25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Putusan PDIP Ditunggu Partai Pengusung

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberi kata sambutan saat menghadiri Peresmian Kantor DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara di Jalan Jamin ginting Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Peta dukungan partai politik (parpol) kepada pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut mulai kelihatan. Empat parpol bahkan sudah menyatakan dukungan kepada Pangkostrad TNI AD Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dengan total dukungan 38 kursi.

Sedangkan Tengku Erry Nuradi sebagai calon petahana juga mendapatkan dukungan 4 parpol dengan jumlah kursi 34. Sejauh ini, hanya tiga parpol yang belum menyatakan dukungan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diprediksi bakal menjadi joker atau penentu. Bagaimana tidak, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu memiliki kebiasaan mengumumkan dukungan di menit-menit akhir.

Meski Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, Ngogesa Sitepu menyatakan mundur dari bursa calon wakil gubernur pendamping Tengku Erry. Partai Golkar sudah mengultimatum mantan Bupati Sergai itu agar tetap memilih calon wakil gubernur yang berasal dari partai Golkar.

Sebagai partai penguasa, tentu PDIP ingin menempatkan kadernya di kursi Gubernur ataupun Wakil Gubernur. Sejumlah nama dari internal PDIP seperti Efendi Simbolon, Maruara Sirait, Junimart Girsang diyakini bakal dipilih oleh Megawati Soekarnoputri untuk memperebutkan hati masyarakat guna memperebutkan kursi Sumut 1 atau Sumut 2.

Memang menarik menanti keputusan apa yang akan diambil oleh Presiden ke-4 Republik Indonesia itu. PDIP (16 kursi) dan PPP (4 kursi) sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi syarat minimal pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sulit melihat PDIP dan Demokrat berkoalisi di Pilgubsu 2018, mengingat hubungan Ketua Umum masing-masing partai kurang harmonis. Jadi bisa dibilang PDIP akan menjadi joker atau penentu.

Pertarungan Bakal Calon (Balon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut seperti pertarungan antara parpol pendukung pemerintah dan parpol yang berada di kubu oposisi. Partai Hanura yang mendukung pemerintahan kali ini lebih memilih sosok yang akan diusung parpol oposisi.

Pengamat Politik, Sohibul Anshor Siregar meyakini Pilgubsu 2018 dijadikan ajang pemanasan oleh parpol dalam menghadapi agenda yang lebih besar yakni Pemilu dan Pilpres 2019 mendatang.

Kata dia, dukungan parpol kepada dua Balon Gubernur memperlihatkan peta pertarungan parpol pendukung pemerintah dan kubu oposisi.

Dia memprediksi PDIP tidak akan berani mengusung kadernya sendiri untuk menjadi calon Gubernur mengingat PDIP punya cerita pahit di dua edisi Pilgubsu sebelumnya. Besar kemungkinan, kata dia, PDIP akan bergabung mendukung calon incumbent dengan mengusulkan kadernya menjadi calon wakil gubernur.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberi kata sambutan saat menghadiri Peresmian Kantor DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara di Jalan Jamin ginting Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Peta dukungan partai politik (parpol) kepada pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut mulai kelihatan. Empat parpol bahkan sudah menyatakan dukungan kepada Pangkostrad TNI AD Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dengan total dukungan 38 kursi.

Sedangkan Tengku Erry Nuradi sebagai calon petahana juga mendapatkan dukungan 4 parpol dengan jumlah kursi 34. Sejauh ini, hanya tiga parpol yang belum menyatakan dukungan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diprediksi bakal menjadi joker atau penentu. Bagaimana tidak, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu memiliki kebiasaan mengumumkan dukungan di menit-menit akhir.

Meski Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, Ngogesa Sitepu menyatakan mundur dari bursa calon wakil gubernur pendamping Tengku Erry. Partai Golkar sudah mengultimatum mantan Bupati Sergai itu agar tetap memilih calon wakil gubernur yang berasal dari partai Golkar.

Sebagai partai penguasa, tentu PDIP ingin menempatkan kadernya di kursi Gubernur ataupun Wakil Gubernur. Sejumlah nama dari internal PDIP seperti Efendi Simbolon, Maruara Sirait, Junimart Girsang diyakini bakal dipilih oleh Megawati Soekarnoputri untuk memperebutkan hati masyarakat guna memperebutkan kursi Sumut 1 atau Sumut 2.

Memang menarik menanti keputusan apa yang akan diambil oleh Presiden ke-4 Republik Indonesia itu. PDIP (16 kursi) dan PPP (4 kursi) sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi syarat minimal pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sulit melihat PDIP dan Demokrat berkoalisi di Pilgubsu 2018, mengingat hubungan Ketua Umum masing-masing partai kurang harmonis. Jadi bisa dibilang PDIP akan menjadi joker atau penentu.

Pertarungan Bakal Calon (Balon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut seperti pertarungan antara parpol pendukung pemerintah dan parpol yang berada di kubu oposisi. Partai Hanura yang mendukung pemerintahan kali ini lebih memilih sosok yang akan diusung parpol oposisi.

Pengamat Politik, Sohibul Anshor Siregar meyakini Pilgubsu 2018 dijadikan ajang pemanasan oleh parpol dalam menghadapi agenda yang lebih besar yakni Pemilu dan Pilpres 2019 mendatang.

Kata dia, dukungan parpol kepada dua Balon Gubernur memperlihatkan peta pertarungan parpol pendukung pemerintah dan kubu oposisi.

Dia memprediksi PDIP tidak akan berani mengusung kadernya sendiri untuk menjadi calon Gubernur mengingat PDIP punya cerita pahit di dua edisi Pilgubsu sebelumnya. Besar kemungkinan, kata dia, PDIP akan bergabung mendukung calon incumbent dengan mengusulkan kadernya menjadi calon wakil gubernur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/