TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kota Tebingtinggi dua kali diterjang banjir kiriman, yakni pada Minggu (21/11) dini hari dan Minggu petang. Akibatnya, ribuan rumah di lima kecamatan terendam air sungai yang meluap.
Pada Minggu (21/11) dini hari sekira pukul 04.30 WIB, warga di bantaran Sungai Padang dibuat panik dengan meluapnya air sungai. Banjir kiriman itu, diduga disebabkan hujan deras di hulu sungai, wilayah Kabupaten Simalungun.
Ada beberapa titik sektor perekonomian yang berdampak banjir, seperti Pasar Impres di Jalan Gurami. Para pedagang terpaksa menutup kios dan memindahkan dagangannya ke daerah lebih tinggi.
Menurut Rizky Damanik, warga Lingkungan I, Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, air mulai masuk ke pemukiman warga pada dini hari, di saat masyarakat terlelap. “Banyak warga masih tidur ketika air Sungai Padang meluap. Akibatnya, banyak barang-barang perabotan yang tidak dapat diselamatkan. Hanya beberapa dokumen penting bisa diselamatkan,” katanya.
Sedangkan untuk kedalaman air, diperkirakan mencapai 50 cm hingga 75 cm. Bahkan, di daerah paling pinggir dengan daerah aliran sungai, ke dalaman air bisa mencapai lebih dari 1 meter. Hingga kemarin siang, kata Rizky, belum ada bantuan yang diterimah masyarakat dari pemerintah setempat, hanya para donatur yang memberikan bantuan seperti nasi bungkus.
Sementara Rudianto (45), warga Kelurahan Bandar Utama, Kota Tebingtinggi mengatakan, permasalahan banjir yang dialaminya sudah sering terjadi, hampir setiap tahunnya empat hingga lima kali rumahnya terendam banjir Sungai Padang. Dia pun berharap kepada Pemko Tebingtinggi untuk melakukan normalisasi Sungai Padang dengan melakukan pengorekan sendiman tanah karena belum dilakukannya pengorekan itu, sendiman yang puluhan tahun menyebabkan kedangkalan sungai.
“Pemko sudah membeton benteng Sungai Padang, tetapi bila tidak dilakukan normalisasi dengan pengorekan, jika hujan deras wilayah hulu, Sungai Padang tidak mampu menampung debit air yang besar, sehingga rumah yang berlokasi di bantaran sekitar Sungai Padang akan terendam banjir,” paparnya.
Dari data yang diterima Sumut Pos, sebanyak 850 Kepala Keluarga (KK) di lima kecamatan yang merasakan dampak banjir ini. Terparah dialami 301 warga di Kelurahan Bandar Utama, kemudian di Kelurahan Badak Bejuang Kecamatan Tebingtinggi Kota ada 123 KK, dan Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan sebanyal 102 KK. Sedangkan sisanya, tersebar di Kecamatan Bajenis Padang Hilir dan Padang Hulu. “Hingga siang ini (kemarin) kondisi banjir mulai surut, diharapkan warga tetap siaga dalam memantau banjir kiriman,” ungkap Lurah Bandar Utama, Ramadhan.
Dirinya menyatakan, sampai kemarin siang pihaknya masih melakukan pendataan jumlah rumah yang terendam banjir. Tetapi seperti ,biasa jika terjadi banjir kiriman, sekitaran 301 KK rumah warga yang terendam.
Ramadhan berharap kepada warga yang mengalami banjir untuk melaporkan kepada pihak Kepala Lingkungan (Kepling) untuk didata. Sedangkan untuk kejadian banjir kiriman yang ditimbulkan oleh Sungai Padang, warga sekitar sudah biasa menghadapi banjir kiriman ini.
Sedangkan pihak BPBD Kota Tebingtinggi belum ada mendirikan tenda pengusian di lokasi terimbas banjir kiriman parah di wilayah Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi. Kepala BPBD Tebingtinggi Wahid Sitorus belum menjawab berapa sebenarnya rumah warga kondisi terendam banjir.
Sungai Bahilang Meluap, Rendam Ribuan Rumah
Baru saja surut banjir dari luapan Sungai Padang, giliran warga di bantaran Sungai Bahilang yang dibuat panik oleh meluapnya air sungai pada Minggu (21/11) sore. Banjir ini diduga disebabkan banjir kiriman dari Kabupaten Serdangbedagai.
Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus dalam pesan WhatsApp mengimbau warga di sekitar bantaran sungai agar tetap waspada dan mengungsi ke daerah yang lebih Tinggi. “Cuaca saat ini sedang ekstrim, tingkat curah hujan tinggi, warga diimbau untuk tetap waspada,” bilangnya.
