27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Dilarang Kawin Biar Bisa Fokus

Dari kaos dan sendal membuat hewan yang terkenal dengan sifat setianya ini membongkar kasus pembunuhan seorang bocah di Deliserdang. Menggunakan indra penciuman yang tajam, dan pengalamannya selama ini, pelaku pembunuhan bocah Selo pun berhasil diamankan.

SYAHRIAL SIREGAR, Medan

Dia jugalah yang pertama kali menemukan jasad Selo, di dalam karung setelah dua hari disekap penculik.

Sergio, Anjing Pelacak
Sergio, Anjing Pelacak

Ya, Sergio, anjing pelacak milik Direktorat Sabhara Polda Sumut ini berhasil membuka tabir penculikan Shelow Alfalo Nababan (4) anak dari pasangan Sahar Nababan dan Kasma Br Manurung, warga Dusun 7, Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang. Sergio juga yang berhasil mengungkap siapa pembunuh bocah tersebut, setelah melakukan penyisiran di rumah pelaku.

Sergio yang berusia tiga tahun itu adalah satu dari tujuh anjing pelacak yang dimiliki Dit Sabhara Polda Sumut.

Tugas ketujuh anjing pelacak itu beragam. Ada pelacak bahan peledak (handak), pengendali massa (dalmas), pelacakan narkoba, dan pelacakan umum. Sergio adalah jenis anjing labrador, bertugas sebagai pelacak umum dan narkoba. Selain Sergio, ada si Mobi jenis anjing bidbull bertugas bagian dalmas dan pelacakan umum. Kemudian ada Zik, Joy, Black, Simplei dan Fanda.

Kanit Satwa Dit Sabhara Polda Sumut, AKP Driya Sukmanika, mengatakan ketujuh anjing pelacak milik Dit Sabhara tersebut didatangkan dari Mabes Polri. “Semuanya didatangkan dari Mabes. Saat diserahkan ke Dit Sabhara, Sergio memang sudah jadi. Tapi dilatih lagi untuk pelacakan, ketaatan, dan kepatuhan,” kata AKP Driya kemarin.

Setelah berada di Dit Sabhara, Sergio dilatih untuk untuk mempertajam penciumannya terhadap keberadaan narkoba dan pelacakan umum. Dalam seminggu, Sergio dua kali latihan. Driya menuturkan, kelebihan Sergio adalah keagresifannya saat melakukan pelacakan. “Sergio itu efektif dan agresif saat melakukan pelacakan. Penciumannya juga tajam. Jenis anjing seperti Sergio itu tidak galak dan selalu tenang dalam melakukan tugas. Beda dengan anjing pelacak yang bertugas sebagai pengendali massa, yang dituntut kegalakannya,” ungkap Driya.

Selain berhasil mengungkap pembunuhan di Deliserdang, Sergio juga memilik sepak terjang dalam setiap tugas yang dilakukannya. Misalnya saja, pelacakan teroris di Besitang, di daerah perbatasan atas kerja sama dengan Polres Langkat. “Kemudian pengungkapan narkoba di Tanjungbalai. Pengamanan di Karo, saat tokoh-tokoh politik datang ke sana. Pengamanan saat unjuk rasa di Bandara Polonia dan lain-lain,” beber Driya.

Dalam setiap melaksanakan tugas, Sergio dan anjing pelacak lainnya bersifat bantuan teknis, cuma sekadar membantu Polres dalam mengungkap Kasus. Kini, Sergio dan anjing pelacak lainnya memiliki tugas yang tak kalah penting, yakni dilibatkan dalam pengamanan Pilgubsu 2013. Simulasi pengamanan sudah dilakukan di lapangan Brimob. Semua anjing pelacak yang ada di Dit Sabhara Polda Sumut dilibatkan dalam satgas preventif Pilgubsu.
Kepada Sumut Pos, Driya membeberkan bagaimana proses yang dilakukan Sergio saat mengungkap kasus pembunuhan di Deliserdang tersebut. “Begitu sampai di Deliserdang, kita langsung minta baju dan sendal korban. Kemudian baaju dan sendal tersebut disapu-sapukan ke hidung Sergio. Di bawah kendali Briptu Paulus Tambunan, kemudian Sergio berjalan menuju ke sebuah lahan berjarak 30 meter dari rumah korban. Kemudian Sergio menyisir semak-semak yang ada di samping rumah pelaku. Di dekat pagar, akhirnya Sergio berhasil menemukan sebuah goni yang berisi jasad Selo,” beber Driya.

