33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Nasib Pulau Simuk, Terancam Krisis Pangan dan Listrik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Krisis yang melanda Pulau Simuk, Kecamatan Simuk, Kabupaten Nias Selatan (Nisel), sepertinya belum usai. Setelah terancam Krisi pangan karena ombak besar, kini pulau terluar di Sumatera Utara tersebut terancam Krisi listrik.

Camat Simuk, Gentelman Bago menyatakan tidak ada aliran listrik yang memadai di Pulau Simuk. Karena, tidak ada aliran listrik dari PT PLN, sehingga sangat berdampak dengan pasokan pangan.

Bago mengungkapkan bahwa bila aliran listrik memadai dari PLN, akan memberikan dampak baik bagi masyarakat, contohnya hasil tangkapan ikan masyarakat bisa disimpan di kulkas dan menjadi pasokan kebutuhan masyarakat.

“Ada kendala besar di kami yaitu listrik yang tidak memadai. Padahal itu bagus untuk kami untuk menyimpan bahan pangan. Misalnya, saat cuaca bagus, warga memancing dan dapat menyimpannya di kulkas,” ujarnya.

Dijelaskannya, di Pulau Simuk penerangan hanya sekedar saja. Listrik bisa digunakan hanya malam hari saja, itu pun, untuk lampu saja dengan terbatas.

Sedangkan untuk krisis pangan sudah terjadi sekitar 8 hari belakangan ini. Masyarakat sudah tidak makan beras lagi, diganti dengan konsumsi roti, mie, terigu, ketan dan sagu.

Dampak krisis ini, Bago mengungkapkan membuat anak-anak di Pulau Simuk berjatuhan sakit, seperti diare. Namun, kondisinya tidak begitu parah dan ditangani.

“Sudah 8 hari lah (krisis pangan), Beberapa hari ini, tiga hari terakhir ini lah. Ada beberapa yang mencret, tapi tidak tahap kritis. Tapi, tidak seperti biasa dan jumlahnya bertambah. Fasilitas kesehatan ada, Puskemas ada, dokter juga ada,” sebut Bago saat dikonfirmasi Sumut Pos melalui telpon selular, Jumat (22/9/2023). (gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Krisis yang melanda Pulau Simuk, Kecamatan Simuk, Kabupaten Nias Selatan (Nisel), sepertinya belum usai. Setelah terancam Krisi pangan karena ombak besar, kini pulau terluar di Sumatera Utara tersebut terancam Krisi listrik.

Camat Simuk, Gentelman Bago menyatakan tidak ada aliran listrik yang memadai di Pulau Simuk. Karena, tidak ada aliran listrik dari PT PLN, sehingga sangat berdampak dengan pasokan pangan.

Bago mengungkapkan bahwa bila aliran listrik memadai dari PLN, akan memberikan dampak baik bagi masyarakat, contohnya hasil tangkapan ikan masyarakat bisa disimpan di kulkas dan menjadi pasokan kebutuhan masyarakat.

“Ada kendala besar di kami yaitu listrik yang tidak memadai. Padahal itu bagus untuk kami untuk menyimpan bahan pangan. Misalnya, saat cuaca bagus, warga memancing dan dapat menyimpannya di kulkas,” ujarnya.

Dijelaskannya, di Pulau Simuk penerangan hanya sekedar saja. Listrik bisa digunakan hanya malam hari saja, itu pun, untuk lampu saja dengan terbatas.

Sedangkan untuk krisis pangan sudah terjadi sekitar 8 hari belakangan ini. Masyarakat sudah tidak makan beras lagi, diganti dengan konsumsi roti, mie, terigu, ketan dan sagu.

Dampak krisis ini, Bago mengungkapkan membuat anak-anak di Pulau Simuk berjatuhan sakit, seperti diare. Namun, kondisinya tidak begitu parah dan ditangani.

“Sudah 8 hari lah (krisis pangan), Beberapa hari ini, tiga hari terakhir ini lah. Ada beberapa yang mencret, tapi tidak tahap kritis. Tapi, tidak seperti biasa dan jumlahnya bertambah. Fasilitas kesehatan ada, Puskemas ada, dokter juga ada,” sebut Bago saat dikonfirmasi Sumut Pos melalui telpon selular, Jumat (22/9/2023). (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/