27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pengakuan Istri yang Mengubur Mayat Suami di dalam Rumah

Tersinggung karena Pihak Keluarga tak Peduli

Faktor ekonomi bisa membuat orang berbuat nekat apalagi ketika merasa tersinggung. Seperti keluarga yang ada di Tebingtinggi. Hotman Situmorang berwasiat agar dikuburkan di dalam rumah agar family yang tak peduli saat dia sakit tidak mengetahui kematiannya.

Sopian, Tebingtinggi

Selasa (19/6) petang sekira pukul 17.30 WIB, warga Dusun Tapian Nauli Desa Juhar Kecamatan Bandarkhalifah Serdangbedagai mendadak heboh. Pasalnya mereka menemukan tengkorak jenazah Hotman Situmorang (55) yang dikubur istrinya sendiri, Rosdiana br Gultom (50) di dalam rumahnya.

Menurut penuturan Rosdiana, sejatinya dia akan membuang tengkorak jenazah suaminya ke Sungaipadang persis dekat rumah dengan memasukan kerangka mayat ke dalam karung plastik. “Saya takut melihat kemarahan anak saya, Erwin Situmorang (26) yang baru keluar dari penjara karena kasus pencurian buah sawit. Jadi selama ini dia saya bohongi kalau bapaknya pergi berobat jauh,” ungkap ibu tujuh anak ini kepada Sumut Pos, Rabu sore (20/6) di kediamannya.

Rosdiana menceritakan awal sebab mengapa mengubur suaminya di dalam rumah pada November 2011 lalu. Katanya, sang suami menderita penyakit keras. Pemberitahuan kepada keluarga pihak laki-laki sudah dikabarkan, tapi mereka justru tidak pernah melihat dan mengunjungi suaminya. “Justru perkataan mereka menyakitkan hati. Aku diminta agar mengurus suami dan jangan mengharapakan orang lain,” ucap Rosdiana yang mengaku hidup susah di kampungnya.

Soal mengubur jenazah dalam rumah memang wasiat sang suami. Penguburan yang dilakukan ini dipicu kemarahan suami melihat saudaranya tidak peduli dengan nasib yang dialami. Begitupun dengan tetangga yang tidak peduli. “Suami saya pesan untuk dikubur di dalam rumah, dia kecewa melihat saudara dan warga kampung yang tak peduli padanya ketika sakit,” ujar Rosdiana.

Setelah Hotman meninggal November 2011 lalu, Rosdiana bersama anak-anaknya secara diam-diam tanpa diketahui orang kampung langsung mengubur jenazah suaminya itu di dalam rumah dekat dengan dapur. Ke-6 anaknya diminta agar tidak menceritakan kepada warga dan anaknya (Erwin) yang masih di dalam penjara.

Kuburan di dalam rumah dikorek sedalam 50 cm dengan kondisi jenazah saat itu tidak memakai baju. “Kami kuburkan di dalam rumah. Memang selama dikubur itu bau menyengat sering tercium, tapi karena pesan suami saya nekat menguburkan jenazahnya dengan kondisi mengenaskan,” kata Rosdiana.

Sementara itu, Erwin Situmorang anak pertama Rosdiana sebelumnya tidak mengetahui kalau jasad ayahnya dikuburkan di dalam rumah. Setelah bebas dari penjara karena kasus pencurian buah sawit, Erwin kembali ke rumah dan selalu bertanya di mana keberadaan bapaknya. “Aku bertanya kepada ibu, tapi ibu mengatakan kalau bapak sedang berobat ke daerah lain dan belum bisa kembali ke kampung,” ujar Erwin.

Seminggu sekembalinya Erwin ke rumah, Rosdiana merasa ketakutan, dan pada Selasa pagi (19/6) sekira pukul 10.00 WIB dia mencium bau berasal dari dapur rumah. Erwin kemudian membongkar tanah di dapur itu, dia terkejut ketika melihat ada tulang belulang yang berada di sana.

Hasil penemuan ini diberitahukan kepada ibunya,Rosdiana tidak bisa menampik dan mengakui kalau tengkorak tersebut adalah jenazah Hotman. “Itulah cerita ibuku (Rosdiana), bapakku minta dikuburkan di dalam rumah. Karena kami ketakutan nantinya ini terbongkar oleh pihak keluarga, ibu berencana membuang tulang belulang tengkorak itu ke Sungaipadang yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah,” beber Erwin.

Menurut penuturan Kepala Dusun setempat, Jaiyod Sihotang, laporan ini baru diketahui setelah mendapat infomasi dari warga. Dikabarkan Rosdiana membawa bungkusan karung ke pinggir sungai dan hendak membuang tulang belulang suaminya. Sebelum berhasil membuang tengkorak suaminya, warga keburu menghentikannya dan langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Memang dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dengan anak 7 orang ini dalam kondisi yang mengenaskan.

“Memang mereka tergolong hidup dalam kemiskinan. Saat kami masuk ke dalam rumah,  beras dan keperluan sehari-hari untuk makan pun tak ada. Memang selama ini kami tidak mengetahui kalau jasad suaminya dikuburkan di dalam rumah itu. Kini penemuan ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian,” terang Jaiyod.

Kapolres melalui Kapolsek Bandarkhalifah, AKP Arifuddin membenarkan penemuan kerangka tengkorak jenazah Hotman Situmorang. Tim Identifikasi Polres Tebingtinggi turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan sementara. Hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan bekas-bekas unsur penganiayaan.

