26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Gali Potensi Wisata Djangga Dolok, Bimtek Pengembangan Pariwisata Danau Toba

ist
BIMTEK: Peserta saat mendapat Bimtek Pengembangan Desa Wisata Djangga Dolok.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Guna peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, sebanyak 50 orang terdiri dari pemilik homestay dan masyarakat umum mendapat bimbingan dan Kemenpar RI yang digelar di Desa Wisata Djangga Dolok, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Jumat (17/5).

Kepada peserta Bimtek, beragam potensi wisata yang dimiliki Djangga Dolok, seperti alam, budaya, dan manmade. Aktivitas lainnya, bersepeda dan bermain Kano. Dengan ragam keunikan yang ditawarkan, Djangga Dolok menjadi langganan wisatawan asal Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.

“Semangat yang ditunjukkan masyarakat Djangga Dolok luar biasa. Mereka antusias mengikuti Bimtek dan mengaplikasikannya. Keinginan mereka untuk maju bersama di sektor pariwisata sangat kuat. Kami pun siap memberikan berbagai dukungan untuk kemajuan di sana,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman dalam keterangan pers, Minggu (19/5).

Menguatkan pengembangan destinasi, Kemenpar memberikan dukungan seperti pemberian 1 springbed, 2 bantal, 1 sprey, 1 bed cover dan juga 1 buah buku tamu. Kemenpar juga telah menyerahkan 10 paket tambahan dengan komposisi serupa pada Jumat (17/5) lalu.

Kepala Dinas Pariwisata Toba Samosir, Audi Murphy Sitorus mengungkapkan dengan diadakannya bimtek, akan mengubah pola pikir masyarakat. “Dengan adanya homestay dan aktivitas pariwisata, otomatis ada income tambahan yang didapat masyarakat,” tutur Audi.

Audi mengungkapkan di Kawasan Danau Toba, tepatnya Djangga Dolok terasa sejuk. Suhunya sekitar 19 derajat celcius hingga menjelang siang hari. Dulunya destinasi ini memiliki rumah adat dengan usia sekitar 250 tahun. “Namun, jejak sejarah ini hilang karena insiden kebakaran. Kini Ruma Bolon-Op Marhutala Manurung telah direstorasi dan difungsikan sebagai homestay,”ungkapnya.

Selain homestay, Djangga Dolok memiliki pemandangan alam eksotis. Hutan lindungnya hijau dan rimbun. Kawasan ini juga memiliki satwa endemik burung Rangkong, kawanan spesies primata. Djangga Dolok juga mengembangkan ekowisata sungai.

Sukses menginspirasi masyakarat Djangga Dolok, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimis pariwisata Djangga Dolok akan tumbuh kompetitif.

“Keinginan maju harus diapresiasi. Semua potensi yang ada harus dioptimalkan. Berada di Kawasan Danau Toba, Djangga Dolok akan medapatkan banyak keuntungan,” kata Arief Yahya.(gus)

ist
BIMTEK: Peserta saat mendapat Bimtek Pengembangan Desa Wisata Djangga Dolok.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Guna peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, sebanyak 50 orang terdiri dari pemilik homestay dan masyarakat umum mendapat bimbingan dan Kemenpar RI yang digelar di Desa Wisata Djangga Dolok, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Jumat (17/5).

Kepada peserta Bimtek, beragam potensi wisata yang dimiliki Djangga Dolok, seperti alam, budaya, dan manmade. Aktivitas lainnya, bersepeda dan bermain Kano. Dengan ragam keunikan yang ditawarkan, Djangga Dolok menjadi langganan wisatawan asal Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.

“Semangat yang ditunjukkan masyarakat Djangga Dolok luar biasa. Mereka antusias mengikuti Bimtek dan mengaplikasikannya. Keinginan mereka untuk maju bersama di sektor pariwisata sangat kuat. Kami pun siap memberikan berbagai dukungan untuk kemajuan di sana,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman dalam keterangan pers, Minggu (19/5).

Menguatkan pengembangan destinasi, Kemenpar memberikan dukungan seperti pemberian 1 springbed, 2 bantal, 1 sprey, 1 bed cover dan juga 1 buah buku tamu. Kemenpar juga telah menyerahkan 10 paket tambahan dengan komposisi serupa pada Jumat (17/5) lalu.

Kepala Dinas Pariwisata Toba Samosir, Audi Murphy Sitorus mengungkapkan dengan diadakannya bimtek, akan mengubah pola pikir masyarakat. “Dengan adanya homestay dan aktivitas pariwisata, otomatis ada income tambahan yang didapat masyarakat,” tutur Audi.

Audi mengungkapkan di Kawasan Danau Toba, tepatnya Djangga Dolok terasa sejuk. Suhunya sekitar 19 derajat celcius hingga menjelang siang hari. Dulunya destinasi ini memiliki rumah adat dengan usia sekitar 250 tahun. “Namun, jejak sejarah ini hilang karena insiden kebakaran. Kini Ruma Bolon-Op Marhutala Manurung telah direstorasi dan difungsikan sebagai homestay,”ungkapnya.

Selain homestay, Djangga Dolok memiliki pemandangan alam eksotis. Hutan lindungnya hijau dan rimbun. Kawasan ini juga memiliki satwa endemik burung Rangkong, kawanan spesies primata. Djangga Dolok juga mengembangkan ekowisata sungai.

Sukses menginspirasi masyakarat Djangga Dolok, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimis pariwisata Djangga Dolok akan tumbuh kompetitif.

“Keinginan maju harus diapresiasi. Semua potensi yang ada harus dioptimalkan. Berada di Kawasan Danau Toba, Djangga Dolok akan medapatkan banyak keuntungan,” kata Arief Yahya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/