27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Masyarakat Bubarkan Kirab Satu Negeri GP Ansor

“Kami di Langkat ini sudah cukup rukun, kami sepakat untuk membatalkan acara ini. Jangan sampai kami diadu domba. Bubarkan atau kami usir secara paksa,” tukasnya.

Tengku Chandra Hardi, yang mewakili Kesultanan Langkat Kejuruan Stabat, dan juga merupakan cucu Tengku Muhammad Kholid, dengan tegas menolak keras acara tersebut. “Kesultanan Langkat dengan tegas tidak mengizinkan acara ini,” tegasnya.

Sementara itu, Kader GP Ansor Kabupaten Langkat, Gusri mengaku bahwa acara di gedung Nasional Tanjungpura ini hanya penyerahan Bendera dari Aceh yang nantinya finish di Jogjakarta. Gusri mengaku warga Desa Paya Perupuk Tanjungpura, juga membantah pihaknya ada membahas Islam Nusantara di Cafe Kantor Pos beberapa waktu lalu.

“Kami di sini hanya melakukan makan siang bersama, dan setelah itu Jiarah kubur. Selanjutnya, kami bergerak ke Medan,” kata Gusri. Wakapolres Langkat, Kompol Hendrawan Keliat, membenarkan bahwa GP Ansor ditolak massa hingga nyaris bentrok. Hendrawan mengaku telah memediasi kedua belah pihak agar acara yang digelar di Gedung Nasional dibubarkan, dan dipindahkan karena alasan Kamtibmas yang berpotensi ricuh.

“Cerita dari awal itu mereka (GP Ansor) dari Aceh konvoi disambut di Besitang, lalu upacara estafet. Rencannya Tjpura jumoa tokoh agama. Tadi malam dapat informasindiisukan Islam Nusantara. Jadi kita mediasi bajwa osubtidak benar, izin kita kasih. Kalau info di lapangan seperti itu (Kesultanan menolak) karena rangkaian kegiatan di Gedung Nasional dan Jiarah ke Masjid Azizi. Mereka menyatakan info belum ada izin dari Kesultanan Langkat,” ujarnya.

“Kami di Langkat ini sudah cukup rukun, kami sepakat untuk membatalkan acara ini. Jangan sampai kami diadu domba. Bubarkan atau kami usir secara paksa,” tukasnya.

Tengku Chandra Hardi, yang mewakili Kesultanan Langkat Kejuruan Stabat, dan juga merupakan cucu Tengku Muhammad Kholid, dengan tegas menolak keras acara tersebut. “Kesultanan Langkat dengan tegas tidak mengizinkan acara ini,” tegasnya.

Sementara itu, Kader GP Ansor Kabupaten Langkat, Gusri mengaku bahwa acara di gedung Nasional Tanjungpura ini hanya penyerahan Bendera dari Aceh yang nantinya finish di Jogjakarta. Gusri mengaku warga Desa Paya Perupuk Tanjungpura, juga membantah pihaknya ada membahas Islam Nusantara di Cafe Kantor Pos beberapa waktu lalu.

“Kami di sini hanya melakukan makan siang bersama, dan setelah itu Jiarah kubur. Selanjutnya, kami bergerak ke Medan,” kata Gusri. Wakapolres Langkat, Kompol Hendrawan Keliat, membenarkan bahwa GP Ansor ditolak massa hingga nyaris bentrok. Hendrawan mengaku telah memediasi kedua belah pihak agar acara yang digelar di Gedung Nasional dibubarkan, dan dipindahkan karena alasan Kamtibmas yang berpotensi ricuh.

“Cerita dari awal itu mereka (GP Ansor) dari Aceh konvoi disambut di Besitang, lalu upacara estafet. Rencannya Tjpura jumoa tokoh agama. Tadi malam dapat informasindiisukan Islam Nusantara. Jadi kita mediasi bajwa osubtidak benar, izin kita kasih. Kalau info di lapangan seperti itu (Kesultanan menolak) karena rangkaian kegiatan di Gedung Nasional dan Jiarah ke Masjid Azizi. Mereka menyatakan info belum ada izin dari Kesultanan Langkat,” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/