25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Puluhan Penderita Kusta Protes

Foto: SURYA HASIBUAN/SUMUT POS
PROTES: Puluhan penderita penyakit kusta melakukan aksi protes dengan melakukan aksi turun ke jalan meminta bantuan kepada pengendara yang melintas, Selasa (18/7).

SUMUTPOS.CO – BERBEKAL kotak mie instan, puluhan penderita penyakit kusta melakukan aksi turun kejalan umum. Mereka meminta bantuan kepada setiap pengendara yang melintas di jalan umum Dusun Belidahan menuju Desa Simpang Empat.

Tepatnya, di Dusun Belidahan Desa Simpat Empat Kecamatan Sei Rampah, Selasa (18/7). Persis di depan kantor KUPT Dinas Sosial Provinsi Sumut.

“Bantuan yang itu seharusnya sudah diterima pada awal bulan Juli 2017 lalu. Tapi sampai sekarang belum juga datang dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Aksi ini akan terus kami lakukan sampai turun bantuan dari Dinas Provinsi Sumut,” ujar Mahdin (58) salah seorang penderita kusta.

Menurut Mahdin, aksi ini tidak akan terjadi jika bantuan dari Dinas Sosial Sumut sudah diterima. Katanya, aksi ini merupakan bentuk protes atas bantuan yang tidak jelas kapan datangnya.

“Selain itu, kami dengar ada rencana jatah kami dipotong. Makanya kami demo,” katanya.

Diurai Mahdin, bantuan yang biasa diterima setiap bulannya terdiri dari 18 jenis sembako. Itu pun sudah dilakukan pemotongan.

Selama ini, menurut Mahdin, gula yang diterima 2 kg menjadi 1 kg. Kemudian, minyak goreng 2 kg menjadi 1,5 kg, telur 15 butir berkurang menjadi 10 butir, teh 2 bungkus menjadi 1 bungkus dan garam 2 bungkus menjadi 1 bungkus.

“Sebelumnya ada 100 Kepala Keluarga (KK) penderita penyakit kusta diberi bantuan berupa Sembako dan pelayanan medis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Tapi, sejak beberapa tahun belakangan ini terjadi perubahan peralihan langsung oleh Dinas Sosial Provinsi Sumut,” bebernya.

Ironisnya, sejak beralih ke Dinas Sosial Sumut, pelayanan perobatan kurang maksimal dan sangat minim. “Itupun kami masih bersyukur. Karena masih ada kepedulian dan bantuan dari Pemkab Sergai yang mengirimkan tim medisnya untuk melakukan pemeriksaan dan pelayanan perobatan bagi pasien,” tutur Mahdin.

Mewakili rekan-rekannya, Mahdin berharap bantuan yang selama ini telah dikucurkan oleh dinas terkait tidak lagi dikurangi.

“Karena, bantuan itu sangat meringankan beban hidup kami disini. Kalau dikurangi, jelas menambah beban kami,” lirih Mahdin.

Lanjut Mahdin, untuk memenuhi biaya anak sekolah saja dia dan rekannya sudah pusing. Apalagi jatah sembako dan perobatan dikurangi.

“Kami berharap Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dapat membantu agar semua penderita kusta menjadi peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dan KIS (Kartu Indonesia Sehat),” harapnya.(sur/ala)

 

 

 

Foto: SURYA HASIBUAN/SUMUT POS
PROTES: Puluhan penderita penyakit kusta melakukan aksi protes dengan melakukan aksi turun ke jalan meminta bantuan kepada pengendara yang melintas, Selasa (18/7).

SUMUTPOS.CO – BERBEKAL kotak mie instan, puluhan penderita penyakit kusta melakukan aksi turun kejalan umum. Mereka meminta bantuan kepada setiap pengendara yang melintas di jalan umum Dusun Belidahan menuju Desa Simpang Empat.

Tepatnya, di Dusun Belidahan Desa Simpat Empat Kecamatan Sei Rampah, Selasa (18/7). Persis di depan kantor KUPT Dinas Sosial Provinsi Sumut.

“Bantuan yang itu seharusnya sudah diterima pada awal bulan Juli 2017 lalu. Tapi sampai sekarang belum juga datang dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Aksi ini akan terus kami lakukan sampai turun bantuan dari Dinas Provinsi Sumut,” ujar Mahdin (58) salah seorang penderita kusta.

Menurut Mahdin, aksi ini tidak akan terjadi jika bantuan dari Dinas Sosial Sumut sudah diterima. Katanya, aksi ini merupakan bentuk protes atas bantuan yang tidak jelas kapan datangnya.

“Selain itu, kami dengar ada rencana jatah kami dipotong. Makanya kami demo,” katanya.

Diurai Mahdin, bantuan yang biasa diterima setiap bulannya terdiri dari 18 jenis sembako. Itu pun sudah dilakukan pemotongan.

Selama ini, menurut Mahdin, gula yang diterima 2 kg menjadi 1 kg. Kemudian, minyak goreng 2 kg menjadi 1,5 kg, telur 15 butir berkurang menjadi 10 butir, teh 2 bungkus menjadi 1 bungkus dan garam 2 bungkus menjadi 1 bungkus.

“Sebelumnya ada 100 Kepala Keluarga (KK) penderita penyakit kusta diberi bantuan berupa Sembako dan pelayanan medis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Tapi, sejak beberapa tahun belakangan ini terjadi perubahan peralihan langsung oleh Dinas Sosial Provinsi Sumut,” bebernya.

Ironisnya, sejak beralih ke Dinas Sosial Sumut, pelayanan perobatan kurang maksimal dan sangat minim. “Itupun kami masih bersyukur. Karena masih ada kepedulian dan bantuan dari Pemkab Sergai yang mengirimkan tim medisnya untuk melakukan pemeriksaan dan pelayanan perobatan bagi pasien,” tutur Mahdin.

Mewakili rekan-rekannya, Mahdin berharap bantuan yang selama ini telah dikucurkan oleh dinas terkait tidak lagi dikurangi.

“Karena, bantuan itu sangat meringankan beban hidup kami disini. Kalau dikurangi, jelas menambah beban kami,” lirih Mahdin.

Lanjut Mahdin, untuk memenuhi biaya anak sekolah saja dia dan rekannya sudah pusing. Apalagi jatah sembako dan perobatan dikurangi.

“Kami berharap Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dapat membantu agar semua penderita kusta menjadi peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dan KIS (Kartu Indonesia Sehat),” harapnya.(sur/ala)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/