25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Cegah Stunting, Wali Kota Sibolga Launching DASHAT

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan mengatakan, stunting merupakan efek double burden of malnutrition (DBM) atau beban ganda malnutrisi yang berdampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi.

Prevalensi stunting di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada 2007 sebesar 35,6%, dan meningkat 36,8% di 2010, dan 37,2% di 2013. Kemudian mulai menurun menjadi 30,8% di 2018, dan turun lagi menjadi 27,7% pada 2019.

Prevalensi stunting di Kota Sibolga pada 2021, berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI) 25,8% dan menurut e-PPBGM 4,28%. Sedangkan pada 2022 adalah 4,10% menurut e-PPBGM.

“Namun demikian, disparitas yang lebar serta rerata penurunan yang masih cukup lambat merupakan tantangan dalam percepatan penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024,” kata Wali Kota Jamal saat melaunching program dapur sehat atasi stunting (DASHAT) di delapan kelurahan, di Gedung Nasional Sibolga, Jumat (23/12/2022).

Delapan kelurahan yang diplot sebagai kampung keluarga berkualitas dalam program DASHAT tersebut, Pancuran Bambu, Sibolga Ilir, Pasar Belakang, Pancuran Pinang, Aek Muara Pinang, Simaremare, Pancuran Gerobak, Aek Parombunan.

Wali Kota Jamal menjelaskan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Stunting berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Dalam jangka pendek memengaruhi perkembangan sel otak dan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.

“Dalam jangka panjang, kemampuan kognitif anak lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dikatakan, pembangunan keluarga menjadi isu nasional, dengan penekanan penguatan ketahanan, perlindungan dan pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat. Pemerintah pun melakukan intervensi yang berbeda namun berkelanjutan dengan berbagai upaya menyeluruh, berjenjang dan terpadu.

Upaya tersebut agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Sejalan dengan visi misi mewujudkan Sibolga Sehat, Pintar dan Makmur. Salah satu program pembangunan keluarga di Kota Sibolga adalah pencegahan stunting pada kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita,” katanya.

Menurut Jamal, program DASHAT juga merupakan upaya penurunan stunting di Kota Sibolga. Masyarakat diberdayakan untuk pemenuhan gizi seimbang, terutama bagi keluarga kurang mampu dan berisiko stunting.

Program DASHAT yang mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui dan balita, akan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting.

“Para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep pemanfaatan produk lokal. Masyarakat diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa dan bergizi baik,” ujar Jamal.

Kepala dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana (PP dan KB) Sibolga, Richard Pangaribuan sebelumnya melaporkan, kegiatan ini merupakan intervensi pada kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan balita berupa pemberian multivitamin.

“Untuk mendukung operasional DASHAT, kita juga menyerahkan bantuan peralatan memasak. Kemudian pemberian makanan sehat bagi keluarga berisiko stunting, dan juga penutupan Momentum Kesatuan Gerak PKK-Bangga Kencana Kesehatan tahun 2022,” katanya. (Mag 5/ila).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan mengatakan, stunting merupakan efek double burden of malnutrition (DBM) atau beban ganda malnutrisi yang berdampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi.

Prevalensi stunting di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada 2007 sebesar 35,6%, dan meningkat 36,8% di 2010, dan 37,2% di 2013. Kemudian mulai menurun menjadi 30,8% di 2018, dan turun lagi menjadi 27,7% pada 2019.

Prevalensi stunting di Kota Sibolga pada 2021, berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI) 25,8% dan menurut e-PPBGM 4,28%. Sedangkan pada 2022 adalah 4,10% menurut e-PPBGM.

“Namun demikian, disparitas yang lebar serta rerata penurunan yang masih cukup lambat merupakan tantangan dalam percepatan penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024,” kata Wali Kota Jamal saat melaunching program dapur sehat atasi stunting (DASHAT) di delapan kelurahan, di Gedung Nasional Sibolga, Jumat (23/12/2022).

Delapan kelurahan yang diplot sebagai kampung keluarga berkualitas dalam program DASHAT tersebut, Pancuran Bambu, Sibolga Ilir, Pasar Belakang, Pancuran Pinang, Aek Muara Pinang, Simaremare, Pancuran Gerobak, Aek Parombunan.

Wali Kota Jamal menjelaskan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Stunting berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Dalam jangka pendek memengaruhi perkembangan sel otak dan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.

“Dalam jangka panjang, kemampuan kognitif anak lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dikatakan, pembangunan keluarga menjadi isu nasional, dengan penekanan penguatan ketahanan, perlindungan dan pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat. Pemerintah pun melakukan intervensi yang berbeda namun berkelanjutan dengan berbagai upaya menyeluruh, berjenjang dan terpadu.

Upaya tersebut agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Sejalan dengan visi misi mewujudkan Sibolga Sehat, Pintar dan Makmur. Salah satu program pembangunan keluarga di Kota Sibolga adalah pencegahan stunting pada kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita,” katanya.

Menurut Jamal, program DASHAT juga merupakan upaya penurunan stunting di Kota Sibolga. Masyarakat diberdayakan untuk pemenuhan gizi seimbang, terutama bagi keluarga kurang mampu dan berisiko stunting.

Program DASHAT yang mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui dan balita, akan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting.

“Para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep pemanfaatan produk lokal. Masyarakat diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa dan bergizi baik,” ujar Jamal.

Kepala dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana (PP dan KB) Sibolga, Richard Pangaribuan sebelumnya melaporkan, kegiatan ini merupakan intervensi pada kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan balita berupa pemberian multivitamin.

“Untuk mendukung operasional DASHAT, kita juga menyerahkan bantuan peralatan memasak. Kemudian pemberian makanan sehat bagi keluarga berisiko stunting, dan juga penutupan Momentum Kesatuan Gerak PKK-Bangga Kencana Kesehatan tahun 2022,” katanya. (Mag 5/ila).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/