Sedangkan genangan air yang ditimbulkan dari meluapnya Sungai Bahilang di dua Kecamatan di Kota Tebingtinggi yaitu Kecamatan Padang Hulu dan Tebingtinggi Kota mencapai 50-100 centimeter. Sedangkan untuk jumlah korban banjir masih dalam pendataan. “Diperkirakan ada ribuan rumah, terparah di Kelurahan Persiakan, Kelurahan Tualang, Bandar Sono dan Badak Bejuang Kota Tebingtinggi,” kata Wahid.
Menurutnya, curah hujan yang turun semalam dan air kiriman dari Kabupaten Serdang Bedagai sebagai hulunya Sungai Padang, dan Sungai Bahilang, berdampak tergenangnya wilayah 5 Kecamatan dan 11 Kelurahan di Kota Tebingtinggi dengan ketinggian air antara rata-rata 20-100 cm di dalam rumah. Kondisi genangan semakin bertambah tinggi di area sekitar Sungai Bahilang. Perhitungan untuk dampak banjir oleh Sungai Bahilang ada 658 KK di Kelurahan Persiakan Kecamatan Padang Hulu dan Kelurahan Bandarsono serta Kelurahan Badak Bejuang.
“Terkait banjir kiriman Sungai Padang dan Sungai Bahilang, BPBD Kota Tebingtinggi melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk menginventarisir yang terdampak serta kerusakan sarana prasarana yang ada. Berkoordinasi dengan perangkat Kelurahan, Camat, kepolisian, dan warga masyarakat setempat. Belum ada laporan adanya korban jiwa,” papar Wahid.
Rusmin (65), warga Kelurahan Persiakan mengatakan, banjir Kiriman Sungai Bahilang ini datangnya mendadak seperti air bah dan langsung masuk menggenangi rumah warga. Banjir kali ini, warga banyak yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang. “Air sungai datang mendadak, kondisi air keruh dan langsung masuk kerumah warga, banyak warga ketakutan, karena kondisj air begitu besar, warga Kelurahan Persiakan Kecamatan Padang Hulu banyak mengunggsi ketempat yang lebih Tinggi,” bilangnya.
Sedangkan Kasi Humas Polres Tebingtinggi Aiptu Agus Arianto langsung melakukan peninjauan banjir dengan Kapolsek dilokasi banjir wilayah hukumnya. Personil kepolisian Polres Tebingtinggi bersama Brimob Detasmen B Tinggi dan BPBD menurunkan perahu karet dilokasi banjir yang terparah.
Sibolangit Longsor Lagi, 1 Mobil Rusak
Sementara, longsor kembali terjadi di Sibolangit, Sabtu (20/11) malam, sekira Pukul 23.00 WIB. Longsor yang terjadi di Jalan Jamin Ginting Km 37,5, tepatnya di tikungan Tirtanadi, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, disertai pohon tumbang. Akibatnya, satu unit mobil Honda HRV warna putih rusak parah karena tertimpa pohon.
Kejadian yang kembali berulang ini, disebabkan cuaca buruk yang masih melanda Kota Medan, bahkan kerap memakan korban. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pancurbatu, Kompol Dedy Dharma saat dikonfirmasi, Minggu (21/11) membenarkan peristiwa tersebut.
Dikatakannya, dampak yang diakibatkan dari longsor itu, yakni menimpa satu unit mobil Honda HRV warna putih yang sedang melintas menuju arah ke Medan. “Tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu, namun menyebabkan kerugian materil, satu unit mobil dalam keadaan rusak. Tetapi di saat petugas tiba di lokasi, mobil tersebut sudah tidak ada,” ujarnya.
Dijelaskannya, pasca bencana tersebut, pada Minggu (21/11), Pukul 03.28 WIB, satu unit alat berat jenis Beko atau Doser mini tiba di lokasi untuk melakukan pembersihan material longsor.
Dia menambahkan, dirinya beserta Kasatlantas Polrestabes Medan AKBP Sonny Wilfried Siregar bersama unsur terkait, dalam hal ini Personel dari Satlantas Polrestabes Medan, Polsek Pancurbatu, Koramil Sibolangit, BPBD Deliserdang dan Balai Besar Jalan Nasional bersama masyarakat pun langsung melakukan pembersihan material longsor dan pengaturan arus lalu lintas hingga Pukul 05.15 WIB.
“Minggu, Pukul 04.18 WIB, pembersihan material longsor serta pohon tumbang selesai dan selanjutnya dilakukan pengaturan arus lalu lintas. Jalan lintas sempat ditutup selama pembersihan material longsor dan pohon tumbang. Namun Pukul 05.15 WIB, arus lalu lintas baik yang dari Tanah Karo menuju Medan maupun sebaliknya sudah normal kembali,” pungkasnya. (ian/dwi)