27.8 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Kapal Nelayan Karam di Sibolga, 4 Hilang

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kapal nelayan yang tengah mencari ikan di kawasan perairan Pulau Pini Sibolga karam, Jumat (20/6) lalu. Empat penumpang kapal asal Sibolga itu dikabarkan hilang dan 13 dari 17 penumpang sudah ditemukan.

Kapal jenis Mirage GP30 itu diketahui karam dari laporan kapal lain yang melihat serpihan kapal di perairan laut perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Berdasarkan laporan itu, Basarnas Sumut langsung ke lokasi melakukan pencarian. Sehari pasca kejadian itu, 8 ABK berhasil diselamatkan di sekitar Tanjung Siget, tepatnya di sebelah utara Pulau Siberut. Keesokan harinya, 5 ABK (nelayan, red) diselamatkan kapal bagan asal Airbangis. Ke-13 orang yang selamat mengalami luka ringan dan masih tampak trauma.

Mereka yang selamat adalah Mujur Panjaitan (36), sebagai nahkoda, Imam Harahap (23), Harnas Simatupang (31), Mansur Lubis (30), Sahat Hutabarat (29), Atcen Panggabean (32) sebagai mekanik, Tasman (40), Putra Halawa (35), Kasa (30), Mei Hutagalung (31), Razi Simamora (32), Rimkon Simatupang (30) dan Rinto Hutagalung (35). Sedangkan 4 ABK yang dinyatakan hilang yakni Tamba Tua Panjaitan (31), Juan Simatupang (32), Sona Luaruhu (30) dan Andre Sitompul (33).

Kepala SAR Kota Padang, Zainul Thahar mengatakan, pihaknya mengetahui hilangnya kapal itu pertama kali berdasarkan informasi dari SAR Medan. Dari informasi itu, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sebuah kapal bagan nelayan tenggelam dan masuk dalam perairan wilayah operasi SAR Kota Padang.

“Kita dapatkan informasinya sekitar pukul 00.00 WIB. Informasi itu diberikan kepada kami karena diduga hanyutnya kapal telah masuk ke dalam ruang lingkup perairan operasi SAR Kota Padang,” katanya di Kantor SAR Kota Padang, Minggu (22/6).

Lanjutnya, sekitar pukul 02.00 WIB, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sekitar lima penumpang ditemukan. Kemudian, pagi harinya, nelayan yang tengah lewat juga menemukan sebagian penumpang lagi yang ternyata telah terombang-ambing hingga ke Perairan Tiku.

“Kita belum mengetahui pasti berapa jumlah keseluruhan penumpangnya. Informasi terakhir kita dapat ada 13 penumpang yang telah ditemukan pada dua tempat yakni Perairan Tiku dan Perairan Pulau Pini,” katanya.

Jarak antara pulau Pini dengan perairan Tiku sendiri terbilang cukup jauh yakni sekitar 20 mil. “Jarak antara pulau Pini dengan Tiku itu sekitar 20 mil,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya saat ini belum dapat memastikan bagaimana kondisi 13 korban yang telah ditemukan. 13 korban sendiri diketahui telah diungsikan di Suar Tanjung Sigep.

“Kita masih menunggu kabar terkait kondisi 13 korban yang telah ditemukan. Tadi pagi, dua tim SAR Padang yang berjumlah sekitar 20 orang telah menuju kesana untuk memastikan kondisinya,” katanya.

Sementara, 4 orang korban lagi saat ini masih dilakukan pencarian oleh kedua tim yang diberangkatkan oleh SAR Kota Padang.

“Kita belum tahu jumlah pasti keseluruhan penumpangnya, karena tim kita dalam perjalanan kesana,” tuturnya.

