28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Seekor Gajah Ditemukan Mati, Kuat Dugaan Diracun

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENEMUAN GAJAH MATI_Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi memperlihatkan foto seekor Gajah Sumatera (Elephas maximum sumatranus) betina yang ditemukan mati di areal perkebunan kelapa sawit di kawasan Desa Mekar Makmur, Kabupaten Langkat, saat konferensi pers di Medan, Sumatra Utara, Jumat (21/4). BBKSDA Sumut bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) memastikan penyebab kematian gajah yang diperkirakan berumur 12 tahun ini akibat diracun.

SUMUTPOS.CO  – SEEKOR gajah ditemukan mati di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, Selasa (18/4) lalu. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menduga, gajah berusia 15 tahun itu mati karena diracun.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi mengatakan kemataian gajah itu tidak wajar. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dan otopsi untuk memastikan kematian gajah itu.

“Gajah kita temukan di dekat sumber air. Dari perilaku gajah, kalau dia kena racun maka dia akan mendekat ke sumber air. Dia akan minum sebanyak mungkin. Makanya kita curiga itu bukan proses kematian yang alami,” ungkap Hotmauli kepada wartawan di Medan, Jumat (21/4) sore.

Hotmauli menjelaskan, gajah itu ditemukan tidak bernyawa lagi, persis di areal kebun PT Perkebunan Inti Sawit Subur (PISS). Menurut Hotmauli, lokasi itu masih masuk ke dalam homerange atau lalu lintas gajah.

“Secara alami memang dia lewat di situ. Pada periode tertentu pasti dia masuk ke sana,” tutur Hotmauli.

Setelah diketahui gajah tersebut mati, petugas melakukan otopsi, Rabu (19/4) kemarin. Otopsi ini, dilakukan untuk mengetahui persis kematian dari gajah tersebut.

“Namun, saat hendak dilakukan rescue terhadap anak gajah tersebut, petugas sudah tidak menemukan anak gaja itu. Karena telah masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL yang berjarak 1 Km dari lokasi penemuan gajah,” jelasnya.

Saat otopsi dilakukan, hasil pengamatan visual yang dilakukan dokter hewan, tidak ditemukan luka yang signifikan menjadi penyebab kematian. “Hanya saja dokter menemukan luka kecil dan bekas luka lama,” tutur Hotmauli.

Gajah yang mati tersebut diketahui oleh dokter berjenis kelamin betina. Perkiraan umurnya 12-15 tahun.

“Gajah yang mati tersebut dikuburkan tidak jauh dari lokasi penemuannya,” jelasnya.

Dilokasi tersebut, masih terdapat populasi gajah liar sekitar 20 hingga 30 ekor.(gus/ala)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENEMUAN GAJAH MATI_Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi memperlihatkan foto seekor Gajah Sumatera (Elephas maximum sumatranus) betina yang ditemukan mati di areal perkebunan kelapa sawit di kawasan Desa Mekar Makmur, Kabupaten Langkat, saat konferensi pers di Medan, Sumatra Utara, Jumat (21/4). BBKSDA Sumut bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) memastikan penyebab kematian gajah yang diperkirakan berumur 12 tahun ini akibat diracun.

SUMUTPOS.CO  – SEEKOR gajah ditemukan mati di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, Selasa (18/4) lalu. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menduga, gajah berusia 15 tahun itu mati karena diracun.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi mengatakan kemataian gajah itu tidak wajar. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dan otopsi untuk memastikan kematian gajah itu.

“Gajah kita temukan di dekat sumber air. Dari perilaku gajah, kalau dia kena racun maka dia akan mendekat ke sumber air. Dia akan minum sebanyak mungkin. Makanya kita curiga itu bukan proses kematian yang alami,” ungkap Hotmauli kepada wartawan di Medan, Jumat (21/4) sore.

Hotmauli menjelaskan, gajah itu ditemukan tidak bernyawa lagi, persis di areal kebun PT Perkebunan Inti Sawit Subur (PISS). Menurut Hotmauli, lokasi itu masih masuk ke dalam homerange atau lalu lintas gajah.

“Secara alami memang dia lewat di situ. Pada periode tertentu pasti dia masuk ke sana,” tutur Hotmauli.

Setelah diketahui gajah tersebut mati, petugas melakukan otopsi, Rabu (19/4) kemarin. Otopsi ini, dilakukan untuk mengetahui persis kematian dari gajah tersebut.

“Namun, saat hendak dilakukan rescue terhadap anak gajah tersebut, petugas sudah tidak menemukan anak gaja itu. Karena telah masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL yang berjarak 1 Km dari lokasi penemuan gajah,” jelasnya.

Saat otopsi dilakukan, hasil pengamatan visual yang dilakukan dokter hewan, tidak ditemukan luka yang signifikan menjadi penyebab kematian. “Hanya saja dokter menemukan luka kecil dan bekas luka lama,” tutur Hotmauli.

Gajah yang mati tersebut diketahui oleh dokter berjenis kelamin betina. Perkiraan umurnya 12-15 tahun.

“Gajah yang mati tersebut dikuburkan tidak jauh dari lokasi penemuannya,” jelasnya.

Dilokasi tersebut, masih terdapat populasi gajah liar sekitar 20 hingga 30 ekor.(gus/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/