31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Nelayan Tewas Disambar Petir

Foto: Darwis/Metro Tapanuli/JPNN Korban disemayamkan di rumah duka, Kelurahan Lubuk Tukko, Pandan, Selasa (22/10).
Foto: Darwis/Metro Tapanuli/JPNN
Korban disemayamkan di rumah duka, Kelurahan Lubuk Tukko, Pandan, Selasa (22/10).

TAPTENG-Julianus Laowo (27) warga Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Tapteng meregang nyawa setelah disambar petir saat melaut di perairan Singkuang bersama 2 orang rekannya, Selasa (22/10) sekira pukul 01.00 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian nahas itu terjadi saat Julianus bersama dua rekannya Jambore Daya (31) dan Aceh (38) sedang berlindung di rumah-rumah kapal yang beratap trapal lantaran hujan.

Saat itu, Jambore Daya sedang momompa air dari kapal, sedangkan Julianus Laowo sedang bercerita dengan Aceh sambil duduk diatas fiber. Tiba-tiba saja petir menyambar dan mengenai tubuh Julianus dan Aceh. Kedua pria itu pun langsung tergelepar.

Mendengar suara petir dan kilat yang menyambar rekannya, Jambore terpelongok dan ketakutan. Beberapa saat kejadian itu, Aceh sadar. Sedangkan Julianus Laowo masih terus menggelepar dan perlahan terlihat jegang.

“Setelah aku sadar, kulihat Julianus sudah jegang dan berangsur-angsur lemas. Lalu kucoba menyadarkannya dengan menggoyangkan tubuhnya. Tapi dia (Julianus,red) tak bergerak lagi. Dia meninggal,”tutur Aceh yang diwawwancarai di rumah duka, Selasa (22/10).

Kuperhatikan, lanjut Aceh, rambut bagian belakangnya gosong. Dan seluruh tubuhnya berubah hitam. Dia pun tak bernafas lagi. Saat itu kami kalut dan tak tau berbuat apa-apa. Akhirnya kami putuskan kembali pulang dan membawa Julianus,” terang Aceh.

Diterangkan, setelah kejadian itu, mereka pun langsung memutar haluan untuk pulang ke Muara Lubuk Tukko. Dan tiba di Lubuk Tukko, Selasa (22/10) sekira pukul 09.00 WIB. Jasad korban langsung di bawa ke rumah duka dan memberikan penjelasan kepada keluarga korban tentang kejadian yang menimpa mereka saat melaut.

Pihak keluarga korban yang menerima kehadiran korban dalam keadaan tak bernyawa itu tak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi dengan Julianus. Apalagi orang tua Julianus masih berada di kampung halamannya di Pulau Tello. Yang ada di rumah duka hanya abang kandung korban. (wis/bud)

Foto: Darwis/Metro Tapanuli/JPNN Korban disemayamkan di rumah duka, Kelurahan Lubuk Tukko, Pandan, Selasa (22/10).
Foto: Darwis/Metro Tapanuli/JPNN
Korban disemayamkan di rumah duka, Kelurahan Lubuk Tukko, Pandan, Selasa (22/10).

TAPTENG-Julianus Laowo (27) warga Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Tapteng meregang nyawa setelah disambar petir saat melaut di perairan Singkuang bersama 2 orang rekannya, Selasa (22/10) sekira pukul 01.00 WIB.

Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian nahas itu terjadi saat Julianus bersama dua rekannya Jambore Daya (31) dan Aceh (38) sedang berlindung di rumah-rumah kapal yang beratap trapal lantaran hujan.

Saat itu, Jambore Daya sedang momompa air dari kapal, sedangkan Julianus Laowo sedang bercerita dengan Aceh sambil duduk diatas fiber. Tiba-tiba saja petir menyambar dan mengenai tubuh Julianus dan Aceh. Kedua pria itu pun langsung tergelepar.

Mendengar suara petir dan kilat yang menyambar rekannya, Jambore terpelongok dan ketakutan. Beberapa saat kejadian itu, Aceh sadar. Sedangkan Julianus Laowo masih terus menggelepar dan perlahan terlihat jegang.

“Setelah aku sadar, kulihat Julianus sudah jegang dan berangsur-angsur lemas. Lalu kucoba menyadarkannya dengan menggoyangkan tubuhnya. Tapi dia (Julianus,red) tak bergerak lagi. Dia meninggal,”tutur Aceh yang diwawwancarai di rumah duka, Selasa (22/10).

Kuperhatikan, lanjut Aceh, rambut bagian belakangnya gosong. Dan seluruh tubuhnya berubah hitam. Dia pun tak bernafas lagi. Saat itu kami kalut dan tak tau berbuat apa-apa. Akhirnya kami putuskan kembali pulang dan membawa Julianus,” terang Aceh.

Diterangkan, setelah kejadian itu, mereka pun langsung memutar haluan untuk pulang ke Muara Lubuk Tukko. Dan tiba di Lubuk Tukko, Selasa (22/10) sekira pukul 09.00 WIB. Jasad korban langsung di bawa ke rumah duka dan memberikan penjelasan kepada keluarga korban tentang kejadian yang menimpa mereka saat melaut.

Pihak keluarga korban yang menerima kehadiran korban dalam keadaan tak bernyawa itu tak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi dengan Julianus. Apalagi orang tua Julianus masih berada di kampung halamannya di Pulau Tello. Yang ada di rumah duka hanya abang kandung korban. (wis/bud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/