“Kita belum menetapkan tersangkanya karena kasus ini adalah permasalahan keluarga, kita menempuhnya secara kekeluargaan,”ujar Arifuddin.  (*)

Tersinggung karena Pihak Keluarga tak Peduli

Faktor ekonomi bisa membuat orang berbuat nekat apalagi ketika merasa tersinggung. Seperti keluarga yang ada di Tebingtinggi. Hotman Situmorang berwasiat agar dikuburkan di dalam rumah agar family yang tak peduli saat dia sakit tidak mengetahui kematiannya.

Sopian, Tebingtinggi

Selasa (19/6) petang sekira pukul 17.30 WIB, warga Dusun Tapian Nauli Desa Juhar Kecamatan Bandarkhalifah Serdangbedagai mendadak heboh. Pasalnya mereka menemukan tengkorak jenazah Hotman Situmorang (55) yang dikubur istrinya sendiri, Rosdiana br Gultom (50) di dalam rumahnya.

Menurut penuturan Rosdiana, sejatinya dia akan membuang tengkorak jenazah suaminya ke Sungaipadang persis dekat rumah dengan memasukan kerangka mayat ke dalam karung plastik. “Saya takut melihat kemarahan anak saya, Erwin Situmorang (26) yang baru keluar dari penjara karena kasus pencurian buah sawit. Jadi selama ini dia saya bohongi kalau bapaknya pergi berobat jauh,” ungkap ibu tujuh anak ini kepada Sumut Pos, Rabu sore (20/6) di kediamannya.

Rosdiana menceritakan awal sebab mengapa mengubur suaminya di dalam rumah pada November 2011 lalu. Katanya, sang suami menderita penyakit keras. Pemberitahuan kepada keluarga pihak laki-laki sudah dikabarkan, tapi mereka justru tidak pernah melihat dan mengunjungi suaminya. “Justru perkataan mereka menyakitkan hati. Aku diminta agar mengurus suami dan jangan mengharapakan orang lain,” ucap Rosdiana yang mengaku hidup susah di kampungnya.

Soal mengubur jenazah dalam rumah memang wasiat sang suami. Penguburan yang dilakukan ini dipicu kemarahan suami melihat saudaranya tidak peduli dengan nasib yang dialami. Begitupun dengan tetangga yang tidak peduli. “Suami saya pesan untuk dikubur di dalam rumah, dia kecewa melihat saudara dan warga kampung yang tak peduli padanya ketika sakit,” ujar Rosdiana.

Setelah Hotman meninggal November 2011 lalu, Rosdiana bersama anak-anaknya secara diam-diam tanpa diketahui orang kampung langsung mengubur jenazah suaminya itu di dalam rumah dekat dengan dapur. Ke-6 anaknya diminta agar tidak menceritakan kepada warga dan anaknya (Erwin) yang masih di dalam penjara.

Kuburan di dalam rumah dikorek sedalam 50 cm dengan kondisi jenazah saat itu tidak memakai baju. “Kami kuburkan di dalam rumah. Memang selama dikubur itu bau menyengat sering tercium, tapi karena pesan suami saya nekat menguburkan jenazahnya dengan kondisi mengenaskan,” kata Rosdiana.

Sementara itu, Erwin Situmorang anak pertama Rosdiana sebelumnya tidak mengetahui kalau jasad ayahnya dikuburkan di dalam rumah. Setelah bebas dari penjara karena kasus pencurian buah sawit, Erwin kembali ke rumah dan selalu bertanya di mana keberadaan bapaknya. “Aku bertanya kepada ibu, tapi ibu mengatakan kalau bapak sedang berobat ke daerah lain dan belum bisa kembali ke kampung,” ujar Erwin.

Seminggu sekembalinya Erwin ke rumah, Rosdiana merasa ketakutan, dan pada Selasa pagi (19/6) sekira pukul 10.00 WIB dia mencium bau berasal dari dapur rumah. Erwin kemudian membongkar tanah di dapur itu, dia terkejut ketika melihat ada tulang belulang yang berada di sana.

Hasil penemuan ini diberitahukan kepada ibunya,Rosdiana tidak bisa menampik dan mengakui kalau tengkorak tersebut adalah jenazah Hotman. “Itulah cerita ibuku (Rosdiana), bapakku minta dikuburkan di dalam rumah. Karena kami ketakutan nantinya ini terbongkar oleh pihak keluarga, ibu berencana membuang tulang belulang tengkorak itu ke Sungaipadang yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah,” beber Erwin.

Menurut penuturan Kepala Dusun setempat, Jaiyod Sihotang, laporan ini baru diketahui setelah mendapat infomasi dari warga. Dikabarkan Rosdiana membawa bungkusan karung ke pinggir sungai dan hendak membuang tulang belulang suaminya. Sebelum berhasil membuang tengkorak suaminya, warga keburu menghentikannya dan langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Memang dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dengan anak 7 orang ini dalam kondisi yang mengenaskan.

“Memang mereka tergolong hidup dalam kemiskinan. Saat kami masuk ke dalam rumah,  beras dan keperluan sehari-hari untuk makan pun tak ada. Memang selama ini kami tidak mengetahui kalau jasad suaminya dikuburkan di dalam rumah itu. Kini penemuan ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian,” terang Jaiyod.

Kapolres melalui Kapolsek Bandarkhalifah, AKP Arifuddin membenarkan penemuan kerangka tengkorak jenazah Hotman Situmorang. Tim Identifikasi Polres Tebingtinggi turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan sementara. Hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan bekas-bekas unsur penganiayaan.

“Kita belum menetapkan tersangkanya karena kasus ini adalah permasalahan keluarga, kita menempuhnya secara kekeluargaan,”ujar Arifuddin.  (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/