26 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Truk Bawa Alat Berat Terjun ke Jurang, Dua Tewas

Truk masuk jurang di Paluta, sopir truk tewas.
Truk masuk jurang di Paluta, sopir truk tewas.

PALUTA, SUMUTPOS.CO – Truk Trado BK 8234 DW dari Kota Padangsidimpuan (Psp) menuju Medan terjun ke dalam jurang sedalam 12 meter, di Desa Siholbung Padang Bolak Julu, Kabupaten Paluta, Jumat (18/7) sekitar pukul 11.00 WIB.

Truk mengangkut alat berat ekskavator tersebut menimpa pekerja yang kebetulan sedang membuat bronjong di lokasi tersebut. Akibat kejadian tersebut 2 tewas, sedangkan 5 orang lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di RSUD Kota Psp.

Dua korban tewas Toni Hendrianto (36), warga Asam Kumbang Sunggal Medan (sopir truk), Hamid (17), warga Kampung Darek, Kota Psp. Sedangkan 5 korban luka-luka Rutni Boru Manihuruk (27), istri Toni, Tamara (4), anak Toni, Rijal (17), kernet, warga Sei Mencirim, Deli Serdang, dan dua pekerja lainnya, yaitu Sandri (21) dan bapaknya Masri Simamora (42), warga Gang Dame V Kampung Darek Kota Psp.

Rutni, istri Toni korban tewas menceritakan, Selasa (15/7) Toni, Rizal (kernet,) dan anaknya Tamara berangkat dari Medan menuju Batang Toru Tapsel untuk menjemput sebuah alat berat jenis ekskavator di sebuah perusahaan guna dibawa kembali ke Medan.

Kamis (17/7) sore mereka berangkat dari perusahaan tersebut dengan membawa sebuah ekskavator yang diletakkan di atas truk jensi Trado BK 8234 DW. Setibanya di sebuah rumah makan didaerah Batang Toru, mereka pun menginap di sana, lalu keesokan harinya, Jumat (18/7) sekitar pukul 08.00 WIB, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju Medan melalui jalur Paluta.

“Saya enggak tahu apa nama perusahaan tempat kami mengambil beko (ekskavator, Red) itu, lagian saya hanya diajak oleh suami saya,” ujar Rutni, saat ditemui di ruangan Tulip III RSUD Kota Psp.

Selama dalam perjalanan Rutni mengaku tidak ada hal yang aneh, dan saat itu, ia bersama dengan Tamara putrinya yang masih berusia 4 tahun berada di bagian belakang, yang sering digunakan supir untuk beristirahat . Sedangkan Rijal, saat itu duduk di depan, bersebelahan dengan Toni yang membawa truk. Entah bagaimana, ketika melewati daerah Aek Nabundong, tepatnya di Desa Siholbung, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Paluta, truk yang mereka kendarai tiba-tiba seperti tidak terkendali.

Menurutnya, sebelum ia mengetahui suaminya meninggal, truk tersebut dalam kondisi rem blong, dan ketika melintas di sebuah jalan yang sempit menikung dan menurun, di depan truk mereka ada sebuah mobil, dan takut menabrak, akhirnya suaminya membanting setirnya ke kiri.

“Yang saya ingat, waktu itu suami saya sudah bilang rem blong, dan setirnya susah untuk dikendalikan, kami sempat panik, begitu juga saya dan anak saya yang berada di belakangnya, rupanya begitu turunan dan tikungan ada mobil di depan kami, karena takut menabrak, akhirnya suami saya membanting stirnya ke kiri dan masuk ke dalam jurang,” ungkapnya.

“Begitu jatuh, mobil terguling bersama dengan beko yang kami bawa, lalu saya dan anak saya berada di dalam truk begitu juga dengan suami dan kernetnya,” ucap wanita yang sempat terjepit di dalam truk tersebut.

Rutni menerangkan, truk yang mereka kendarai masuk ke dalam jurang sedalam sekitar 12 meter, ia juga tidak ingat bagaimana posisi suami, kernet dan juga anaknya yang sempat lepas dari dekapannya.

“Waktu itu saya masih sempat mendekap anak saya, rupanya terlepas, begitu juga dengan suami saya dan kernetnya, mereka juga terhimpit di dalam mobil yang kondisinya hancur dan penyok akibat tertimpa beko yang kami bawa,” ujarnya sedih sambil memohon untuk menghubungi keluarganya.

Sama juga dengan pengakuan Rijal, pria yang bertugas sebagai kernet tersebut, begitu tahu rem dalam keadaan blong ia sempat panik dan hendak melompat keluar, namun keburu truk yang mereka kendarai masuk kedalam jurang dan meninmpa 3 orang pekerja yang ada di bawah jurang.

