JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengembangan kawasan Danau Toba harus dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelolanya. Karena itu, dianggap penting didirikan sebuah perguruan tinggi, entah itu universitas atau politeknik.
Pandangan itu muncul dalam diskusi rutin yang digelar Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) di Jakarta.
“Masyarakat di Kawasan Danau Toba masih tergolong rendah SDM-nya. Tidak mengherankan jika tingkat kemiskinan di Kawasan Danau Toba tinggi, padahal kekayaan alam melimpah. Salah satu strategi untuk meningkatkan SDM adalah dengan membangun Universitas Negeri di Kawasan Danau Toba,” demikian aktifis YPDT Boy Tonggor Siahaan, menyimpulkan hasil diskusi.
Andaru Satnyoto dan Jhohannes Marbun, dalam paparan makalahnya menyampaikan, salah satu problem pokok kawasan ini adalah masih minimnya kajian–kajian kawasan, lemahnya SDM pariwisata dan berbagai bidang yang terkait dengan teknik, gunung api, geologi dan pertanian-perkebunan, kehutanan, dan limnologi.
“Namun hingga saat ini belum ada perguruan tinggi negeri yang secara berkelanjutan ada dan dikembangkan di kawasan Danau Toba,” urainya.
Dikatakan, SDM di tingkat lulusan SMA/SMK cukup banyak di kawasan dan di seluruh wilayah Sumut. Para siswa atau pemuda-pemudi ini, setelah melewati SLTA di Kawasan Danau Toba, banyak yang melanjutkan studi perguruan tinggi di luar daerah dan tidak jarang menetap di daerah perantauan atau di pusat-pusat perkembangan ekonomi lainnya.
Sementara, di Kawasan Danau Toba masih membutuhkan banyak SDM yang berkualitas dan memiliki hati atau perhatian (passion) untuk pengembangan kawasan. Di samping itu kawasan ini juga memerlukan banyak penelitian dan konservasi untuk pelestarian dan pengembangan wilayah.
“Untuk itu, pembentukan perguruan tinggi negeri di Kawasan Danau Toba merupakan keharusan dan keniscayaan yang wajar, untuk keberlanjutan (sustainability) pembangunan secara komprehensif. Dengan demikian, potensi dan permasalahan yang ada di kawasan dapat dikelola menjadi kekuatan pembangunan kawasan Danau Toba,” urainya.
Sementara, aktifis YPDT lainnya, Ronsen Pasaribu seperti dirilis di situs resmi YPDT menyatakan, untuk jangka pendek yang dibutuhkan adalah Politeknik untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil siap pakai. “Karena merekalah yang akan siap pakai. Kalau sudah matang, maka dipersiapkan menjadi universitas,” ujarnya. (sam)