MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Medan Periode 2025 dan Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) Periode 2021-2026. Kerja sama ini untuk dukungan tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan di Sumatera Utara di Le Polonia Hotel, Jalan Sudirman Medan, Rabu (21/4).
MoU ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Sumut Prof Wan Syaifuddin MS PhD, Wakil Ketua FPK Medan Dr dr H Delyuzar MKed (PA) SpPA (K), dan Ketua Forkala Medan Datoq Adil Freddy Haberham SE. Penandatanganan MoU dirangkai dengan buka puasa bersama. “Hari ini 21 April merupakan Hari Kartini. Bicara Kartini tidak lepas dengan semboyan ‘habis gelap terbitlah terang’. Kita di sini berkumpul untuk menandatangani MoU yang tujuannya bagaimana membuat terang masa depan anak-anak kita,” ujar Prof Wan Syaifuddin mengawali sambutannya.
Prof Wan menjelaskan latar belakang MoU tidak terlepas dari kondisi saat ini pandemi Covid-19 menyerang seluruh penduduk dunia. “Saya berbincang-bincang dengan Gubsu Pak Edy bagaimana membudayakan protokol kesehatan (prokes) 5M. Salahsatu upaya yang efektif untuk mengkampayekan prokes adalah melalui tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat ,” ungkap Prof Wan Syaifuddin yang juga Ketua FKM Medan.
Dia selanjutnya berpikir, ternyata tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat itu mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. “Peran penting ini yang saya bawa ke dunia pendidikan. Bukankah tujuan pendidikan salah satunya untuk memanusiawikan manusia? Karena itu saya mengajak tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membuat buku muatan lokal tentang multikulturalisme di daerah ini,” ujarnya.
Prof Wan mengajak para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di daerah ini khususnya FPK dan Forkala untuk menyumbangkan ide, gagasan, dan pikirannya yang akan dituangkan dalam bentuk buku. “Saya menantang para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk melahirkan buku muatan lokal pendidikan multikultural dan karakter untuk siswa di daerah ini agar pemahamannya tentang nilai-nilai budaya/etnis, keharmonisan dalam kebinekaan semakin meningkat,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof Wan minta FPK dan Forkala untuk menyiapkan buku tersebut hingga siap menjadi buku ajar muatan lokal siswa SMA/SMK dan juga akan dipersiapkan untuk tingkat SD dan SMP.
Prof Wan juga menunjuk pengurus FPK/Forkala sebagai koordinator penulisan buku tersebut. “Di FKM dan Forkala ini ada profesor dan doktor. Semua hebat-hebat, namun perlu orang hebat yang juga mengkoordinir penulisan buku tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris FPK yang juga Sekretaris Forkala Aswin Harahap mengatakan, sebenarnya tahun lalu sudah selesai dibuat buku yang berisi tentang 15 etnis. Dan tahun ini sudah disempurnakan seluruhnya yaitu 23 etnis yang ada di Sumut. “Kami sedang mempersiapkan buku tersebut agar bisa menjadi buku ajar muatan lokal untuk tingkat SMA/SMK dan direncanakan juga untuk SD dan SMp,” ujarnya.
Hadir sejumlah pengurus FKM dan Forkala seperti, Drs Ahmad Raja Nasution MSP, Pdt Sadakata Ginting Suka, Adri Alfian Rolos, H Benny Soebardjo, Prof Dr I Wayan Dirgayasa, Darsen Song, Lister Berutu, Martinus Lase, RA Lesbatta, Wardayani, Bustami Usman, H Marwan Bugis dan lainnya. (rel/azw)