“Menarik menanti keputusan Ketua Umum PDIP seperti apa. Kalau melihat Jatim, PDIP mengusung calon incumbent, itu membuktikan bahwa PDIP mau main aman,” kata Sohibul.
Dia memprediksi Balon Gubernur dan Wakil Gubernur dari parpol hanya akan ada dua pasang. Sedangkan, Balon Gubernur dan Wakil Gubernur dari jalur perseorangan akan muncul satu. “Sejauh ini kita lihat hanya Abdon Nababan yang serius maju melalui jalur perseorangan. Dia menggunakan kekuatan dukungan adat,” bilangnya.
Pengamat Politik, Faisal Mahrawa melihat klaim yang dilakukan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Bahwa Presiden Jokowi mendukung Tengku Erry memberikan sinyal bahwa dukungan Istana dan Teuku Umar berbeda.
“Jika benar pernyataan Surya Paloh demikian. Menarik memang melihat ke mana arah PDIP di Pilgubsu nanti,” ucap dosen Fisip Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Melihat fenomena terakhir seperti Pilkada Jatim, di daerah itu juga terjadi perbedaan. Di mana, Jokowi memberikan sinyal mendukung KIP (Khofifah Indar Parawansa) lebih menguat. Sedangkan, PDIP telah memutuskan Gus Ipul-Azwar Anas.
“Kalau saya mengamati akan tetap ada kejutan menjelang pendaftaran calon Gubernur Sumatera Utara. PDIP akan mencalonkan figur yang berbeda dari yang diketahui publik saat ini. Kita tunggu saja,” kata peneliti senior Institute for Political Analysis and Strategy (InPAS) ini.
Sekretaris DPD PDI-P, Soetarto mengatakan pihaknya sudah melakukan tahapan baik penyaringan dan penjaringan calon Gubernur Sumut. Hasilnya, dia bilang sudah diserahkan kepada dewan pengurus pusat (DPP) untuk diputuskan. Selain itu, DPP juga sudah melakukan fit and proper test kepada seluruh Balon Gubsu yang melamar ke PDIP. “Tinggal bagaimana keputusan akhir dari Ibu Mega seperti apa, kami masih menunggu,” tuturnya.(dik/azw)