31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Dugaan Penganiayaan Siswa SD, DPRD Binjai Ogah Buru-buru sebut Kelalaian Sekolah

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai sudah mengetahui adanya siswa sekolah dasar yang meninggal dunia diduga karena dianiaya. Namun demikian, kalangan legislatif di kota rambutan tidak mau buru-buru menyebut adanya kelalaian dari pihak sekolah.

“Saya ada dengar kemarin dari orang yang memandikan mayatnya, disebutkan tidak ada luka. Makanya kita tidak bisa bilang ini ada kelalaian dari pihak sekolah,” ujar Ketua DPRD Binjai, H Noor Sri Syah Alam Putra ketika diminta tanggapannya, Senin (20/6).

Selain itu, kata pria yang akrab disapa Haji Kires ini bilang, kalau dugaan penganiayaan yang menimpa seorang siswa SD, tidak terjadi di lingkungan sekolah. “Mungkin ini (kejadian dugaan penganiayaan) terjadi di luar sekolah. Enggak bisa kita bilang lalai atas kejadian itu,” kata Kires.

Karenanya, dia meminta seluruh pihak untuk dapat menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai. “Kita minta kepada polisi untuk objektif dalam menangani perkara ini,” seru dia.

Kepada Dinas Pendidikan Kota Binjai, Ketua DPD Partai Golkar ini menyerukan agar dapat memanggil kepala sekolah. Ini dilakukan agar dapat menanyakan lebih jauh untuk sanksi yang dapat dijatuhkan jika terbukti ada terjadi kelalaian.

“Lakukan dulu pemeriksaan internal, panggil kepala sekolahnya. Dan juga kepala sekolah harus memberi keterangan yang terbuka, jangan ada yang ditutupi,” pungkasnya.

Serangkaian kegiatan penyelidikan sudah dilakukan Satreskrim Polres Binjai. Setelah mengambil keterangan sejumlah pihak, Polres Binjai bersama forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut juga telah melakukan ekshumasi atau pembongkaran kuburan korban dugaan penganiayaan hingga meninggal dunia berinisial MIA (11), di Tempat Pemakaman Umum, Jalan Umar Baki, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, Rabu (15/6) lalu.

Masyarakat sekitar yang melihat adanya kegiatan kepolisian, mengerumuni TPU tersebut. Sebuah tenda didirikan polisi saat ekshumasi berjalan.

Ibu korban, Santi Citra Dewi hadir melihat proses polisi membongkar kuburan buah hatinya. Raut wajah ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun ini terlihat sedih.

Bahkan sesekali dia juga meneteskan air matanya jatuh membasahi pipi. Sebelumnya, orang tua anak yang wajah buah hati mereka diviralkan dalam Facebook orang tua korban, Santy Macha tak terima.

Mereka merasa dirugikan karena postingan ibunda korban. Bahkan, orang tua anak yang merasa dirugikan ini sudah menyampaikan keluhan mereka kepada Kepala SDN 023971.

Diketahui, unggahan status Facebook ibunda korban menyita perhatian hingga Kapolres Binjai, AKBP Ferio Sano Ginting datang ke rumah korban. Oleh orang nomor satu di Polres Binjai menyarankan agar keluarga korban membuat laporan, demi membuka tabir kematian dugaan penganiayaan tersebut.

Dalam postingannya, korban berinisial MIA meninggal dunia diduga dianiaya oleh teman sekolahnya. Semula sang ibu beranggapan kalau MIA tutup usia karena sakit.

Namun belakangan, teman korban menyampaikan kalau ada terjadi dugaan penganiayaan hingga mengakibatkan nyawa anaknya melayang. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai sudah mengetahui adanya siswa sekolah dasar yang meninggal dunia diduga karena dianiaya. Namun demikian, kalangan legislatif di kota rambutan tidak mau buru-buru menyebut adanya kelalaian dari pihak sekolah.

“Saya ada dengar kemarin dari orang yang memandikan mayatnya, disebutkan tidak ada luka. Makanya kita tidak bisa bilang ini ada kelalaian dari pihak sekolah,” ujar Ketua DPRD Binjai, H Noor Sri Syah Alam Putra ketika diminta tanggapannya, Senin (20/6).

Selain itu, kata pria yang akrab disapa Haji Kires ini bilang, kalau dugaan penganiayaan yang menimpa seorang siswa SD, tidak terjadi di lingkungan sekolah. “Mungkin ini (kejadian dugaan penganiayaan) terjadi di luar sekolah. Enggak bisa kita bilang lalai atas kejadian itu,” kata Kires.

Karenanya, dia meminta seluruh pihak untuk dapat menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai. “Kita minta kepada polisi untuk objektif dalam menangani perkara ini,” seru dia.

Kepada Dinas Pendidikan Kota Binjai, Ketua DPD Partai Golkar ini menyerukan agar dapat memanggil kepala sekolah. Ini dilakukan agar dapat menanyakan lebih jauh untuk sanksi yang dapat dijatuhkan jika terbukti ada terjadi kelalaian.

“Lakukan dulu pemeriksaan internal, panggil kepala sekolahnya. Dan juga kepala sekolah harus memberi keterangan yang terbuka, jangan ada yang ditutupi,” pungkasnya.

Serangkaian kegiatan penyelidikan sudah dilakukan Satreskrim Polres Binjai. Setelah mengambil keterangan sejumlah pihak, Polres Binjai bersama forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut juga telah melakukan ekshumasi atau pembongkaran kuburan korban dugaan penganiayaan hingga meninggal dunia berinisial MIA (11), di Tempat Pemakaman Umum, Jalan Umar Baki, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, Rabu (15/6) lalu.

Masyarakat sekitar yang melihat adanya kegiatan kepolisian, mengerumuni TPU tersebut. Sebuah tenda didirikan polisi saat ekshumasi berjalan.

Ibu korban, Santi Citra Dewi hadir melihat proses polisi membongkar kuburan buah hatinya. Raut wajah ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun ini terlihat sedih.

Bahkan sesekali dia juga meneteskan air matanya jatuh membasahi pipi. Sebelumnya, orang tua anak yang wajah buah hati mereka diviralkan dalam Facebook orang tua korban, Santy Macha tak terima.

Mereka merasa dirugikan karena postingan ibunda korban. Bahkan, orang tua anak yang merasa dirugikan ini sudah menyampaikan keluhan mereka kepada Kepala SDN 023971.

Diketahui, unggahan status Facebook ibunda korban menyita perhatian hingga Kapolres Binjai, AKBP Ferio Sano Ginting datang ke rumah korban. Oleh orang nomor satu di Polres Binjai menyarankan agar keluarga korban membuat laporan, demi membuka tabir kematian dugaan penganiayaan tersebut.

Dalam postingannya, korban berinisial MIA meninggal dunia diduga dianiaya oleh teman sekolahnya. Semula sang ibu beranggapan kalau MIA tutup usia karena sakit.

Namun belakangan, teman korban menyampaikan kalau ada terjadi dugaan penganiayaan hingga mengakibatkan nyawa anaknya melayang. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/