28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Drainase Terancam Longsor, Pembangunan Jalan Didesak Segera Tuntas

Warga Sekip Bawah dan Aekpaing Harapkan Perhatian Pemkab Labuhanbatu

PULUHAN warga yang berdomisili di sekitaran Jalan Sekip Bawah, Kelurahan Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu khawatir drainase yang ada di daerah mereka rubuh. Apalagi curah hujan belakangan ini cukup tinggi. Warga berharap Pemkab Labuhanbatu mengambil sikap secepatnya.

Suriyanto dan Sugianto kepada Sumut Pos mengakui, saat ini kondisi dinding drainase semakin longsor sehingga mengenai dinding batas pemukiman warga. Akibatnya, warga  khawatir bila airnya merambah ke pemukiman.

“Kami khawatir saluran drainase semakin longsor, itu bisa berdampak terjadinya banjir hingga kepemukiman,” katanya. Kembali mereka menggantungkan harapannya agar pemerintah lebih serius dan memperhatikan drainase tersebut untuk segera memperbaikinya sebelum yang dikhawatirkan terjadi.
Katanya, sejak dibangun tahun 2011 lalu dengan panjang lebih kurang 113 meter belum ada perbaikan. Padahal sebagian terlihat rusak/tumbang karena kikisan air deras.

Kata Kabag Humas Pemkab Labuhanbatu Abdurrahman Hasibuan program bupati untuk tahun 2013 seluruh jalan sudah diaspal. Namun dirinya belum tahu pasti kapan drainase tersebut masuk dalam program perbaikan, mungkin dikerjakan pada tahun depan mendatang.

Lain hal dengan warga Lingkungan Aekpaing, Kelurahan Aekpaing, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu. Mereka meminta pengerjaan peningkatan jalan pertanian yang ada di pertengahan persawahan warga selesai tepat waktu.

Pasalnya, selain jalan setapak di sana selalu digenangi air, pengerjaan yang dikerjakan oleh CV Fadillah dengan besaran anggaran Rp495.002.000 dari APBD Provsu itu sempat tergendala beberapa waktu.

“Kami berharap dikerjakan sesuai dengan jadwal yang dituliskan di plank proyek lah,” aku Sahputra, Ali, Basra dan lainnya kepada Sumut Pos, Minggu (18/11).

Selain tepat waktu, mereka juga meminta agar rekanan selaku pemenang proyek mengerjakan peningkatan jalan pertanian tidak sesuka hati agar mutu proyek layak diberita acarakan. “Selain itu memang kami harapkan pengerjaannya jangan asal jadi agar pembangunan yang dikucurkan pemerintah benar-benar bermanfaat bagi, khususnya para petani disini,” harap mereka lagi.

Seorang kepercayaan dari perusahaan yang ditemui Sumut Pos di lokasi pengerjaan menjelaskan, pengerjaan proyek jalan pertanian tersebut terletak di dua sisi yang bersebelahan dengan lebar dua meter dan panjang 1 kilometer serta 600 meter. Namun mereka mengakui mengalami permasalahan akibat hujan. “Susahnya kalau hujan, batunya kebanyakan hanyut,” aku AM Hutagalung.

Amatan Sumut Pos dilokasi, satu ruas Jalan Pertanian tersebut masih berserakan saat di lintasi kendaraan. Walau sudah dilalui alat berat mini untuk mengeraskannya, namun ternyata hal itu diyakini tidak dapat memastikan batu kerikil yang dihampar dan dilintas sebelumnya tidak berserakan jika terus dilalui, terlebih jika kenderaan membawa beban.