“Memang waktu itu, Bang Toni sudah berusaha menghindari mobil yang ada di depannya, namun kondisi jalan yang menurun dan sempit membuat dia hilang akal dan membanting setir ke kanan, saya sendiri saja sudah pasrah apa yang terjadi,” aku pria yang mengalami patah pada bagian tangan kirinya itu.

Ironisnya, sewaktu mobil meluncur kedalam jurang, rupanya ada 3 orang pekerja yang sedang bekerja dibawah membuat bronjong penahan longsor. Dan salah satu dari 3 pekerja tersebut diketahui meninggal dunia ketika akan mendapat perawatan di IGD RSUD Kota Psp.

Sandri (21), seorang pekerja yang mengalami patah kaki sebelah kanan ini menceritakan, saat itu sekitar pukul 09.00 Wib mereka sedang bekerja membuat bronjong di bawah jalan lintas Psp-Paluta, tepatnya di Desa Siholbung Padang Bolak Julu Paluta atau sekitar 12 meter dari jalan raya, tiba-tiba saja ketika Sandri, Hamid dan Masri, bapaknya asyik bekerja dari arah atas ia mendengar seperti suara, begitu melihat ke atas Sandri melihat mobil truk yang mengangkut ekskavator sudah terjun dan menuju ke arah tempat mereka bekerja. Sandri bersama dengan yang lainnya pun berusaha untuk menghindar, namun sayang badan truk dan ekskavator yang jatuh akhirnya menimpa dan mengenai mereka.

“Saya sudah sempat melemparkan cangkul dan berusaha untuk berlindung, rupanya laju truk itu lebih cepat lagi jatuhnya dan akhirnya menimpa kami. Saya sendiri tertimpa badan truk pada bagian kaki kanan, dan kemungkinan besar patah, sedangkan bapak saya, bagian kepalanya mendapat luka jahit serius, dan kawan saya Hamid tertimpa beko yang dibawa truk tersebut,” jelasnya.

Sandri juga masih tidak menyangka dengan kejadian tersebut, apalagi dengan kepergian Hamid temannya.

“Baru 2 hari kami kerja di situ Bang, makanya kami enggak nyangka bakal begini kejadiannya,” katanya sedih.

Sementara itu, Fahmi Hasibuan (35), seorang saksi mata, yang kebetulan melintas ditempat tersebut mengatakan, ia yang berada di belakang truk tersebut, sebelumnya melihat truk yang membawa ekskavator itu melaju dengan cepat seperti dalam kondisi rem blong, dan setibanya di sebuah tikungan yang menurun, kebetulan disekitar tempat tersebut sedang ada pengerjaan yang menyebabkan kondisi jalan menjadi sempit dan terganggu.

“Mobil truk itu langsung meluncur kea rah sebelah kiri, dan langsung masuk kedalam jurang, dan kemungkinan besar kondisi rem juga blong,” ucap pria yang juga turut mengevakuasi para korban tersebut.

Sat Lantas Polres Tapsel, begitu mengetahui adanya kecelakaan tersebut langung turun ke tempat kejadian, dan bersama warga mengevakuasi para korban, dan selanjutnya dibawa menuju RSUD Kota Psp.

Kasat Lantas Polres Tapsel AKP Abdi A melalui Kanit Laka Ipda A Sitepu, saat ditemui METRO di RSUD Kota Psp menjelaskan, dugaan sementara, berdasarkan keterangan dari warga sekitar, diketahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut diakibatkan kondisi truk yang sedang dalam kondisi rem blong, dan setir yang tidak berfungsi. Dan sampai kini pihaknya masih mendampingi para korban untuk meminta keterangan mengenai kejadian tersebut.

“Langkah pertama yang kita lakukan pada saat itu adalah mengevakuasi para korban yang berjumlah 7 orang termasuk satu anak-anak, dan dari jumlah tersebut 2 orang diketahui meninggal dunia, untuk satu korban meninggal sudah diambil oleh pihak kelaurganya, sedangkan 1 orang lagi yang diketahui sebagai sopir masih berada di kamar mayat, sebab belum ada pihak keluarganya yang bisa kita hubungi,” tukas Sitepu.

Sedangkan untuk kendaraan, Sitepu menjelaskan, sampai saat ini masih berada di tempat kejadian dan belum dilakukan evakuasi.