Setelah berhasil ditemukan, kemudian jasad Selo dibawa ke rumah duka. Lalu, satu unit Ambulance datang menjemput jasad Selo. Kemudian jasadnya dibawa ke RS untuk dilakukan otopsi.
Setelah berhasil menemukan jasad Selo, kemudian pada Kamis malam, Polres Deliserdang kembali meminta bantuan Sergio untuk mengendus keberadaan pembunuh Selo. Pelacakan dilakukan sejak pukul 4 sore hingga magrib. Saat berada di rumah pelaku, Sergio tidak mau beranjak dari rumah itu. Setelah memiliki izin, akhirnya Sergio menyisir bagian dalam rumah. Tak disangka, setelah dilakukan pendalaman, Sergio berhasil menemukan goni, karton, sepeda motor, dan bercak-bercak darah.

“Tak lama kemudian, rumah itu di police line. Pemilik rumah dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan. Di hadapan Polisi, pemilik rumah mengakui perbuatannya,” kata Driya. Lagi-lagi, Sergio berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.
AKP Driya yang sudah bertugas 7 tahun di unit Satwa Dit Sabhara Polda Sumut, mengaku makanan Sergio sama seperti anjing lainnya. Makanannya dog food, yang berisi nutrisi dan daging. Dalam satu hari, Sergio dijatah 2 kali makan, pagi dan sore. “Sergio memang anjing untuk kerja. Dia tidak dibolehkan kawin dengan anjing betina, biar selalu fokus dana fit dalam melaksanakan tugas. Usia 3 sampai 4 tahun adalah usia yang sangat baik untuk anjing pelacak, seperti Sergio,” ungkap Driya.

Driya mengungkapkan, Sergio itu berasal dari Jerman. Dia banyak membantu tugas polisi dalam mengungkap kasus. “Saat dia berhasil menyelesaikan tugasnya, dia selalu kita istimewakan. Apa kesenangan Sergio akan kita kasih. Kita tepuk dadanya, itu tanda kita menghargai dia. Sergio memang selalu bisa diandalkan,” jelas Driya.

Sekadar mengingatkan, tersangka penculik dan pembunuh Selo Alfalo Nababan (4) berhasil ditangkap, Kamis (21/2) petang. Tersangka Santi Magdalena br Manurung, ternyata tetangga korban di Desa Pagar Jati, Lubukpakam, Deliserdang. Santi diamankan setelah polisi menyelidiki kasus pembunuhan terhadap Selo.

Bocah 4 tahun ini  ditemukan tewas setelah dua hari diculik. Jasadnya pertama kali ditemui Sergio, dengan kondisi membusuk dalam keadaan terikat dalam karung goni tak jauh dari rumah korban, Selasa (19/2) malam lalu.
Putra dari pasangan Sahar Nababan dan Kasma br Manurung ini dikabarkan hilang setelah mandi hujan bersama tiga temannya, Minggu (17/2). Setelah sempat mencari keberadaannya, orangtua bocah ini menerima SMS yang isinya meminta mereka membayar tebusan Rp2 miliar. Pesan yang dikirim menggunakan nomor kartu seluler AS itu juga berisi ancaman Selo tidak akan selamat jika uang tebusan tidak diberikan atau penculikan itu dilaporkan ke polisi.
Setelah mendapatkan SMS, orangtua Shelow pun langsung membuat laporan ke Polda Sumut. Pencarian pun diintensifkan. Hasilnya, Selasa (19/2) malam, bocah itu ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. (*)

Dari kaos dan sendal membuat hewan yang terkenal dengan sifat setianya ini membongkar kasus pembunuhan seorang bocah di Deliserdang. Menggunakan indra penciuman yang tajam, dan pengalamannya selama ini, pelaku pembunuhan bocah Selo pun berhasil diamankan.