Disebut Zainul, dugaan sementara kapal karam lantaran hantaman ombak karena diketahui pada Jumat malam kondisi cuaca dalam keadaan buruk. “Kemungkinan karena cuaca buruk dan kapal itu dihantam ombak,” pungkasnya. (net/bbs/osi)

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kapal nelayan yang tengah mencari ikan di kawasan perairan Pulau Pini Sibolga karam, Jumat (20/6) lalu. Empat penumpang kapal asal Sibolga itu dikabarkan hilang dan 13 dari 17 penumpang sudah ditemukan.

Kapal jenis Mirage GP30 itu diketahui karam dari laporan kapal lain yang melihat serpihan kapal di perairan laut perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Berdasarkan laporan itu, Basarnas Sumut langsung ke lokasi melakukan pencarian. Sehari pasca kejadian itu, 8 ABK berhasil diselamatkan di sekitar Tanjung Siget, tepatnya di sebelah utara Pulau Siberut. Keesokan harinya, 5 ABK (nelayan, red) diselamatkan kapal bagan asal Airbangis. Ke-13 orang yang selamat mengalami luka ringan dan masih tampak trauma.

Mereka yang selamat adalah Mujur Panjaitan (36), sebagai nahkoda, Imam Harahap (23), Harnas Simatupang (31), Mansur Lubis (30), Sahat Hutabarat (29), Atcen Panggabean (32) sebagai mekanik, Tasman (40), Putra Halawa (35), Kasa (30), Mei Hutagalung (31), Razi Simamora (32), Rimkon Simatupang (30) dan Rinto Hutagalung (35). Sedangkan 4 ABK yang dinyatakan hilang yakni Tamba Tua Panjaitan (31), Juan Simatupang (32), Sona Luaruhu (30) dan Andre Sitompul (33).

Kepala SAR Kota Padang, Zainul Thahar mengatakan, pihaknya mengetahui hilangnya kapal itu pertama kali berdasarkan informasi dari SAR Medan. Dari informasi itu, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sebuah kapal bagan nelayan tenggelam dan masuk dalam perairan wilayah operasi SAR Kota Padang.

“Kita dapatkan informasinya sekitar pukul 00.00 WIB. Informasi itu diberikan kepada kami karena diduga hanyutnya kapal telah masuk ke dalam ruang lingkup perairan operasi SAR Kota Padang,” katanya di Kantor SAR Kota Padang, Minggu (22/6).

Lanjutnya, sekitar pukul 02.00 WIB, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sekitar lima penumpang ditemukan. Kemudian, pagi harinya, nelayan yang tengah lewat juga menemukan sebagian penumpang lagi yang ternyata telah terombang-ambing hingga ke Perairan Tiku.

“Kita belum mengetahui pasti berapa jumlah keseluruhan penumpangnya. Informasi terakhir kita dapat ada 13 penumpang yang telah ditemukan pada dua tempat yakni Perairan Tiku dan Perairan Pulau Pini,” katanya.

Jarak antara pulau Pini dengan perairan Tiku sendiri terbilang cukup jauh yakni sekitar 20 mil. “Jarak antara pulau Pini dengan Tiku itu sekitar 20 mil,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya saat ini belum dapat memastikan bagaimana kondisi 13 korban yang telah ditemukan. 13 korban sendiri diketahui telah diungsikan di Suar Tanjung Sigep.

“Kita masih menunggu kabar terkait kondisi 13 korban yang telah ditemukan. Tadi pagi, dua tim SAR Padang yang berjumlah sekitar 20 orang telah menuju kesana untuk memastikan kondisinya,” katanya.

Sementara, 4 orang korban lagi saat ini masih dilakukan pencarian oleh kedua tim yang diberangkatkan oleh SAR Kota Padang.

“Kita belum tahu jumlah pasti keseluruhan penumpangnya, karena tim kita dalam perjalanan kesana,” tuturnya.

Disebut Zainul, dugaan sementara kapal karam lantaran hantaman ombak karena diketahui pada Jumat malam kondisi cuaca dalam keadaan buruk. “Kemungkinan karena cuaca buruk dan kapal itu dihantam ombak,” pungkasnya. (net/bbs/osi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/