JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah memperkirakan erupsi Gunung Sinabung akan berhenti pada akhir bulan depan. Kendati diprediksi akan berakhir, status gunung yang terletak di Kabupaten Karo itu masih ditetapkan awas.
Status tersebut belum diturunkan lantaran erupsi masih sering terjadi. Masa tanggap darurat pun masih diberlakukann
hingga tanggal 22 Februari mendatang.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono mengatakan saat ini kondisi gunung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih didominasi gempa hybird. Kondisi tersebut mengindikasikan pertumbuhan kubah larva masih berlangsung. Potensi erupsi disertai awan panas juga masih ada, namun intensitasnya telah menurun. Penurunan tersebut yang kemudian dijadikan patokan untuk berasumsi bahwa erupsi Sinabung akan selesai pada akhir Maret.
“Menurut PVMGB, asumsi erupsi berakhir dalam waktu 6 bulan, yaitu yang berarti Maret. Akhir Maret lah,” ujar Agung dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta, kemarin.
Lantaran diasumsikan berhenti erupsi bulan depan, Agung mengatakan bahwa Gunung Sinabung masih menjadi gunung paling aktif saat ini. Sehingga kemungkinan untuk meletus masih dimungkinkan terjadi. Oleh karenanya, masih ditetapkan peringatan untuk tidak mendekati puncak gunung dalam radius 3 Km.
“Tetapi masyarakat yang tinggal di radius di atas 3 km sudah boleh pulang. Sementara yang tinggal di kawasan kurang dari 3 Km masih harus tinggal di pengungsian,” tuturnya. Mereka yang tetap tinggal dipengungsian, lanjut dia, akan sangat terpaksa tidak bisa kembali ke rumah masing-masing. Selain karena ancaman bahaya dari letusan Gunung Sinabung, Pemerintah juga berencana untuk merelokasi para pengungsi tersebut.
“Mereka nggak boleh kembali, akan kita relokasi. Tapi nantinya lahan tetap boleh digarap, tapi tidak ditinggali,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya itu. Menurutnya, saat ini pemerintah tengah menyiapkan rumah susun untuk dapat ditinggali oleh para pengungsi. (mia/jpnn/rbb)