25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Pembunuhan Dilakukan Tanpa Sepengetahuan Suami

LUBUK PAKAM-Setelah diinterogasi selama 24 jam oleh Polisi, Santi Magdalena Manurung atau SMM (35), akhirnya mengakui telah membunuh Selo Alpiano Nababan (4) warga Gang Motung Dusun VII Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam.

TERSANGKA PEMBUNUH:  Santi, tersangka pembunuhan bocah 4 tahun, Selo Alpiano Nababan saat diwawancarai wartawan  Polres Deliserdang.
TERSANGKA PEMBUNUH: Santi, tersangka pembunuhan bocah 4 tahun, Selo Alpiano Nababan saat diwawancarai wartawan di Polres Deliserdang.

“Dari hati yang dalam, tak ada niat untuk menculik dan membunuh korban, tetapi karena adanya bisikan di dalam hati terpaksa aku lakukan perintah itu,”bilang Santi di hadapan Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Parianegara, Jumat (22/2) sekitar pukul 17.30 WIB.

Tersangka juga mengakui jika aksi penculikan hingga berujung tewasnya sang bocah, dilakukan tersangka dengan sadar. ”Hanya aku dengan polisi yang tahu apa isi bisikan yang ada dihatiku,”kilah Santi.

Disinggung memiliki utang terhadap ibu korban, Santi membantahnya. Bahkan Santi mengaku tidak pernah berutang kepada siapa pun.
Hanya saja Santi mengaku, memiliki dendam kepada ibu korban yang pernah menghinanya. Namun lagi-lagi, Santi menolak menyampaikan bentuk hinaan yang dimaksudnya. “Hanya aku dan polisi yang tahu apa hinaan tersebut,” ucap wanita lulusan diploma tiga di Jakarta ini.

Santi menerangkan bahwa sesungguhnya Selo datang sendiri ke rumahnya. Setelah itu Selo disekap di kamar bagian belakang.
Selama disekap, kaki dan tangan Selo diikat. Tak sampai di situ, mulut dan hidung Selo ditutupi dengan lakban.

Pun demikian Santi mengaku jika Selo menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (18/2), bukan Selasa (19/2), karena menurut Santi, dirinya masih sempat memeriksa nadi korban, yang menurutnya, saat itu masih berdetak.

Ditambahkannya, jika saat itu dirinya juga berniat memberi Selo makan. Namun niat itu tak kesampaian karena suami Santi keburu pulang ke rumah.
“Saat itu aku takut jika apa yang kulakukan diketahui suamiku. Karenanya dia (Selo) kukembalikan ke dalan kamar dan kuletakkan di bawah kolong tempat tidur,” terang Santi.

Disinggung penyebab korban berdarah, Santi tidak bisa menjawabnya.

Selanjutnya Santi menuturkan bahwa dirinya mengeluarkan Selo dari persembunyiaannya pada Selasa (19/2) sekitar pukul 21.30 WIB, tepatnya setelah pihak kepolisian mengerahkan anjing pelacak untuk mencari Selo.

Setelah mengeluarkan Selo Santi memasukan Selo yang saat itu sudah tewas ke dalam goni, dan membuangnya ke lokasi yang jaraknya sekitar tiga meter dari rumah pelaku. (btr/ial)

LUBUK PAKAM-Setelah diinterogasi selama 24 jam oleh Polisi, Santi Magdalena Manurung atau SMM (35), akhirnya mengakui telah membunuh Selo Alpiano Nababan (4) warga Gang Motung Dusun VII Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam.

TERSANGKA PEMBUNUH:  Santi, tersangka pembunuhan bocah 4 tahun, Selo Alpiano Nababan saat diwawancarai wartawan  Polres Deliserdang.
TERSANGKA PEMBUNUH: Santi, tersangka pembunuhan bocah 4 tahun, Selo Alpiano Nababan saat diwawancarai wartawan di Polres Deliserdang.

“Dari hati yang dalam, tak ada niat untuk menculik dan membunuh korban, tetapi karena adanya bisikan di dalam hati terpaksa aku lakukan perintah itu,”bilang Santi di hadapan Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Parianegara, Jumat (22/2) sekitar pukul 17.30 WIB.

Tersangka juga mengakui jika aksi penculikan hingga berujung tewasnya sang bocah, dilakukan tersangka dengan sadar. ”Hanya aku dengan polisi yang tahu apa isi bisikan yang ada dihatiku,”kilah Santi.

Disinggung memiliki utang terhadap ibu korban, Santi membantahnya. Bahkan Santi mengaku tidak pernah berutang kepada siapa pun.
Hanya saja Santi mengaku, memiliki dendam kepada ibu korban yang pernah menghinanya. Namun lagi-lagi, Santi menolak menyampaikan bentuk hinaan yang dimaksudnya. “Hanya aku dan polisi yang tahu apa hinaan tersebut,” ucap wanita lulusan diploma tiga di Jakarta ini.

Santi menerangkan bahwa sesungguhnya Selo datang sendiri ke rumahnya. Setelah itu Selo disekap di kamar bagian belakang.
Selama disekap, kaki dan tangan Selo diikat. Tak sampai di situ, mulut dan hidung Selo ditutupi dengan lakban.

Pun demikian Santi mengaku jika Selo menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (18/2), bukan Selasa (19/2), karena menurut Santi, dirinya masih sempat memeriksa nadi korban, yang menurutnya, saat itu masih berdetak.

Ditambahkannya, jika saat itu dirinya juga berniat memberi Selo makan. Namun niat itu tak kesampaian karena suami Santi keburu pulang ke rumah.
“Saat itu aku takut jika apa yang kulakukan diketahui suamiku. Karenanya dia (Selo) kukembalikan ke dalan kamar dan kuletakkan di bawah kolong tempat tidur,” terang Santi.

Disinggung penyebab korban berdarah, Santi tidak bisa menjawabnya.

Selanjutnya Santi menuturkan bahwa dirinya mengeluarkan Selo dari persembunyiaannya pada Selasa (19/2) sekitar pukul 21.30 WIB, tepatnya setelah pihak kepolisian mengerahkan anjing pelacak untuk mencari Selo.

Setelah mengeluarkan Selo Santi memasukan Selo yang saat itu sudah tewas ke dalam goni, dan membuangnya ke lokasi yang jaraknya sekitar tiga meter dari rumah pelaku. (btr/ial)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/