SYAHRIAL SIREGAR, Medan

Dia jugalah yang pertama kali menemukan jasad Selo, di dalam karung setelah dua hari disekap penculik.

Sergio, Anjing Pelacak
Sergio, Anjing Pelacak

Ya, Sergio, anjing pelacak milik Direktorat Sabhara Polda Sumut ini berhasil membuka tabir penculikan Shelow Alfalo Nababan (4) anak dari pasangan Sahar Nababan dan Kasma Br Manurung, warga Dusun 7, Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang. Sergio juga yang berhasil mengungkap siapa pembunuh bocah tersebut, setelah melakukan penyisiran di rumah pelaku.

Sergio yang berusia tiga tahun itu adalah satu dari tujuh anjing pelacak yang dimiliki Dit Sabhara Polda Sumut.

Tugas ketujuh anjing pelacak itu beragam. Ada pelacak bahan peledak (handak), pengendali massa (dalmas), pelacakan narkoba, dan pelacakan umum. Sergio adalah jenis anjing labrador, bertugas sebagai pelacak umum dan narkoba. Selain Sergio, ada si Mobi jenis anjing bidbull bertugas bagian dalmas dan pelacakan umum. Kemudian ada Zik, Joy, Black, Simplei dan Fanda.

Kanit Satwa Dit Sabhara Polda Sumut, AKP Driya Sukmanika, mengatakan ketujuh anjing pelacak milik Dit Sabhara tersebut didatangkan dari Mabes Polri. “Semuanya didatangkan dari Mabes. Saat diserahkan ke Dit Sabhara, Sergio memang sudah jadi. Tapi dilatih lagi untuk pelacakan, ketaatan, dan kepatuhan,” kata AKP Driya kemarin.

Setelah berada di Dit Sabhara, Sergio dilatih untuk untuk mempertajam penciumannya terhadap keberadaan narkoba dan pelacakan umum. Dalam seminggu, Sergio dua kali latihan. Driya menuturkan, kelebihan Sergio adalah keagresifannya saat melakukan pelacakan. “Sergio itu efektif dan agresif saat melakukan pelacakan. Penciumannya juga tajam. Jenis anjing seperti Sergio itu tidak galak dan selalu tenang dalam melakukan tugas. Beda dengan anjing pelacak yang bertugas sebagai pengendali massa, yang dituntut kegalakannya,” ungkap Driya.

Selain berhasil mengungkap pembunuhan di Deliserdang, Sergio juga memilik sepak terjang dalam setiap tugas yang dilakukannya. Misalnya saja, pelacakan teroris di Besitang, di daerah perbatasan atas kerja sama dengan Polres Langkat. “Kemudian pengungkapan narkoba di Tanjungbalai. Pengamanan di Karo, saat tokoh-tokoh politik datang ke sana. Pengamanan saat unjuk rasa di Bandara Polonia dan lain-lain,” beber Driya.

Dalam setiap melaksanakan tugas, Sergio dan anjing pelacak lainnya bersifat bantuan teknis, cuma sekadar membantu Polres dalam mengungkap Kasus. Kini, Sergio dan anjing pelacak lainnya memiliki tugas yang tak kalah penting, yakni dilibatkan dalam pengamanan Pilgubsu 2013. Simulasi pengamanan sudah dilakukan di lapangan Brimob. Semua anjing pelacak yang ada di Dit Sabhara Polda Sumut dilibatkan dalam satgas preventif Pilgubsu.
Kepada Sumut Pos, Driya membeberkan bagaimana proses yang dilakukan Sergio saat mengungkap kasus pembunuhan di Deliserdang tersebut. “Begitu sampai di Deliserdang, kita langsung minta baju dan sendal korban. Kemudian baaju dan sendal tersebut disapu-sapukan ke hidung Sergio. Di bawah kendali Briptu Paulus Tambunan, kemudian Sergio berjalan menuju ke sebuah lahan berjarak 30 meter dari rumah korban. Kemudian Sergio menyisir semak-semak yang ada di samping rumah pelaku. Di dekat pagar, akhirnya Sergio berhasil menemukan sebuah goni yang berisi jasad Selo,” beber Driya.