“Kalau untuk kendaraannya sampai saat ini masih berada di TKP, dan kemungkinan setelah ada alat untuk mengangkutnya, akan segera kita evakuasi juga,” tegasnya. (yza/smg)

Truk masuk jurang di Paluta, sopir truk tewas.
Truk masuk jurang di Paluta, sopir truk tewas.

PALUTA, SUMUTPOS.CO – Truk Trado BK 8234 DW dari Kota Padangsidimpuan (Psp) menuju Medan terjun ke dalam jurang sedalam 12 meter, di Desa Siholbung Padang Bolak Julu, Kabupaten Paluta, Jumat (18/7) sekitar pukul 11.00 WIB.

Truk mengangkut alat berat ekskavator tersebut menimpa pekerja yang kebetulan sedang membuat bronjong di lokasi tersebut. Akibat kejadian tersebut 2 tewas, sedangkan 5 orang lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di RSUD Kota Psp.

Dua korban tewas Toni Hendrianto (36), warga Asam Kumbang Sunggal Medan (sopir truk), Hamid (17), warga Kampung Darek, Kota Psp. Sedangkan 5 korban luka-luka Rutni Boru Manihuruk (27), istri Toni, Tamara (4), anak Toni, Rijal (17), kernet, warga Sei Mencirim, Deli Serdang, dan dua pekerja lainnya, yaitu Sandri (21) dan bapaknya Masri Simamora (42), warga Gang Dame V Kampung Darek Kota Psp.

Rutni, istri Toni korban tewas menceritakan, Selasa (15/7) Toni, Rizal (kernet,) dan anaknya Tamara berangkat dari Medan menuju Batang Toru Tapsel untuk menjemput sebuah alat berat jenis ekskavator di sebuah perusahaan guna dibawa kembali ke Medan.

Kamis (17/7) sore mereka berangkat dari perusahaan tersebut dengan membawa sebuah ekskavator yang diletakkan di atas truk jensi Trado BK 8234 DW. Setibanya di sebuah rumah makan didaerah Batang Toru, mereka pun menginap di sana, lalu keesokan harinya, Jumat (18/7) sekitar pukul 08.00 WIB, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju Medan melalui jalur Paluta.

“Saya enggak tahu apa nama perusahaan tempat kami mengambil beko (ekskavator, Red) itu, lagian saya hanya diajak oleh suami saya,” ujar Rutni, saat ditemui di ruangan Tulip III RSUD Kota Psp.

Selama dalam perjalanan Rutni mengaku tidak ada hal yang aneh, dan saat itu, ia bersama dengan Tamara putrinya yang masih berusia 4 tahun berada di bagian belakang, yang sering digunakan supir untuk beristirahat . Sedangkan Rijal, saat itu duduk di depan, bersebelahan dengan Toni yang membawa truk. Entah bagaimana, ketika melewati daerah Aek Nabundong, tepatnya di Desa Siholbung, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Paluta, truk yang mereka kendarai tiba-tiba seperti tidak terkendali.

Menurutnya, sebelum ia mengetahui suaminya meninggal, truk tersebut dalam kondisi rem blong, dan ketika melintas di sebuah jalan yang sempit menikung dan menurun, di depan truk mereka ada sebuah mobil, dan takut menabrak, akhirnya suaminya membanting setirnya ke kiri.

“Yang saya ingat, waktu itu suami saya sudah bilang rem blong, dan setirnya susah untuk dikendalikan, kami sempat panik, begitu juga saya dan anak saya yang berada di belakangnya, rupanya begitu turunan dan tikungan ada mobil di depan kami, karena takut menabrak, akhirnya suami saya membanting stirnya ke kiri dan masuk ke dalam jurang,” ungkapnya.

“Begitu jatuh, mobil terguling bersama dengan beko yang kami bawa, lalu saya dan anak saya berada di dalam truk begitu juga dengan suami dan kernetnya,” ucap wanita yang sempat terjepit di dalam truk tersebut.

Rutni menerangkan, truk yang mereka kendarai masuk ke dalam jurang sedalam sekitar 12 meter, ia juga tidak ingat bagaimana posisi suami, kernet dan juga anaknya yang sempat lepas dari dekapannya.

“Waktu itu saya masih sempat mendekap anak saya, rupanya terlepas, begitu juga dengan suami saya dan kernetnya, mereka juga terhimpit di dalam mobil yang kondisinya hancur dan penyok akibat tertimpa beko yang kami bawa,” ujarnya sedih sambil memohon untuk menghubungi keluarganya.

Sama juga dengan pengakuan Rijal, pria yang bertugas sebagai kernet tersebut, begitu tahu rem dalam keadaan blong ia sempat panik dan hendak melompat keluar, namun keburu truk yang mereka kendarai masuk kedalam jurang dan meninmpa 3 orang pekerja yang ada di bawah jurang.

