25.1 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Puluhan Orang Bersebo Hancurkan Rumah dan Musala

MEDAN-Konflik tanah yang terjadi di Sumatera Utara tampaknya belum usai. Kali ini, konflik terjadi di lahan eks PTPN II Jalan Pematang Johar Dusun XXV Pasar VI Desa Sampali Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang. Puluhan orang menggunakan penutup wajah (sebo), menyerang dan menghancurkan 2 rumah,1 musala serta sejumlah pondok kecil yang berdiri di atas lahan tersebut, Jumat dinihari (22/2) sekitar pukul 03.30 WIB.

RUBUH: Warga mengamati rumahnya  dirubuhkan puluhan orang bersebo  Desa Sentis Pasar VI, Percut Sei Tuan Jumat (22/2).  //AMINOER RASYID/SUMUT POS
RUBUH: Warga mengamati rumahnya yang dirubuhkan puluhan orang bersebo di Desa Sentis Pasar VI, Percut Sei Tuan Jumat (22/2). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Tidak sampai disitu saja, seorang warga bernama Ridwan Suhendrik (54) sempat disiram bensin lalu dibakar. Tidak hanya itu, bahkan warga lainnya, Sumarni (62) juga mengalami perampasan 1 buah handphone dan sejumlah uang.

Informasi diterima Sumut Pos, malam itu suasana di lokasi terlihat sangat sepi. Hanya ada sekitar 6 orang yang berjaga di sebuah pos penjagaan yang dibuat warga secara swadaya. Sementara  4 penghuni rumah di sekitar lokasi tersebut, telah tertidur lelap. Tiba-tiba saja, puluhan orang menggunakan penutup wajah serta membawa senjata tajam, melakukan penyerangan dengan memukuli rumah warga hingga rubuh. Tidak hanya itu, sebuah rumah yang dihuni Ridwan dan keluarga, juga dibakar sehingga mengakibatkan salah seorang penghuni rumah ikut terbakar.

“Kami tahunya ada penyerangan saat mereka menghancurkan musala Al-Ikhlas karena terlihat dari pos penjagaan. Karena jumlah mereka sangat banyak dan jarak antar kami terbilang cukup jauh kurang lebih 500 meter, kami tidak sempat mencegah dan melawan. Meski sempat mengejar, kami tidak berhasil menangkap mereka karena mereke cepat menghilangnya. Memang ada salah seorang warga bilang kalau sebelum penyerangan, ada sebuah mobil Avanza warna hitam, mondar-mandir di lokasi ini, “ ungkap salah seorang warga bernama Nazarudin (35).

Merasa tidak terima dengan kejadian itu, korban Ridwan dan Sumarni yang ditemani sejumlah warga, membuat pengaduan ke Polsek Percut Seituan, Jumat (22/2) sekira pukul 10.00 WIB. Laporan itu pun, langsung diterima pihak Kepolisian yang tertuang dalam laporan Nomor : STTPL/523/II/2013/SPKT PERCUT.  (mag-10)

MEDAN-Konflik tanah yang terjadi di Sumatera Utara tampaknya belum usai. Kali ini, konflik terjadi di lahan eks PTPN II Jalan Pematang Johar Dusun XXV Pasar VI Desa Sampali Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang. Puluhan orang menggunakan penutup wajah (sebo), menyerang dan menghancurkan 2 rumah,1 musala serta sejumlah pondok kecil yang berdiri di atas lahan tersebut, Jumat dinihari (22/2) sekitar pukul 03.30 WIB.

RUBUH: Warga mengamati rumahnya  dirubuhkan puluhan orang bersebo  Desa Sentis Pasar VI, Percut Sei Tuan Jumat (22/2).  //AMINOER RASYID/SUMUT POS
RUBUH: Warga mengamati rumahnya yang dirubuhkan puluhan orang bersebo di Desa Sentis Pasar VI, Percut Sei Tuan Jumat (22/2). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Tidak sampai disitu saja, seorang warga bernama Ridwan Suhendrik (54) sempat disiram bensin lalu dibakar. Tidak hanya itu, bahkan warga lainnya, Sumarni (62) juga mengalami perampasan 1 buah handphone dan sejumlah uang.

Informasi diterima Sumut Pos, malam itu suasana di lokasi terlihat sangat sepi. Hanya ada sekitar 6 orang yang berjaga di sebuah pos penjagaan yang dibuat warga secara swadaya. Sementara  4 penghuni rumah di sekitar lokasi tersebut, telah tertidur lelap. Tiba-tiba saja, puluhan orang menggunakan penutup wajah serta membawa senjata tajam, melakukan penyerangan dengan memukuli rumah warga hingga rubuh. Tidak hanya itu, sebuah rumah yang dihuni Ridwan dan keluarga, juga dibakar sehingga mengakibatkan salah seorang penghuni rumah ikut terbakar.

“Kami tahunya ada penyerangan saat mereka menghancurkan musala Al-Ikhlas karena terlihat dari pos penjagaan. Karena jumlah mereka sangat banyak dan jarak antar kami terbilang cukup jauh kurang lebih 500 meter, kami tidak sempat mencegah dan melawan. Meski sempat mengejar, kami tidak berhasil menangkap mereka karena mereke cepat menghilangnya. Memang ada salah seorang warga bilang kalau sebelum penyerangan, ada sebuah mobil Avanza warna hitam, mondar-mandir di lokasi ini, “ ungkap salah seorang warga bernama Nazarudin (35).

Merasa tidak terima dengan kejadian itu, korban Ridwan dan Sumarni yang ditemani sejumlah warga, membuat pengaduan ke Polsek Percut Seituan, Jumat (22/2) sekira pukul 10.00 WIB. Laporan itu pun, langsung diterima pihak Kepolisian yang tertuang dalam laporan Nomor : STTPL/523/II/2013/SPKT PERCUT.  (mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/