KARO, SUMUTPOS.CO – Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, peningkatan kualitas dan inovasi tenaga pendidik/ guru merupakan salah satu cara yang paling efektif memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karo.
Apalagi sampai saat ini tingkat pemahaman numerasi dan literasi di Bumi Turang terbilang masih sangat rendah. Dari hasil penelitian hanya 61% siswa yang memenuhi kompetensi minimum dalam literasi dan 41% dalam numerasi. Bahkan sesuai dengan Nilai Raport Pendidikan tahun 2024, Kabupaten Karo hanya menempati peringkat 16 se-Sumatera Utara, jauh di bawah Kabupaten Samosir yang berada di peringkat pertama.
Berangkat dari kondisi inilah Tanoto Foundation berinisiatif mengembangkan program pendampingan guru dan sekolah. Selain mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), program ini dikhususkan untuk meningkatkan kompetensi literasi, terutama numerasi. Dalam project pendampingan ini, Tanoto Foundation memberikan dana hibah kepada Fasilitator-fasilitator Daerah (Fasda) yang telah terbentuk.
Dari sekian banyak proposal yang masuk, ada tiga Kabupaten/Kota yang terpilih menjadi mitra, diantaranya Kota Siantar, Kabupaten Batubara dan Kabupaten Karo. Di Karo sendiri telah terbentuk tiga tim project Fasda, masing-masing Fasda Karo Maju, Fasda Pro SD/MI, Fasda Prabu.
Setelah ikut menjalani program dari awal tahun 2024, baik pelatihan secara tatap muka dan zoom. Untuk melakukan monitoring sekaligus melihat hasil kinerja Fasda ini secara langsung, Rabu-Kamis 18-19 September 2024, tim Project Management Tanoto Foundation Unit Sumatera Utara turun ke Kabupaten Karo.
Tim Monitoring Fasda Perubahan ini terdiri dari, Felly Ardan selaku Project Management Unit Coordinator, Mesri Yanti Gultom selaku Project Management Unit Facilitator, Bobby Widanto Soegiono, selaku Education System Assistance, dan Mutazar selaku Media & Communications Coordinator.
Monitoring peningkatan numerasi ini berlangsung di beberapa sekolah dasar yang telah dipilih oleh ketiga Fasda Perubahan. Diantaranya SD Negeri 044826 Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, SD Negeri 048232 Kabanjahe, SD Swasta Methodist Kabanjahe dan Sanggar Kelompok Bersama (SKB) Kabanjahe.
Dalam keterangaannya Mutazar selaku Media & Communications Coordinator mengatakan, target program yang diusulkan mengharapkan 30 proposal yang dipilih dari 17 kabupaten se Indonesia. Program ini menargetkan 120 fasilitator untuk berpartisipasi dan 2.500 pendidik yang dijangkau melalui implementasi proyek.
Memberdayakan guru-guru mitra untuk terus menjadi juara local berdasarkan Penilaian Tim Pengajaran dan Pembelajaran Tanoto Foundation yang dilakukan pada tahun 2022, 72% (653 guru dan kepala sekolah) dikategorikan sebagai Fasda tingkat pertama karena mereka memenuhi kriteria yang disyaratkan yaitu komitmen, penguasaan konten, kemampuan fasilitasi, keterlibatan di atas rekan-rekan mereka.
Dari jumlah tersebut, 70% diantaranya adalah guru yang memegang peranan penting untuk memastikan kualitas pembelajaran. Menurut Rapor Pendidikan, kemampuan guru (misalnya dalam pengelolaan kelas, metode pembelajaran, refleksi, dan menciptakan inovasi) adalah komponen utama yang mendukung hasil belajar siswa.
Para fasilitator guru ini telah menunjukkan kualitas, komitmen, dan menjadi pendorong utama untuk pembelajaran yang berkualitas sehingga sangat penting untuk terus meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka dapat menyebarluaskan praktik-praktik yang baik dalam pengajaran dan pembelajaran serta berkontribusi kepada komunitas mereka.
“Proyek Hibah 2023 Fasda Perubahan terbukti mendorong inovasi yang sesuai dengan kebutuhan lokal, konteks, namun belum fokus pada strategi keberlanjutan. Pada tahun 2023, sebuah pelatihan berbasis proyek yang disebut ‘Fasda Perubahan’ diperkenalkan. Program yang memberikan dana hibah kepada Fasda ini dimaksudkan untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dengan meningkatkan keterampilan dan kapasitas Fasda dalam manajemen proyek.
Program Fasda Perubahan terdiri dari pelatihan manajemen proyek dan sesi pendampingan. Fasda diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan di komunitas mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan bagaimana mereka dapat menciptakan solusi inovatif untuk berkontribusi pada penyelesaian masalah dengan menggunakan dana hibah.
“Sejalan dengan esensi Kurikulum Merdeka yang mendorong inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran, Fasda Perubahan merupakan jalan penting bagi Tanoto Foundation dalam mendukung kebijakan nasional. Namun, kurangnya fokus pada topik literasi dan numerasi serta strategi keberlanjutan menyisakan ruang untuk meningkatkan inisiatif ini untuk mencapai skala yang lebih luas dan hasil yang lebih berkelanjutan,”katanya. (deo)