“Memang waktu itu, Bang Toni sudah berusaha menghindari mobil yang ada di depannya, namun kondisi jalan yang menurun dan sempit membuat dia hilang akal dan membanting setir ke kanan, saya sendiri saja sudah pasrah apa yang terjadi,” aku pria yang mengalami patah pada bagian tangan kirinya itu.

Ironisnya, sewaktu mobil meluncur kedalam jurang, rupanya ada 3 orang pekerja yang sedang bekerja dibawah membuat bronjong penahan longsor. Dan salah satu dari 3 pekerja tersebut diketahui meninggal dunia ketika akan mendapat perawatan di IGD RSUD Kota Psp.

Sandri (21), seorang pekerja yang mengalami patah kaki sebelah kanan ini menceritakan, saat itu sekitar pukul 09.00 Wib mereka sedang bekerja membuat bronjong di bawah jalan lintas Psp-Paluta, tepatnya di Desa Siholbung Padang Bolak Julu Paluta atau sekitar 12 meter dari jalan raya, tiba-tiba saja ketika Sandri, Hamid dan Masri, bapaknya asyik bekerja dari arah atas ia mendengar seperti suara, begitu melihat ke atas Sandri melihat mobil truk yang mengangkut ekskavator sudah terjun dan menuju ke arah tempat mereka bekerja. Sandri bersama dengan yang lainnya pun berusaha untuk menghindar, namun sayang badan truk dan ekskavator yang jatuh akhirnya menimpa dan mengenai mereka.

“Saya sudah sempat melemparkan cangkul dan berusaha untuk berlindung, rupanya laju truk itu lebih cepat lagi jatuhnya dan akhirnya menimpa kami. Saya sendiri tertimpa badan truk pada bagian kaki kanan, dan kemungkinan besar patah, sedangkan bapak saya, bagian kepalanya mendapat luka jahit serius, dan kawan saya Hamid tertimpa beko yang dibawa truk tersebut,” jelasnya.

Sandri juga masih tidak menyangka dengan kejadian tersebut, apalagi dengan kepergian Hamid temannya.

“Baru 2 hari kami kerja di situ Bang, makanya kami enggak nyangka bakal begini kejadiannya,” katanya sedih.

Sementara itu, Fahmi Hasibuan (35), seorang saksi mata, yang kebetulan melintas ditempat tersebut mengatakan, ia yang berada di belakang truk tersebut, sebelumnya melihat truk yang membawa ekskavator itu melaju dengan cepat seperti dalam kondisi rem blong, dan setibanya di sebuah tikungan yang menurun, kebetulan disekitar tempat tersebut sedang ada pengerjaan yang menyebabkan kondisi jalan menjadi sempit dan terganggu.

“Mobil truk itu langsung meluncur kea rah sebelah kiri, dan langsung masuk kedalam jurang, dan kemungkinan besar kondisi rem juga blong,” ucap pria yang juga turut mengevakuasi para korban tersebut.

Sat Lantas Polres Tapsel, begitu mengetahui adanya kecelakaan tersebut langung turun ke tempat kejadian, dan bersama warga mengevakuasi para korban, dan selanjutnya dibawa menuju RSUD Kota Psp.

Kasat Lantas Polres Tapsel AKP Abdi A melalui Kanit Laka Ipda A Sitepu, saat ditemui METRO di RSUD Kota Psp menjelaskan, dugaan sementara, berdasarkan keterangan dari warga sekitar, diketahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut diakibatkan kondisi truk yang sedang dalam kondisi rem blong, dan setir yang tidak berfungsi. Dan sampai kini pihaknya masih mendampingi para korban untuk meminta keterangan mengenai kejadian tersebut.

“Langkah pertama yang kita lakukan pada saat itu adalah mengevakuasi para korban yang berjumlah 7 orang termasuk satu anak-anak, dan dari jumlah tersebut 2 orang diketahui meninggal dunia, untuk satu korban meninggal sudah diambil oleh pihak kelaurganya, sedangkan 1 orang lagi yang diketahui sebagai sopir masih berada di kamar mayat, sebab belum ada pihak keluarganya yang bisa kita hubungi,” tukas Sitepu.

Sedangkan untuk kendaraan, Sitepu menjelaskan, sampai saat ini masih berada di tempat kejadian dan belum dilakukan evakuasi.

“Kalau untuk kendaraannya sampai saat ini masih berada di TKP, dan kemungkinan setelah ada alat untuk mengangkutnya, akan segera kita evakuasi juga,” tegasnya. (yza/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/