Setelah berhasil ditemukan, kemudian jasad Selo dibawa ke rumah duka. Lalu, satu unit Ambulance datang menjemput jasad Selo. Kemudian jasadnya dibawa ke RS untuk dilakukan otopsi.
Setelah berhasil menemukan jasad Selo, kemudian pada Kamis malam, Polres Deliserdang kembali meminta bantuan Sergio untuk mengendus keberadaan pembunuh Selo. Pelacakan dilakukan sejak pukul 4 sore hingga magrib. Saat berada di rumah pelaku, Sergio tidak mau beranjak dari rumah itu. Setelah memiliki izin, akhirnya Sergio menyisir bagian dalam rumah. Tak disangka, setelah dilakukan pendalaman, Sergio berhasil menemukan goni, karton, sepeda motor, dan bercak-bercak darah.

“Tak lama kemudian, rumah itu di police line. Pemilik rumah dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan. Di hadapan Polisi, pemilik rumah mengakui perbuatannya,” kata Driya. Lagi-lagi, Sergio berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.
AKP Driya yang sudah bertugas 7 tahun di unit Satwa Dit Sabhara Polda Sumut, mengaku makanan Sergio sama seperti anjing lainnya. Makanannya dog food, yang berisi nutrisi dan daging. Dalam satu hari, Sergio dijatah 2 kali makan, pagi dan sore. “Sergio memang anjing untuk kerja. Dia tidak dibolehkan kawin dengan anjing betina, biar selalu fokus dana fit dalam melaksanakan tugas. Usia 3 sampai 4 tahun adalah usia yang sangat baik untuk anjing pelacak, seperti Sergio,” ungkap Driya.

Driya mengungkapkan, Sergio itu berasal dari Jerman. Dia banyak membantu tugas polisi dalam mengungkap kasus. “Saat dia berhasil menyelesaikan tugasnya, dia selalu kita istimewakan. Apa kesenangan Sergio akan kita kasih. Kita tepuk dadanya, itu tanda kita menghargai dia. Sergio memang selalu bisa diandalkan,” jelas Driya.

Sekadar mengingatkan, tersangka penculik dan pembunuh Selo Alfalo Nababan (4) berhasil ditangkap, Kamis (21/2) petang. Tersangka Santi Magdalena br Manurung, ternyata tetangga korban di Desa Pagar Jati, Lubukpakam, Deliserdang. Santi diamankan setelah polisi menyelidiki kasus pembunuhan terhadap Selo.

Bocah 4 tahun ini  ditemukan tewas setelah dua hari diculik. Jasadnya pertama kali ditemui Sergio, dengan kondisi membusuk dalam keadaan terikat dalam karung goni tak jauh dari rumah korban, Selasa (19/2) malam lalu.
Putra dari pasangan Sahar Nababan dan Kasma br Manurung ini dikabarkan hilang setelah mandi hujan bersama tiga temannya, Minggu (17/2). Setelah sempat mencari keberadaannya, orangtua bocah ini menerima SMS yang isinya meminta mereka membayar tebusan Rp2 miliar. Pesan yang dikirim menggunakan nomor kartu seluler AS itu juga berisi ancaman Selo tidak akan selamat jika uang tebusan tidak diberikan atau penculikan itu dilaporkan ke polisi.
Setelah mendapatkan SMS, orangtua Shelow pun langsung membuat laporan ke Polda Sumut. Pencarian pun diintensifkan. Hasilnya, Selasa (19/2) malam, bocah itu ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/