JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menyusul ditutupnya lokalisasi Dolly dan Jarak di Jawa Timur, Kementerian Sosial disebut-sebut akan menutup 50 tempat lokalisasi di Indonesia. Namun, apakah dari yang akan ditutup tersebut termasuk lokalisasi Bandar Baru di Deli Serdang dan Bukit Maraja di Kabupaten Simalungun, ternyata menunggu usulan dari pemerintah setempat.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial, Samsudi, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, tugas penutupan lokalisasi yang jumlahnya diperkirakan mencapai 161 tempat di seluruh Indonesia, bukan berada di bawah Kemensos.
Karena itu dia mengaku tidak mengetahui secara persis apakah Bukit Maraja dan Bandar Baru termasuk lokalisasi yang akan segera ditutup.
“Wah saya nggak punya data. Karena yang berwenang menutup lokalisasi itu pemerintah kota atau pemerintah kabupaten setempat,” katanya, Minggu (22/6).
Kementerian Sosial, kata Samsudi, akan berperan aktif membantu Pemkab Deli Serdang maupun Pemkab Simalungun, jika memang berencana ingin menutup kedua lokalisasi tersebut. Caranya, dengan memberi bantuan terhadap orang-orang yang terdampak langsung dari penutupan lokalisasi tersebut. Seperti para pekerja seks komersial (PSK), dan beberapa pihak lain.
“Kementerian itu hanya menyelesaikan orang yang terdampak langsung dari penutupan tersebut. Tapi kalau kewenangan untuk menutup, sepenuhnya berada di tangan Pemkab atau Pemkot,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri mengatakan, sebagai tahap awal dari rencana penutupan 50 lokalisasi, pihaknya siap bekerjasama membantu penutupan 21 lokalisasi di Kota Surabaya, 11 di Banyuwangi, dan 7 di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Untuk Surabaya, rincian lokalisasi yang ditutup antara lain di daerah Tambak Asri, daerah Sememi dan daerah Kalarejo. Sementara di Malang, Kalibaru Slorok Sumber Pucung, daerah Kebobang Womosari, daerah Suko Sumber Pucung, daerah Kalikudu Pujon, Gondanglegi dan Pulau Bidadari Sumbermanjing Wetan.
Sementara itu terkait jumlah WTS, data Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Kemensos tahun 2012 memerlihatkan, terdapat setidaknya 41.374 WTS tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jumlah terbesar terdapat di Jawa Timur yang mencapai 7.793 jiwa.
Kementerian Sosial mencatat, hingga tahun 2012, sedikitnya ada 161 lokalisasi di Indonesia. Keberadaan tempat syahwat tersebut tersebar di beberapa provinsi Indonesia.
Menurut data yang dihimpun ada lima lokalisasi yang ada di Sumut. Satu di Pematang Siantar, satu di Deliserdang serta satu di Nias.
Dari data yang diperoleh dari Kemensos, total 161 lokalisasi itu berada di 19 provinsi. Jawa Timur sempat mendominasi dengan 53 lokalisasi, namun saat ini semakin berkurang, jadi tinggal 33 tempat saja.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, total ada 20 lokalisasi di Jawa Timur yang ditutup. Terakhir, adalah lokalisasi Dolly dan Jarak di Kota Surabaya pada 18 Juni 2014 lalu.
Di kota lainnya, tak begitu banyak program penutupan lokalisasi. Di Jawa Barat, dari 13 lokalisasi, hingga tahun 2012 baru 2 yang ditutup, yakni Saritem dan Gardujati. Namun ternyata, setelah penutupan tujuh tahun lalu, aktivitas prostitusi masih terlihat di lokalisasi yang berada di Bandung tersebut.
Satu lagi, penutupan lokalisasi pernah terjadi di Sumatera Selatan. Kampung Baru, nama lokalisasi tersebut yang ada di Kota Palembang, menjadi satu-satunya tempat maksiat, namun kini sudah ditutup.
Dengan demikian, dari data Kemensos tahun 2012, ditambah penutupan Jarak dan Dolly, baru 23 lokalisasi yang ditutup di Indonesia. (gir/net/bbs)