian, kata dia, tiba-tiba mobil patroli Sat Sabhara masuk dengan mengelilingi kawasan terminal. Setelahnya, polisi memberhentikan mobil tersebut tidak jauh dari lokasi mereka bermain judi tuo. Dikatakan, empat orang petugas polisi yang saat itu menyalakan lampu rotator berwarna biru di mobil patrolinya, tiba-tiba datang untuk mengejar puluhan pekerja terminal yang saat itu masih berlangsung permainan judi tuo.

Rasa kaget dan panik atas kehadiran petugas, membuat puluhan pekerja itu kocar-kacir untuk melarikan diri dari sergapan petugas. “Karena takut ditangkap, kulompati pagar bunga itu. Aku langsung lari ke arah Tugu Bambu Runcing. Kawan-kawan yang lain nggak tau aku kemana larinya,” jelasnya sembari menunjuk ke arah Jalan Veteran. Selang beberapa jam, kata dia, ia kembali ke tempat semula dan mendapati korban dalam kondisi terkulai lemas. Menurut pengakuan korban, katanya ia diborgol dan dipukuli empat orang oknum polisi yang saat itu menangkapnya.

Seorang pekerja terminal lainnya menyebut jika salah seorang petugas Sat Sabhara Polres Karo berinisial KG turut ikut dalam pengeroyokan itu. “Kami sempat lihat Hiskia dipiting salah satu polisi. Kawan-kawannya yang lain kami lihat lagi mukuli. Kami juga sempat lihat papan nama salah satu polisi itu,” bebernya. (cr7/cr9/deo)

Foto: Pardi/PM Lokasi kejadian pengeroyokan terhadap Hiskia, mandor bus Sinabung, yang diduga dilakukan oknum polisi.
Foto: Pardi/PM
Lokasi kejadian pengeroyokan terhadap Hiskia, mandor bus Sinabung, yang diduga dilakukan oknum polisi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Kasus tewasnya Hiskia Perangi-angin (25), mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya, masih menyisakan kejanggalan. Korban menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP H Adam Malik Medan, usai menjalani perawatan intensif akibat infeksi dan bernanah di bagian leher sebelah kanan, usai dikeroyok empat orang oknum polisi dari Sat Sabhara Polres Karo di kawasan Terminal Bus, Jalan Veteran Kabanjahe, Selasa (19/4),
Seorang pekerja di Terminal Bus Kabanjahe, yang ikut dalam permainan judi tuo (lempar koin) malam itu, Selasa (19/4) mengakui, korban dikeroyok oleh polisi. Menurutnya, usai bekerja seharian, puluhan ‘anak’ terminal malam itu berkumpul di depan salah satu warung di kawasan tersebut.

“Ada kami enam orang main tuo bang. Kalau dihitung pun jumlah uang itu, nggak sampai sekitar 100 ribu. Hiskia ini sebenarnya nggak ikut main. Orang dia lagi ngangkati barang kiriman ke gudang. Siap diangkatnya, baru dia datang,” kata pekerja terminal yang minta namanya tidak ditulis.

Kemudian, kata dia, tiba-tiba mobil patroli Sat Sabhara masuk dengan mengelilingi kawasan terminal. Setelahnya, polisi memberhentikan mobil tersebut tidak jauh dari lokasi mereka bermain judi tuo. Dikatakan, empat orang petugas polisi yang saat itu menyalakan lampu rotator berwarna biru di mobil patrolinya, tiba-tiba datang untuk mengejar puluhan pekerja terminal yang saat itu masih berlangsung permainan judi tuo.

Rasa kaget dan panik atas kehadiran petugas, membuat puluhan pekerja itu kocar-kacir untuk melarikan diri dari sergapan petugas. “Karena takut ditangkap, kulompati pagar bunga itu. Aku langsung lari ke arah Tugu Bambu Runcing. Kawan-kawan yang lain nggak tau aku kemana larinya,” jelasnya sembari menunjuk ke arah Jalan Veteran. Selang beberapa jam, kata dia, ia kembali ke tempat semula dan mendapati korban dalam kondisi terkulai lemas. Menurut pengakuan korban, katanya ia diborgol dan dipukuli empat orang oknum polisi yang saat itu menangkapnya.

Seorang pekerja terminal lainnya menyebut jika salah seorang petugas Sat Sabhara Polres Karo berinisial KG turut ikut dalam pengeroyokan itu. “Kami sempat lihat Hiskia dipiting salah satu polisi. Kawan-kawannya yang lain kami lihat lagi mukuli. Kami juga sempat lihat papan nama salah satu polisi itu,” bebernya. (cr7/cr9/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/