Penyerakan material disepanjang jalan kedua sisi pengerjaan proyek, masih terlihat di beberapa ruas yang belum ditaburi kerikil, sementara sebaian lagi masih dilakukan penghamparan batu kerikil tipis. Selain itu, kerikil yang terkesan menyerupai sirtu (pasir dan batu) terlihat masih bertumpuk di pengujung jalan pertanian itu.(mag-16)

Warga Sekip Bawah dan Aekpaing Harapkan Perhatian Pemkab Labuhanbatu

PULUHAN warga yang berdomisili di sekitaran Jalan Sekip Bawah, Kelurahan Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu khawatir drainase yang ada di daerah mereka rubuh. Apalagi curah hujan belakangan ini cukup tinggi. Warga berharap Pemkab Labuhanbatu mengambil sikap secepatnya.

Suriyanto dan Sugianto kepada Sumut Pos mengakui, saat ini kondisi dinding drainase semakin longsor sehingga mengenai dinding batas pemukiman warga. Akibatnya, warga  khawatir bila airnya merambah ke pemukiman.

“Kami khawatir saluran drainase semakin longsor, itu bisa berdampak terjadinya banjir hingga kepemukiman,” katanya. Kembali mereka menggantungkan harapannya agar pemerintah lebih serius dan memperhatikan drainase tersebut untuk segera memperbaikinya sebelum yang dikhawatirkan terjadi.
Katanya, sejak dibangun tahun 2011 lalu dengan panjang lebih kurang 113 meter belum ada perbaikan. Padahal sebagian terlihat rusak/tumbang karena kikisan air deras.

Kata Kabag Humas Pemkab Labuhanbatu Abdurrahman Hasibuan program bupati untuk tahun 2013 seluruh jalan sudah diaspal. Namun dirinya belum tahu pasti kapan drainase tersebut masuk dalam program perbaikan, mungkin dikerjakan pada tahun depan mendatang.

Lain hal dengan warga Lingkungan Aekpaing, Kelurahan Aekpaing, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu. Mereka meminta pengerjaan peningkatan jalan pertanian yang ada di pertengahan persawahan warga selesai tepat waktu.

Pasalnya, selain jalan setapak di sana selalu digenangi air, pengerjaan yang dikerjakan oleh CV Fadillah dengan besaran anggaran Rp495.002.000 dari APBD Provsu itu sempat tergendala beberapa waktu.

“Kami berharap dikerjakan sesuai dengan jadwal yang dituliskan di plank proyek lah,” aku Sahputra, Ali, Basra dan lainnya kepada Sumut Pos, Minggu (18/11).

Selain tepat waktu, mereka juga meminta agar rekanan selaku pemenang proyek mengerjakan peningkatan jalan pertanian tidak sesuka hati agar mutu proyek layak diberita acarakan. “Selain itu memang kami harapkan pengerjaannya jangan asal jadi agar pembangunan yang dikucurkan pemerintah benar-benar bermanfaat bagi, khususnya para petani disini,” harap mereka lagi.

Seorang kepercayaan dari perusahaan yang ditemui Sumut Pos di lokasi pengerjaan menjelaskan, pengerjaan proyek jalan pertanian tersebut terletak di dua sisi yang bersebelahan dengan lebar dua meter dan panjang 1 kilometer serta 600 meter. Namun mereka mengakui mengalami permasalahan akibat hujan. “Susahnya kalau hujan, batunya kebanyakan hanyut,” aku AM Hutagalung.

Amatan Sumut Pos dilokasi, satu ruas Jalan Pertanian tersebut masih berserakan saat di lintasi kendaraan. Walau sudah dilalui alat berat mini untuk mengeraskannya, namun ternyata hal itu diyakini tidak dapat memastikan batu kerikil yang dihampar dan dilintas sebelumnya tidak berserakan jika terus dilalui, terlebih jika kenderaan membawa beban.

Penyerakan material disepanjang jalan kedua sisi pengerjaan proyek, masih terlihat di beberapa ruas yang belum ditaburi kerikil, sementara sebaian lagi masih dilakukan penghamparan batu kerikil tipis. Selain itu, kerikil yang terkesan menyerupai sirtu (pasir dan batu) terlihat masih bertumpuk di pengujung jalan pertanian itu.(mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/