29 C
Medan
Thursday, December 5, 2024
spot_img

Warga Humbahas Kenang Kedermawanan Kakek RE Nainggolan

Karakter yang santun, dermawan, dan gemar menolong sesama yang melekat pada sifat mantan Bupati Taput Dr RE Nainggolan yang juga cawagubsu peridoe 2013-2018 disebut warisan darah dari sang kakek, seorang pengusaha kemenyan pada era 1950-an.

“BAPAK saya dulu seringkali bercerita tentang kedermawanan seorang pengusaha bernama Julius Nainggolan yang tinggal di Hutajulu, Onan Ganjang. Belakangan saya tahu, beliau adalah kakek kandung (ompung) pak RE Nainggolan,” ujar Japingkir Simamora yang juga mantan Kepala Desa Bonan Dolok I, Kecamatan Sijama Pollang, Humbahas, Senin (21/1).

Kendati tidak bisa membaca dan menulis, dia mengisahkan, keuletan dan kelihaian Julius bertani dan berdagang menjadikannya seorang pengusaha kemenyan ternama di Humbang hingga akhir 1950-an.
“Sekitar 1954 Julius mendirikan NV Dolok Pinapan di Dolok Sanggul. Di masa Jayanya NV Dolok Pinapan itu perusahaan pengirim kemenyan ke Jawa dan luar negeri. Sayangnya perusahaan itu bangkrut setelah dia meninggal dunia pada 26 Januari 1960,” katanya.
Akan tetapi bukan soal kekayaan itu yang paling mengesankan bagi Japingkir dan orang-orang yang pernah merasakan atau mendengar kedermawanan Julius.
“Ada cerita menyentuh saat Julius memutihkan seluruh utang seseorang kepadanya. Jumlahnya tergolong sangat fantastis untuk ukuran saat itu,” katanya.
Ajaibnya, demikian dituturkan Japingkir, tindakan memutihkan utang itu tidak membuat bisnisnya terganggu namun semakin berkembang hebat. “Kisah Julius ini bukti hidup betapa kebaikan dan kemurahan hati itu tak akan pernah membuat seseorang rugi,” ujarnya.

Kisah lain yang juga banyak dikenang oleh warga sekitar Onan Ganjang saat Julius mencegah perang antar-kampung karena masalah ternak.

“Saat itu ada kerbau dari kampung lain masuk Kampung Hutajulu. Oleh warga setempat, kerbau itu ditangkap, disembelih, dan dimakan beramai-ramai. Mengetahui hal itu, pemilik kerbau mengerahkan warga kampungnya membawa tombak, parang, dan peralatan perang tradisional,” ujarnya.
Julius segera menengahi dengan meminta warga kampung yang marah itu mendapatkan kerbau pengganti. Japingkir mengakui RE Nainggolan mewarisi sifat-sifat kedermawanan dan kegemaran menolong sesama dari sang kakek.

“Setiap orang memang punya karakter dan sifat masing-masing, tetapi saya melihat pak RE mewarisi karakter yang baik dari ompung dan orangtuanya. Saya yakin orang-orang yang mengenalnya sependapat dengan saya,” pungkasnya. (adv)

Karakter yang santun, dermawan, dan gemar menolong sesama yang melekat pada sifat mantan Bupati Taput Dr RE Nainggolan yang juga cawagubsu peridoe 2013-2018 disebut warisan darah dari sang kakek, seorang pengusaha kemenyan pada era 1950-an.

“BAPAK saya dulu seringkali bercerita tentang kedermawanan seorang pengusaha bernama Julius Nainggolan yang tinggal di Hutajulu, Onan Ganjang. Belakangan saya tahu, beliau adalah kakek kandung (ompung) pak RE Nainggolan,” ujar Japingkir Simamora yang juga mantan Kepala Desa Bonan Dolok I, Kecamatan Sijama Pollang, Humbahas, Senin (21/1).

Kendati tidak bisa membaca dan menulis, dia mengisahkan, keuletan dan kelihaian Julius bertani dan berdagang menjadikannya seorang pengusaha kemenyan ternama di Humbang hingga akhir 1950-an.
“Sekitar 1954 Julius mendirikan NV Dolok Pinapan di Dolok Sanggul. Di masa Jayanya NV Dolok Pinapan itu perusahaan pengirim kemenyan ke Jawa dan luar negeri. Sayangnya perusahaan itu bangkrut setelah dia meninggal dunia pada 26 Januari 1960,” katanya.
Akan tetapi bukan soal kekayaan itu yang paling mengesankan bagi Japingkir dan orang-orang yang pernah merasakan atau mendengar kedermawanan Julius.
“Ada cerita menyentuh saat Julius memutihkan seluruh utang seseorang kepadanya. Jumlahnya tergolong sangat fantastis untuk ukuran saat itu,” katanya.
Ajaibnya, demikian dituturkan Japingkir, tindakan memutihkan utang itu tidak membuat bisnisnya terganggu namun semakin berkembang hebat. “Kisah Julius ini bukti hidup betapa kebaikan dan kemurahan hati itu tak akan pernah membuat seseorang rugi,” ujarnya.

Kisah lain yang juga banyak dikenang oleh warga sekitar Onan Ganjang saat Julius mencegah perang antar-kampung karena masalah ternak.

“Saat itu ada kerbau dari kampung lain masuk Kampung Hutajulu. Oleh warga setempat, kerbau itu ditangkap, disembelih, dan dimakan beramai-ramai. Mengetahui hal itu, pemilik kerbau mengerahkan warga kampungnya membawa tombak, parang, dan peralatan perang tradisional,” ujarnya.
Julius segera menengahi dengan meminta warga kampung yang marah itu mendapatkan kerbau pengganti. Japingkir mengakui RE Nainggolan mewarisi sifat-sifat kedermawanan dan kegemaran menolong sesama dari sang kakek.

“Setiap orang memang punya karakter dan sifat masing-masing, tetapi saya melihat pak RE mewarisi karakter yang baik dari ompung dan orangtuanya. Saya yakin orang-orang yang mengenalnya sependapat dengan saya,” pungkasnya. (adv)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/