LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Lining sebagai penahan air di aliran Sungai Bingai amblas. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat berdampak pada jembatan yang menghubungkan Kecamatan Binjai Barat dengan Binjai Kota ini, terancam roboh.
Pantauan wartawan, Jembatan Bandarsenembah sudah dipasangi spanduk imbauan kepada pengendara maupun masyarakat yang melintas. Yakni imbauan agar sopir truk yang mengangkut muatan diduga melebihi tonase, jangan melintas. Karena itu, Dinas Perhubungan Kota Binjai juga menempatkan petugas untuk mengawasi sopir truk nakal.
Benar saja, satu truk yang mengangkut material pasir yang diduga diambil dengan beko ini, dipaksa putar balik. Truk pengangkut material yang diduga ilegal ini, dibuktikan dengan banyaknya air menetes dari baknya yang membasahi jalan.
“Lining itu amblas karena hujan deras, yang mengakibatkan air naik dan banjir. Luapan air sungai yang membuatnya jadi seperti itu, sehingga tebingnya longsor,” ungkap M Yusuf, warga sekitar, Selasa (22/6).
Pria paruh baya ini, pun menjelaskan, jembatan tersebut didirikan oleh pemerintah pada 1991-1992 silam. Sejak didirikan, jembatan tersebut belum ada dilakukan perbaikan oleh pemerintah.
“Sejak tahun dibangun, belum ada dilakukan perbaikan sama mereka (pemerintah),” tutur Yusuf di lokasi.
Yusuf merasa, Jembatan Bandarsenembah mulai bergoyang. Ini terjadi lantaran lining atau bronjong amblas. Atau boleh jadi, juga karena air Sungai Bingai yang meluap sebab penahannya sudah termakan usia.
“Sudah 5 bulan lebih, begitu jembatannya. Lihat saja itu bronjongnya sudah tidak ada, jadi kurang penahanannya. Kalau air meluap, juga membuat tanah terkikis,” bebernya.
Bukan hanya membahayakan keselamatan pengendara, rumah warga yang tepat berada di pinggir jembatan, juga ikut amblas ke sungai. Kejadian ini membuat warga yang berdomisili di pinggir sungai, khawatir akan keselamatannya. Sebab, meluapnya air sungai tidak dapat diprediksi oleh warga.
“Kami berharap pemerintah cepat turun dan melakukan perbaikan, karena membahayakan kondisi keselamatan kami,” kata Yusuf.
Saat di lokasi, wartawan melihat ada Petugas Dishub Kota Binjai yang memerintahkan truk bermuatan putar balik. Jika dibiarkan, kendaraan bermuatan diduga melebihi tonase melintas, jembatan akan semakin parah dan berpotensi amblas ke sungai.
“Jangan lewat. Putar balik,” kata petugas yang langsung sigap melihat truk itu.
Tanpa pikir panjang, beberapa petugas langsung lari mengejar truk yang mencoba untuk melintasi jembatan.
“Kami di sini menjaga agar tidak ada truk yang mencoba lewat dari jembatan itu,” ujar petugas, seraya mengatakan, penjagaan yang dilakukan dilakukan setiap hari dalam 24 jam.
Selain di samping Rumah Dinas Wali Kota Binjai, pos penjagaan juga didirikan di Simpang Pertanian, Jalan Gatot Subroto.
“Ada 2 pos, satu lagi di Simpang Pertanian. Juga dijaga 24 jam,” imbuh petugas tersebut.
Petugas itu, tidak mengetahui secara jelas, kapan jembatan tersebut akan diperbaiki oleh Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Sumut.
“Kalau kapan jembatan diperbaiki enggak tahu. Karena di sini hanya disuruh menjaga truk tidak lewat,” bebernya.
Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Konstruksi Sumut, Linda menjelaskan, pihaknya sudah mengusulkan rencana perbaikan Jembatan Bandarsenembah.
“Kami masih usulkan perencanaan dulu, bagaimana penanganan yang akan dibuat,” jelasnya.
Namun, dia tak menjelaskan besaran anggaran yang akan dikucurkan. Menurut Linda, pihaknya akan mempercepat proses perbaikan terhadap jembatan yang menghubungkan 2 kecamatan itu. “Kami maunya cepat ditangani,” pungkasnya. (ted/saz)